Main Article Content

Abstract

Background: Masa remaja merupakan fase perkembangan yang kompleks, ditandai oleh kebutuhan untuk mengekspresikan identitas diri, mengelola emosi, dan menghadapi tekanan sosial. Monolog sebagai seni pertunjukan berbasis sastra lisan dapat menjadi media untuk menyalurkan ekspresi diri sekaligus berfungsi sebagai art therapy. Kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan literasi sastra, kreativitas, dan keterampilan komunikasi remaja melalui praktik menulis dan membawakan monolog. Metode: Program dilaksanakan oleh Program Studi Sastra Indonesia Universitas Pamulang di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat dengan melibatkan siswa kelas XI sebagai peserta. Kegiatan dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu pengenalan konsep monolog, penulisan naskah berbasis pengalaman pribadi, pementasan monolog, serta pemberian apresiasi dan motivasi. Hasil: Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan partisipasi aktif hingga 89%, kemampuan mengekspresikan emosi, kepercayaan diri, dan literasi emosional siswa. Selama kegiatan, siswa menunjukkan antusiasme tinggi dalam mengikuti setiap tahap. PKM ini menciptakan lingkungan suportif yang mendorong ekspresi diri, pengelolaan emosi, dan penguatan keterampilan sosial, sekaligus mendukung pengembangan karakter, kreativitas, dan apresiasi sastra di kalangan remaja. Kesimpulan: Kegiatan PKM ini berhasil menyediakan wadah ekspresi diri yang konstruktif bagi remaja melalui seni monolog.  Program ini memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai bagian dari pengembangan diri siswa di lingkungan sekolah.

Keywords

Art therapy Ekspresi diri Monolog Remaja Art therapy Ekspresi diri Monolog Remaja

Article Details

How to Cite
Sugiyo, S., Koebanu, S., & Mubarok, Y. (2025). Meningkatkan Ekspresi Diri dengan Monolog di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat . Jurnal SOLMA, 14(3), 5219–5333. https://doi.org/10.22236/solma.v14i3.20775

References

  1. Arnett, J. J. (1999). Adolescent storm and stress, reconsidered. American Psychologist, 54(5), 317–326. https://doi.org/10.1037/0003-066X.54.5.317
  2. Bong, B. (2021, Oktober 3). Calming the storms and stress of adolescence. The Methodist Church in Singapore. https://www.methodist.org.sg/methodist-message/calming-the-storms-and-stress-of-adolescence/
  3. Câmpean, A., Bocoș, M., Roman, A., Rad, D., Crișan, C., Maier, M., Tăușan-Crișan, L., Triff, Z., Triff, D.-G., Mara, D., Mara, E.-L., Răduț-Taciu, R., Todor, I., Baciu, C., Neacșu, M.-G., Dumitru, I., Colareza, C. C., & Roman, C. E. (2024). Examining teachers’ perception on the impact of positive feedback on school students. Education Sciences, 14(3), 257. https://doi.org/10.3390/educsci14030257
  4. Crocetti, E., Klimstra, T. A., Hale, W. W., Koot, H. M., & Meeus, W. (2013). Impact of early adolescent externalizing problem behaviors on identity development in middle to late adolescence: A prospective 7-year longitudinal study. Journal of Youth and Adolescence, 42(11), 1745–1758. https://doi.org/10.1007/s10964-013-9924-6
  5. Estévez, E., Jiménez, T., & Moreno, D. (2018). Aggressive behavior in adolescence as a predictor of personal, family, and school adjustment problems. Psicothema, 1(30), 66–73. https://doi.org/10.7334/psicothema2016.294
  6. Eva, E., Affifah, G. H., Hanun, I. N., & Solihin, S. (2021). Efektivitas art therapy dalam membantu mencerdaskan emosional pada anak kelas 1–6 madrasah desa Jagabaya. Proceedings UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 1(22), 74–91. https://proceedings.uinsgd.ac.id/index.php/proceedings/article/view/206
  7. Fossati, A., Gratz, K. L., Maffei, C., & Borroni, S. (2013). Emotion dysregulation and impulsivity additively predict borderline personality disorder features in Italian nonclinical adolescents. Personality and Mental Health, 7(4), 320–333. https://doi.org/10.1002/pmh.1229
  8. Lewar, E. S. B., Latifah, A., & Atoillah, T. F. (2023). Effective communication in social life. Journal of Community Engagement in Health, 6(1), 79–82. https://doi.org/10.30994/jceh.v6i1.386
  9. Nurbaiti, A. T. (2019). Pengaruh teknik art therapy terhadap pengelolaan emosi marah pada siswa kelas XI SMA Negeri 3 Bantul. Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling, 5(1), 91–102. https://journal.student.uny.ac.id/fipbk/article/view/15901
  10. Rahayu, S., Darwis, M. F., Bilah, A. S., & Khikmawanto, K. (2023). Interpersonal communication builds effective relationships in social context. Jurnal ISO: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Humaniora, 3(2). https://doi.org/10.53697/iso.v3i2.1400
  11. Rini, D. P., & Astuti, B. (2023). The role of peer support and self-esteem. Proceedings of the International Seminar on Delivering Transpersonal Guidance and Counselling Services in School (ISDTGCSS 2022), 743, 98. https://doi.org/10.2991/978-2-38476-034-3_14
  12. Saleh, A. R. (2025). Peran lingkungan belajar dalam mendorong partisipasi aktif siswa sekolah dasar. Jurnal Kajian Pendidikan Dan Cakrawala Pembelajaran, 1(2), 83–92. https://doi.org/https://doi.org/10.64690/jakap.v1i2.56
  13. Sarkisian, K., Van Hulle, C., Lemery-Chalfant, K., & Goldsmith, H. H. (2017). Childhood inhibitory control and adolescent impulsivity and novelty seeking as differential predictors of relational and overt aggression. Journal of Research in Personality, 67, 144–150. https://doi.org/10.1016/j.jrp.2016.07.011
  14. Setyowati, L., Noviekayati, I., & Santi, D. E. (2025). Efektivitas art therapy untuk meningkatkan regulasi emosi remaja yang agresif ditinjau dari kepribadian Big Five Personality pada SMP “X” di Surabaya. J-CEKI: Jurnal Cendekia Ilmiah, 4(4), 330–344. https://doi.org/https://doi.org/10.56799/jceki.v4i4.8576
  15. Sibua, S., & Madi, N. La. (2024). Pelatihan menulis naskah monolog dengan model kooperatif bagi kelompok MGMP Bahasa Indonesia SMA Kota Ternate. BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(1), 70–79. https://doi.org/10.31949/jb.v5i1.7007
  16. Turpyn, C. C., Chaplin, T. M., Cook, E. C., & Martelli, A. M. (2015). A person-centered approach to adolescent emotion regulation: Associations with psychopathology and parenting. Journal of Experimental Child Psychology, 136, 1–16. https://doi.org/10.1016/j.jecp.2015.02.009
  17. Wijaya, Y., Patmonodewo, S., & Tiatri, S. (2024). Penerapan art therapy untuk meningkatkan harga diri pada remaja dengan learning disabilities. J-CEKI: Jurnal Cendekia Ilmiah, 4(1), 1683–1692. https://doi.org/https://doi.org/10.56799/jceki.v4i1.6720
  18. Wylie, M. S., De France, K., & Hollenstein, T. (2023). Adolescents suppress emotional expression more with peers compared to parents and less when they feel close to others. International Journal of Behavioral Development, 47(1), 1–8. https://doi.org/10.1177/01650254221132777
  19. Yumar, E., Yuliarta, R. L., Deo, H. Y., & Linderi, C. (2023). Etika dalam berkomunikasi dan kesehatan mental pemuda. Jurnal Komunikasi, 1(2), 60–70. https://jkm.my.id/index.php/komunikasi/article/view/9
  20. Zuroida, A., & Grahani, F. O. (2022). Art therapy dalam upaya menurunkan kecenderungan agresi pada remaja awal. EDUKATIF: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(1), 1212–1218. https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i1.2118