Utilization of beet flour (Beta vulgaris) in the making of bakpao filled with bulgogi as a snack source of iron and high in dietary fiber

Authors

  • Gita Ayu Nurwada Chalifaturrachim Prodi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka, Jakarta, Indonesia
  • Mira Sofyaningsih Prodi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka, Jakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.22236/argipa.v7i2.10735

Keywords:

Bakpao, Beet, Fiber, Iron

Abstract

Beets are an abundant food ingredient in Indonesia, containing iron and dietary fiber which can prevent anemia and heart disease, reduce obesity, and reduce the risk of diabetes mellitus. The abundant use of wheat flour necessitates the import of wheat-based flour which does not grow in Indonesia, so beets which are processed into flour can reduce dependence on wheat flour while providing natural coloring. Bakpao is one of the snacks that are easy to consume and are liked by all ages. This research includes the manufacture of beetroot flour and the formulation of bakpao filled with bulgogi with the addition of beetroot flour F0 (0%), F1 (25%), F2 (30%), F3 (35%), and F4 (40%) with a completely randomized design (RAL) one treatment. The analysis carried out in this study included organoleptic analysis using a hedonic test involving 50 consumer panelists and chemical analysis (moisture content, ash content, carbohydrates, protein, fat, iron, and fiber) of selected bulgogi filled buns. Data analysis used the Kruskall Wallis test, if the p-value < 0.05 then continued with the Man Whitney test. The selected bulgogi stuffed bun was formulation 1 with a value of 18.916. The nutritional content of the selected formulation (F1) per 100 g has a water content of 42.33 g, ash content 1.90 g, protein 12.02 g, fat 7.89 g, carbohydrates 35.86 g, total energy 262.53 kcal, energy from fat 71.01 kcal, iron 4.49 mg, and dietary fiber 7.61 g. The bakpao filled with bulgogi produced can be claimed as a source of iron and high in dietary fiber.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Amanina, A., Raharjo, B., & Nugroho, FS. (2015). Hubungan Asupan Karbohidrat dan Serat dengan Kejadian DM Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Purwosari surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 1–12.

Badan Pusat Statistik. (2018). Pangan Lokal Memperkokoh Ketahanan Pangan Nasional. http://bkp.pertanian.go.id/post/pangan-lokal-memperkokoh-ketahanan-pangan-nasional.

Cendani, C., & Murbawani, EA. (2011). Asupan mikronutrien, kadar hemoglobin dan kesegaran jasmani remaja putri. Media Medika Indonesiana, 45(1), 26-33.

Fitriany, J., & Saputri, AI. (2018). Anemia Defisiensi Besi. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Malikussaleh, 4(1202005126), 1–14.

Hanifah, NID., & Dieny, FF. (2016). Hubungan Total Asupan Serat, Serat Larut Air (Soluble), dan Serat Tidak Larut Air (Insoluble) dengan Kejadian Sindrom Metabolik pada Remaja Obesitas. Journal of Nutrition College, 5(3), 148–155.

Hardinsyah., & Supariasa, IDN. (2016). Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Jakarta: EGC.

Herlina, WA., Lestari, L. A., & Wijanarka, A. (2016). Kadar Total Fenol, Serat Pangan dan Uji Organoleptik Brownies dengan Penambahan Puree Bit Merah (Beta vulgaris L.). In Doctoral dissertation. Universitas Gadjah Mada.

Husnah, S. (2010). Pembuatan tepung ubi jalar ungu (Ipomoea batatas varietas Ayamurasaki) dan aplikasinya dalam pembuatan roti tawar.

Ichsan, B., Wibowo, B. H., & Sidiq, M. N. (2015). Penyuluhan pentingnya sayuran bagi anak-anak di TK Aisyiyah Kwadungan, Trowangsan, Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah. Warta, 18(1), 29–35.

Kartika, EY. (2014). Penentuan kadar air dan kadar abu pada biskuit. Jurnal Kimia Analitik 2, 1–10.

Krisyanella, Susilawati, N., & Rivai, H. (2013). Pembuatan dan Karakterisasi Serta Penentuan Kadar Flavonoid dari Ekstrak Kering Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.). Jurnal Farmasi Higea, 5(1), 9–19.

Kurniati, I. (2020). Anemia Defisiensi Zat Besi ( Fe ). Jurnal Kedokteran Universitas Lampung, 4(1), 18–33.

Maulina, N., & Amalasari, G. (2018). Perbandingan Efektivitas Madu dengan Ekstrak Buah Bit (Beta Vulgaris) terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin (Hb) Pada Mencit Putih Jantan (Mus Musculus L) Strain Double Ditsch Webster. Anatomica Medical Journal, 1(3), 167–178.

Muchtadi, Deddy. (2014). Pengantar Ilmu Gizi. Alfabeta: Bandung.

Nurhidayat, S. (2014). Faktor risiko penyakit kardiovaskuler pada remaja di Ponorogo. Jurnal Dunia Keperawatan, 2(2), 40–47.

Santika, IGPNA. (2016). Pengukuran tingkat kadar lemak tubuh melalui jogging selama 30 menit mahasiswa putra semester IV FPOK IKIP PGRI Bali tahun 2016. Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi, 2(1), 89–98.

Sarker, M., & Rahman, M. (2017). Dietary fiber and obesity management - a review. Advances in Obesity, Weight Management & Control, 7(3), 295‒297.

Suryandari, BD., & Widyastuti, N. (2015). Hubungan asupan protein dengan obesitas pada remaja. Journal of Nutrition College, 4(4), 492–498.

Susilawati, N., & Rivai, H. (2013). Pembuatan dan karakterisasi serta penentuan kadar flavonoid dari ekstrak kering herba meniran (Phyllanthus niruri L.). Jurnal Farmasi Higea, 5(1), 9–19.

Tadete, A., Malonda, NSH., & Basuki, A. (2013). Hubungan antara asupan zat besi, protein dan vitamin c dengan kejadian anemia pada anak sekolah dasar di kelurahan Bunaken kecamatan Bunaken Kepulauan Kota Manado. Indonesian Journal of Public Health, 3(1).

Triwibowo, H., Frilasari, H., & Dewi, IR. (2016). Hubungan kepatuhan diet hipertensi dengan tekanan darah pada pasien hipertensi di poli penyakit dalam RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojokerto. Jurnal Keperawatan, 5(1), 1–6.

Winantea, LAZ. (2019). Pengaruh proporsi tepung umbi bit (Beta vulgaris L.) dan penambahan dahan pengembang terhadap pembuatan roti kukus. Skripsi. Malang: Universitas Brawijaya.

Wirawanni, Y., & Fitri, RI. (2014). Hubungan konsumsi karbohidrat, konsumsi total energi, konsumsi serat, beban glikemik dan latihan jasmani dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Diponegoro Journal of Nutrition and Health, 2(3), 1–27.

Yanuarti, AR., & Mudya, DA. (2016). Komoditas Tepung Terigu. Jakarta: Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

Yuniar, E. (2016). Kajian perbandingan tepung kacang koro pedang (Canavalia ensiformis) dengan tepung tapioka dan konsentrasi kuning telur terhadap karakteristik cookies koro. Skripsi. Bandung: Universitas Pasundan.

Published

2022-12-30

How to Cite

Chalifaturrachim, G. A. N., & Sofyaningsih, M. (2022). Utilization of beet flour (Beta vulgaris) in the making of bakpao filled with bulgogi as a snack source of iron and high in dietary fiber. ARGIPA (Arsip Gizi Dan Pangan), 7(2), 162–172. https://doi.org/10.22236/argipa.v7i2.10735

Issue

Section

Articles

Most read articles by the same author(s)