Main Article Content

Abstract

Background: Manggar Raya Village is one of the villages located in Tanjung Lago District, Banyuasin Regency, South Sumatra Province. Manggar Raya village is one of the largest coconut producers. Still, the community only uses fruit flesh and coconut water to sell, while the coconut fiber is left as waste by the village community. Collaborative Service Activities with independent real-life college students aim to assist in the manual processing of coconut coir waste into cocofiber and cocopeat. Methods: Participants in the activity consisted of 21 residents of Manggar Raya Village. The participatory method used in community service assistance which includes the provision of material, practice, discussion and evaluation. Result: Positive response from activity participants. Participants were satisfied with the activities and learned about the waste management provided. Conclusion: Assistance in processing coconut fiber to the community can increase knowledge by 85% about how to process coconut fiber into cocofiber and cocopeat. In addition, participants gained the skills to make decorative pots from coconut fibers to increase the selling value of cocofiber. In the future, it is hoped that the people of Manggar Raya village can become the center of the coconut fiber processing industry in South Sumatra.

Keywords

Cocofiber Coconut Cocopeat Independent Community Service Program Cocofiber Cocopeat Kelapa Kuliah Kerja Nyata Mandiri

Article Details

How to Cite
Hidayat, S. ., Astriani, M., Saputri, W., & Nuraini, N. (2021). Pendampingan Pengolahan Limbah Serabut Kelapa menjadi Cocofiber dan Cocopeat di Desa Manggar Raya . Jurnal SOLMA, 10(3), 548–556. https://doi.org/10.22236/solma.v10i3.7399

References

  1. Allwar, A., Prakoso, N. I., & Laksono, S. (2018). KKN-PPM Pengolahan Limbah Kelapa di Watuduwur, Bruno, Kabupaten Purworejo. Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship, 30(3), 217–222.
  2. Astuti, E. (2019). Pelatihan Myob Accounting Version 19 Pada Himpunan Mahasiswa Pendidikan Akuntansi. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 16(1), 10–16. https://doi.org/https://doi.org/10.21009/sarwahita.161.02
  3. Dalimunthe, M. B., Dewi, R., Triono, M. A. ., Purnama, D., & Hendri, Panggabean, F. Y. (2019). Penerapan Ipteks untuk Pengembangan Potensi Limbah Tempurung sebagai Upaya Peningkatan Pendapatan Masyarakat. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 4(2), 163–170.
  4. Darmayanti, N. W. S., Sadia, W., Studi, P., Sains, P., Sarjana, P. P., & Ganesha, U. P. (2013). Pengaruh Model Collaborative Teamwork Learning terhadap Keterampilan Proses Sains dan Pemahaman Konsep Ditinjau dari Gaya Kognitif. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 3(2).
  5. Efrita, E., Yawahar, J., & Feriady, A. (2020). Pembuatan Coco peat Sebagai Upaya Peningkatan Nilai Tambah Sabut Kelapa. Jurnal Pengabdian Masyarakat Bumi Rafflesia, 3(3), 406–416.
  6. Garneti, A. E. (2017). Analisis strategi pemasaran dalam upaya peningkatan volume penjualan tanaman hias boneka lumut dengan media tanam kokedama pada UMKM Planter Craft Bandung. Universitas Brawijaya.
  7. Hamidah, S. (2015). Sayuran dan Buah Serta Manfaatnya Bagi Kesehatan Disampaikan dalam Pengajian Jamaah Langar Mafaza Kotagede Yogyakarta. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, 1–10.
  8. Hanum, M. S. (2015). Eksplorasi limbah sabut kelapa (Studi Kasus : Desa Handapherang Kecamatan Cijeunjing Kabupaten Ciamis). E-Proceeding of Art and Design, 2(2), 932.
  9. Haryanto, D., & Prasetyo, H. (2019). Penguatan Ekonomi Mikro Berbasis Variasi Produk Olahan Sabut Kelapa. Warta Pengabdian, 13(1), 13–21.
  10. Indahyani, T. (2011). Pemanfaatan limbah sabut kelapa pada perencanaan interior dan furniture yang berdampak pada pemberdayaan masyarakat miskin. Humaniora, 2(1), 15–23.
  11. Juariyah, B. (2010). (2010). pentingnya profesi wirausaha di Indonesia. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, 58–81.
  12. Novianti, D., & Pertiwi, W. E. (2018). Implementasi Sanitasi Lingkungan di Sekolah Dasar: Laporan Inspeksi 2018 dari Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 11(3), 175–188.
  13. Persada, A. G., & Anggita Ramadhani, C. (2015). Meningkatkan Kesadaran Dalam Berwirausaha Melalui Potensi Hasil Panen (Mie Tomat). Jurnal Inovasi Dan Kewirausahaan, 4(2), 2089–3086.
  14. Saputra, N. E., Hernanda, H. B., Nurhuda, N., Ridwan, F. N., & Ardhi, M. W. (2019). Pelatihan Bioentrepreneurship melalui Pembuatan Kokedama di Panti Asuhan Anak Luar Biasa Asih Madiun. CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 101–104. https://doi.org/10.31960/caradde.v2i1.191.%0A
  15. Sepriyanto., & Subama, E. (2018). Pengaruh Perlakuan Sabut Kelapa terhadap Hasil Coco fiber dan Coco Peat. Jurnal Inovator, 1(2), 22–25.
  16. Sukarman, S., Kainde, R., Rombang, J., & Thomas, A. (2012). Pertumbuhan bibit sengon (Paraserianthes falcataria) pada berbagai media tumbuh. Eugenia, 18(3).
  17. Sulistyono, S. (2012). Pemanasan global (Global Warming) dan hubungannya dengan penggunaan bahan bakar fosil. Swara Patra, 2(2).
  18. Supraptiningsih, L. K., Hattarina, S. (2018). PKM Kelompok Industri Pengolahan Limbah Sabut Kelapa (Coco peat) di Kabupaten dan Kota Probolinggo Provinsi Jawa Timur. Jurnal Ilmiah Pengabdian Pada Masyarakat, 2(2), 22–38.
  19. Trahutami, S. ., & Wiyatasari, R. (2019). Pengenalan dan Pelatihan Penanaman Dengan Teknik Kokedama Untuk Ibu-Ibu PKK. Harmoni, 3(2), 36–39.
  20. Trianto, M., Marisa, F., & S. (2020). Keanekaragaman jenis rayap pada perkebunan kelapa sawit dan perkebunan karet di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Jurnal Biologi Makassar, 5(2), 199–209.
  21. Widoyono. (2011). Penyakit Tropis Epidemologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasannya. Erlangga.

Most read articles by the same author(s)