Main Article Content

Abstract

Background: Budidaya bawang merah pada musim hujan menghadapi kendala serangan penyakit moler, dan penyakit becak ungu yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa biopestisda campuran Trichoderma harzianum, Bacillus sp. B8 dan Pseudomonas flourescens P8 efektif mengendalikan patogen. Demikian juga teknik budidaya dengan penanaman varietas toleran dan manipulasi lingkungan mampu mengurangi dampak negatif dari kelebihan kelembaban tanah.  Namun demikian, demplot penerapan teknik budidaya bawang merah di musim hujan tersebut belum diadopsi anggota kelompok. Hasil demplot diharapkan lebih meyakinkan petani untuk menerapkan teknologi tersebut secara mandiri dan mensubstitusi penggunan pestisida kimia sintetik sepenuhnya. Tujuan dari kegiatan yaitu meningkatkan   ketrampilan petani tentang teknik budidaya tanaman bawang merah di musim hujan, meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman, serta meningkatkan pendapatan petani. Metode: Alih teknologi melalui demplot. Hasil: Keterampilan petani tentang budidaya bawang merah di musim hujan meningkat, paket teknologi dengan penanaman varietas toleran bauji, penggunaan biopestisida, dan penambahan kedalaman saluran drainasi serta memperlebar jarak tanam mampu mengendalikan penyakit tanaman dan mempertahankan potensi produksi bawang merah. Kesimpulan: Paket teknologi terbukti mampu mensubtitusi penggunaan pestisida kimia sintetik pada budidaya bawang merah di musim hujan.

Keywords

Biopesticides Cultivation techniques Diseases Rainy season Shallot Bawang merah Biopestisida Musim hujan Teknik budidaya Penyakit

Article Details

How to Cite
Manan, A., Soesanto, L., & Mugiastuti, E. (2022). Demplot Teknik Budidaya Bawang Merah Pada Musim Hujan Untuk Mengendalikan Penyakit Dan Menyelamatkan Hasil . Jurnal SOLMA, 11(3), 719–724. https://doi.org/10.22236/solma.v11i3.10089

References

  1. Aprilia, A.D. dan L.Q. Aini. (2022). Pengujian Konsorsium Bakteri Antagonis untuk Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Bawang Merah di Kecamatan Dampit Kabupaten Malang, Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan, 10(1):29-38. https://doi.org/10.21776/ub.jurnalhpt.2022.010.1.4
  2. BPS, 2022. Produksi Tanaman Sayuran, diakses pada: https://www.bps.go.id/indicator/55/61/1/produksi-tanaman-sayuran.html
  3. Deden & Umiyati, U. (2017). Pengaruh Inokulasi Trichoderma sp dan Varietas Bawang Merah terhadap Penyakit Moler dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L), Jurnal Kultivasi, 16(2):340-348. https://doi.org/10.24198/kultivasi.v16i2.12213
  4. Firmansyah, M.A., (2018). Pertumbuhan, Produksi, dan Kualitas Bawang Merah di Tanah Pasir Kuarsa Pedalaman Luar Musim, Jurnal Agroekoteknologi, 6(2):271-278.
  5. Ghozali. (2017). Pengaruh Iklim dan Fluktuasi Harga Bawang Merah dan Bawang Putih terhadap Pendapatan Petani (Studi Kasus pada Petani Sayur di Pacet Mojokerto), Journal of Entrepreneurship, Business Development and Economic Educations Research, 1(1):35-44. http://dx.doi.org/10.32616/jbr.v1i1.53
  6. Hakim, A.R., Rajiman, dan R. Nalinda. (2017). Analisis Usahatani Bawang Merah Off season dan On Season pada Lahan Pasir Pantai, Jurnal Sosial Ekonomi dan Agribisnis, 14(1):53 – 60.
  7. Khamidi, T., H.A. Djatmiko, dan T.A.D. Haryanto. (2022). Potensi Agens Hayati dalam Pengendalian Penyakit Busuk Pangkal dan Peningkatan Pertumbuhan Tanaman Bawang Merah, Jurnal Fitopatologi Indonesia, 18(1):9-18. https://doi.org/10.14692/jfi.18.1.9-18
  8. Kustiari, R. (2017). Perilaku harga dan integrasi pasar bawang merah di Indonesia, Jurnal Agro Ekonomi, 35(1):77-87. http://dx.doi.org/10.21082/jae.v35n2.2017.77-87
  9. Manan, A., Nurtiati, E. Mugiastuti. (2018a). Pengelolaan Tanaman Bawang Merah Ramah Lingkungan dengan Pemanfaatan Biopestisida Trichoderma, Jurnal Solma, 7(2):182-192. https://doi.org/10.29405/solma.v7i2.2160
  10. Manan, A., E. Mugiastuti, dan Loekas Soesanto. (2018b). Kemampuan Campuran Bacillus sp., Pseudomonas fluorescens, dan Trichoderma sp. untuk Mengendalikan Penyakit Layu Bakteri pada Tanaman Tomat, Jurnal Fitopatologi Indonesia, 14(2):63-68. https://doi.org/10.14692/jfi.14.2.63
  11. Manan, A , E. Mugiastuti, dan Herminanto (2018c). Upaya Peningkatan Kemampuan Mikroba Antagonis untuk Mengendalikan Sinergi Meloidogyne , Fusarium oxysporun, dan Ralstonia solanacearumi dan Menyelamatkan Hasil Tanaman Tomat, Laporan akhir Penelitian Strategis Nasional Institusi tahun 2.
  12. Mugiastuti, E. dan R.F. Rahayuniati. (2012). Pemanfaatan Bacillus sp. dan Pseudomonas flourescens untuk mengendalikan penyakit layu tomat akibar sinergi Ralstonia solanacearum dan Meloidogyne sp., Proseding Semnas Pengembangan Sumberdaya Pedesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan II, Purwokerto 27-28 November 2012 (pp.72-77).
  13. Sudewi, S., Ratnawati, L.I. Bangkele, Idris, K. Jaya, dan A.R. Saleh (2022). Aktivitas Bakteri Endofit Asal Padi Local Kamba dalam Menghambat Pertumbuhan Koloni Alternaria porii Secara Invivo, Jurnal Ilmu Pertanian, 7(1):12-17.
  14. Sudrajat, H. & A. Damayanti (2019), Kemampuan Bacillus subtilis dan Lysinibacillus sp. dalam Silika Nano dan Serat Karbon untuk Menginduksi Ketahanan Bawang Merah terhadap Penyakit Bercak Ungu (Alternaria porri (Ell.) Cif), Jurnal Agrikultura, 30 (1): 8-16. https://doi.org/10.24198/agrikultura.v30i1.22698
  15. Wisudawati, D., M. Anshar & I. Lapanjang, (2016). Pengaruh Jenis Mulsa terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah yang Diberi Sungkup, Jurnal Agrotekbis, 4 (2) :126-133.