Main Article Content

Abstract

Background: Bawang merah merupakan salah satu jenis sayuran yang manfaatnya banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Bawang merah mempunyai kandungan sulfur compound seperti Allyl Propyl Disulphida (APDS) dan flavonoid seperti quercetin yang dipercaya bisa mengurangi resiko kanker, penyakit jantung dan kencing manis. Kulit bagian luar bawang yang mengering dan kerap berwarna kecoklatan kaya serat dan flavonoid serta antibakteria terhadap Stapylococcus aureus dan E.coli. Bawang merah memiliki senyawa aktif sehingga dapat dimanfaatkan sebagai teh herbal dan salah satu metode penanganan terhadap limbah organik dikarenakan limbahnya menimbulkan pencemaran lingkungan berupa aroma yang tidak sedap. Tujuan dari pengabdian untuk mengetahui pengolahan limbah kulit bawang merah menjadi teh herbal serta identifikasi tingkat kesukaan masyarakat terhadap teh herbal dari limbah kulit bawang merah sebagai minuman jamu tradisional. Metode: Diujicobakan kepada 20 orang responden yang berasal dari sekelompok ibu-ibu PKK Desa Cibunut Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka, dengan menggunakan pemilihan sederhana terhadap limbah kulit bawang yang masih dapat digunakan sebagai raw material untuk pembuatan teh herbal. Hasil: Hasil metode survei kelayakan menunjukkan hasil yang baik bahwa teh herbal ini disukai dan untuk diterima dilingkungan masyarakat. Keberlanjutan program ini yaitu produk ini akan tetap melanjutkan produksi di setiap tahunnya yang dipegang oleh kelompok ibu-ibu PKK Desa Cibunut. Kesimpulan: Limbah kulit bawang merah dapat dimanfaatkan sebagai minuman jamu tradisional.

Keywords

Daur Ulang Jamu Tradisional Limbah Kulit Bawang Merah Teh Herbal Herbal Tea Medicine Recycling Shallot Skin Waste Traditional Herbal

Article Details

How to Cite
Gusman, T. A., Sintha Prima Widowati Gunawan, Zakiyyah, Arif Nurudin, Dewiantika Azizah, & Susanti. (2023). Pelatihan Pembuatan Minuman Teh Herbal dari Limbah Kulit Bawang Merah sebagai Minuman Jamu Tradisional. Jurnal SOLMA, 12(1), 145–153. https://doi.org/10.22236/solma.v12i1.11311

References

  1. Afriansyah, F. (2016). Uji Organoleptik Teh Herbal Dari Kulit Buah Salak Pondoh Hitam (Salacca Edulis Reinw) Sebagai Alternatif Minuman Penderita Diabetes. STIKes Insan Cendekia Medika Jombang.
  2. Amalia, R., Suhariyanti, E., & Aliva, M. (2021). Peningkatan Kesehatan Masyarakat Melalui Sosialisasi Penggunaan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Di Lingkungan Bandung. AS-SYIFA: Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat, 2(2), 31–36. https://doi.org/10.24853/assyifa.2.1.31-36
  3. Azizah, D., Yulina, I. K., Gusman, T. A., Cahyani, M. D., Nurdiyanti, D., & Kisworo, B. (2022). Assistance in Making Natural Hand Sanitizer from Lemongrass Stems and Leaves in Kepuh Village, Palimanan District, Cirebon Regency. ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 5(2), 2738–2743.
  4. Badriyah, N., Agustina, N., & Elvierayani, R. R. (2020). Pelatihan Pembuatan Minuman Herbal Bawang Merah Dayak sebagai Produk Unggulan Lokal di Desa Mojoasem Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan. Community Engagement and Emergence Journal (CEEJ), 2(1), 64–68. https://doi.org/10.37385/ceej.v2i1.133
  5. Gusman, T. A., Sari, G. N., Nurudin, A., Yulina, I. K., & Munawarah, A. (2022). Upaya Pencegahan Covid-19 dengan Pembuatan Hand Sanitaizer Alami Ekstrak Daun Sirih. Widya Laksana, 11(2). https://doi.org/10.23887/jwl.v11i2.45672
  6. Hermawan, H., Sari, B. L., & Nashrianto, H. (2018). Kadar polifenol dan aktivitas antioksidan ekstrak etil asetat dan metanol buah ketapang (Terminalia catappa L.) 1(1). Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Farmasi, 1(1).
  7. Ikalinus, R., Widyastuti, S. K., & Setiasih, N. L. E. (2015). Skrining fitokimia ekstrak etanol kulit batang kelor (Moringa oleifera). Indonesia Medicus Veterinus, 4(1), 71–79.
  8. Liana, Y. (2017). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keluarga dalam penggunaan obat tradisional sebagai swamedikasi di Desa Tuguharum Kecamatan Madang Raya. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 4(3), 121–128.
  9. Marliana, S. D., & Suryanti, V. (2005). Skrining fitokimia dan analisis kromatografi lapis tipis komponen kimia buah labu siam (Sechium edule Jacq. Swartz.) dalam ekstrak etanol. Biofarmasi, 3(1), 26–31.
  10. Misna, M., & Diana, K. (2016). Aktivitas antibakteri ekstrak kulit bawang merah (Allium cepa l.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Galenika Journal of Pharmacy, 2(2), 138–144. https://doi.org/10.22487/j24428744.2016.v2.i2.5990
  11. Novanty, E. E. (2022, September 14). Mampu Turunkan Risiko Kanker hingga Atasi Penua. Unair News. https://news.unair.ac.id/2021/07/28/polifenol-mampu-turunkan-risiko-kanker-hingga-atasi-penuaan/?lang=id
  12. Rahayu, S., Kurniasih, N., & Amalia, V. (2015). Ekstraksi dan identifikasi senyawa flavonoid dari limbah kulit bawang merah sebagai antioksidan alami. Al-Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia Dan Terapan, 2(1), 1–8. https://doi.org/10.15575/ak.v2i1.345
  13. Sulistyarini, I., Sari, D. A., & Wicaksono, T. A. (2020). Skrining Fitokimia Senyawa Metabolit Sekunder Batang Buah Naga (Hylocereus polyrhizus). Cendekia Eksakta, 5(1). https://doi.org/10.3194/ce.v5i1.3322