Main Article Content

Abstract

Background: Proses pengeringan batik ciprat masih mengandalkan sinar matahari yang tidak menentu dan belum didukung alat pemanas, sehingga produksi belum siap memenuhi pesanan dalam jumlah besar dengan tenggat waktu tertentu. Program ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan rendahnya kuantitas penawaran batik ciprat Karangpatihan dengan cara meningkatkan keterampilan mitra dalam menggunakan alat pengeringan batik berbasis tenaga listrik. Metode: Program ini dilaksanakan selama bulan Maret hingga Desember 2025. Mitra dari program ini adalah Rumah Harapan Mulya, yang melibatkan 50 peserta terdiri dari kaum muda dengan latar belakang sosial ekonomi lemah, perempuan, dan penyandang disabilitas fisik. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan secara sistematis melalui tahapan: (1) observasi dan wawancara awal; (2) sosialisasi program dan pengenalan alat pengering batik ciprat berbasis tenaga listrik; (3) pelatihan teknis dan praktik penggunaan alat; serta (4) monitoring dan evaluasi. Hasil: Hasil program menunjukkan adanya peningkatan keterampilan mitra dalam menggunakan alat pengering batik ciprat berbasis tenaga listrik. Berdasarkan hasil pengukuran sebelum dan sesudah pelatihan, peningkatan keterampilan sebesar 72% dari kondisi awal, ditandai dengan kemampuan mengoperasikan alat secara mandiri. Selain itu, kapasitas produksi batik ciprat juga meningkat dari rata-rata 30 kain per minggu menjadi 50 kain per minggu, atau mengalami peningkatan sebesar 66,7%.

Keywords

Batik Ciprat Karangpatihan Ponorogo Warga disabilitas Alat Pengering

Article Details

How to Cite
Gravitiani, E., Purnomo, R. A., Sulistyati, A. N., Hendrasuryawan, B., Sartika, R. C., Prananto, A., & Rudianto, M. (2025). Peningkatan Keterampilan Warga Disabilitas: Peningkatan Kuantitas Batik Ciprat dengan Alat Pengering. Jurnal SOLMA, 14(2), 2287–2295. Retrieved from https://journal.uhamka.ac.id/index.php/solma/article/view/18700

References

  1. Alfiana, Mulatsih, L. S., Kakaly, S., Rais, R., Husnita, L., & Asfahani. (2023). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mewujudkan Desa Edukasi Digital Di Era Teknologi. Communnity Development Journal, 4(4), 7113–7120. https://doi.org/https://doi.org/10.31004/cdj.v4i4.18698
  2. Budijono, A. P., & Kurniawan, W. D. (2019). Efisiensi Proses Produksi Batik Melalui Penerapan Mesin Pengering Batik Dan Kompor Pemanas Lilin Batik Semi Otomatis. Otopro, 13(1), 30–34. https://doi.org/https://doi.org/10.26740/otopro.v13n1.p30-34
  3. Damanik, R. J., Fitri, H., & Hardiyansyah, M. R. (2025). Pengaruh Budaya dan Sosial dalam Pengembangan Desain Batik Langgam Medan. Polyscopia, 2(1), 22–28. https://doi.org/https://doi.org/10.57251/polyscopia.v2i1.1551
  4. Darmaputri, G. L. (2015). Representasi Identitas Kultural Dalam Simbol-Simbol Pada Batik Tradisional Dan Kontemporer. Commonline Departemen Komunikasi, 4(2), 45–55. https://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-comme47cb0d25bfull.pdf
  5. Hendriana, H., Ansori, Estherlita, T., Binyati, S., Westhisi, S. M., & Nursanti, E. A. (2024). Memperkuat keterampilan market planning: Pelatihan soft skill di lembaga kesetaraan. Abdimas Siliwangi, 7(1), 160–172. https://doi.org/https://doi.org/10.22460/as.v7i1.21906
  6. Junaedi, S. R. P., & Rojali. (2024). Penguatan Ekonomi Kreatif Lokal Melalui Pelatihan Kewirausahaan Digital di Komunitas Masyarakat. ADI Pengabdian Kepada Masyarakat Jurnal (ADIMAS Jurnal), 5(1), 33–41. https://doi.org/https://doi.org/10.34306/adimas.v5i1.1132
  7. Malik, A., & Widhanarto, G. P. (2019). Community Empowerment as an Effort to Preserve Batik with an Ecological Approach in Indonesia. Proceedings of the 5th International Conference on Education and Technology (ICET 2019), 382, 302–305. https://doi.org/https://doi.org/10.2991/icet-19.2019.76
  8. Mokalu, B. J. (2016). Perempuan Berwirausaha Mengentas Ekonomi Keluarga. Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum, 3(2), 72–88. https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/lppmekososbudkum/article/view/17194
  9. Purnomo, R. A., Hartono, S., & Ekayanti, A. (2023). Peningkatan Ketrampilan Warga Disabilitas: Inovasi Batik Ciprat dengan Media Fesyen Berkelanjutan. Jurnal SOLMA, 12(3), 1071–1080. https://doi.org/https://doi.org/10.22236/solma.v12i3.12677
  10. Putri, H. A. A., Khaerudin, A., Supratiwi, M., Rikah, & Rudianto, M. (2024). Pelatihan Batik Ciprat bagi Komunitas Disabilitas sebagai Strategi Meningkatkan Kemandirian Ekonomi di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. BUDIMAS : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT, 6(3), 1–7. https://doi.org/https://doi.org/https://doi.org/10.24114/gr.v12i2.49254
  11. Rahmiyati, N., Andayani, S., & Panjaitan, H. (2015). Model Pemberdayaan Masyarakat Melalui Penerapan Teknologi Tepat Guna di Kota Mojokerto. JMM17 : Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Manajemen, 2(2), 48–62. https://doi.org/https://doi.org/10.30996/jmm17.v2i02.506
  12. Silvianingsih, S., & Wijaya, A. (2024). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Industri Batik Trusmi di Desa Trusmi Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 7(10), 11354–11364. https://doi.org/https://doi.org/10.54371/jiip.v7i10.5946
  13. Wahyulina, D., & Chrisdanty, F. (2024). Kain Batik Ciprat Kreasi Wisnuwardhana (Teknik Ciprat dan Oles). Jurnal ABM Mengabdi, 11(1), 56–68. https://doi.org/https://doi.org/10.31966/jam.v11i1.1408
  14. Wardana, C., Kuncoroadi, R. T., Pramudya, A. G., Rahayu, S., Putra, A. A., & Harjono. (2022). Penerapan Alat Pengering Batik dengan Memanfaatkan Kalor Tungku Pelorotan guna Meningkatkan Efesiensi Produksi sebagai Antisipasi Cuaca yang Tidak Menentu. 1–15. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.13140/RG.2.2.15530.02244
  15. Widiastuti, F., Erida, Setiawati, R., Yuniarti, Y., & Hendriyaldi. (2024). Batik Sebagai Identitas Lokal : Mengangkat Kembali Motif-Motif Khas Daerah Untuk Peningkatan Nilai Jual Melalui Peningkatan Mutu dan Inovasi Motif Batik Khas Pangkal Babu. Jurnal Pengabdian Masyarakat: Pemberdayaan, Inovasi Dan Perubahan, 4(6), 141–147. https://doi.org/https://doi.org/10.59818/jpm.v4i6.913