Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara menyeluruh bagaimana aktivitas Jugun Ianfu di Jawa Barat, bentuk-bentuk kekerasan terhadap Jugun Ianfu, perlindungan hukum dan pertanggungjawaban Jepang, serta dampak sosial-psikologis korban Jugun Ianfu di Jawa Barat. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat langkah, yakni heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses perekrutan Jugun Ianfu dilakukan di daerah-daerah di Jawa Barat seperti Cimahi, Sukabumi, Bogor, dan Sumedang melalui penculikan dan dijanjikan akan dipekerjakan. Berdasarkan pemaparan para korban Jugun Ianfu, mereka seringkali menerima kekerasan-kekerasan seksual yang baik itu dilakukan oleh Tentara Jepang maupun para Perwiranya. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Tentara Jepang sudah melakukan perkosaan, perdagangan orang untuk tujuan seksual, eksplotasi sosial, penyiksaan seksual dan juga perbudakan seksual terhadap perempuan-perempuan remaja di Jawa Barat dan memberikan dampak traumatis bagi mereka yang mengalaminya baik itu secara fisik, dampak terhadap masyarakat dan juga psikologis korban Jugun Ianfu tersebut.

Keywords

Jugun Ianfu Kekerasan Pendudukan Jepang

Article Details

References

  1. Abdullah, I. (2013). Penelitian Berwawasan Gender dalam Ilmu Sosial. Jurnal Humaniora Vol. XV No. 3.
  2. Abdurahman, D. (2011). Metodologi Penelitian Sejarah Islam. Yogyakarta: Ombak.
  3. Anwar, E. (2007). Ideologi Keluarga Tradisional "IE” dan Kazoku Kokka pada Masyarakat Jepang Sebelum dan Sesudah Perang Dunia II. Jurnal Wacana Vol. 9 No. 2, Oktober 2007.
  4. Bungin, B. (2008). Konstruksi Sosial Media Massa:Kekuatan Pengaruh Media Massa, Iklan Televisi dan Keputusan Konsumen serta Kritik Terhadap Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Jakarta: Kencana, 2008.
  5. Depdikbud. (1977). Sejarah Daerah Jawa Barat. Jakarta: Depdikbud.
  6. Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
  7. Herlina. (2011). Suatu Telaah Budaya: Agama dalam Kehidupan Orang Jepang. Jurnal Al-Azhar Indonesia seri Humaniora Vol. 1 No. 2, September 2011.
  8. Hindra & Kimura. (2007). Momoye: Mereka Memanggilku.Jakarta: Penerbit Erlangga.
  9. Ibrahim, J. (2004). Eksploitasi Ekonomi Pendudukan Jepang di Surakarta (1942-1945). Jurnal Humaniora Vol 16 No.1, Februari 2004.
  10. Irawati, I. (2016). Stratifikasi dan Mobilitas Sosial. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
  11. Iryana, W. (2016). Protes Sosial Petani Indramayu Masa Pendudukan Jepang (1942-1945). Jurnal Patanjala Vol. 8 No. 3, September 2016.
  12. Isnaeni & Apid. (2008). Romusa sejarah yang terlupakan. Yogyakarta: Ombak.
  13. Kurasawa, A. (2015). Kuasa Jepang di Jawa: Perubahan Sosial di Pedesaan 1942-1945. Depok: Komunitas Bambu.
  14. Lapian & Chaniago. (1998). Dibawah Pendudukan Jepang: Kenangan Empat Puluh Dua Orang yang Mengalaminya. Jakarta: ANRI.
  15. Legawa, W. (2009). Gerakan Politik Pada Masa Penjajahan Jepang. Jurnal Sejarah dan Budaya, No. 2, Desember 2009.
  16. Lubis, dkk. (2014). Sejarah Banten: Membangun Tradisi dan Peradaban. Banten: Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten.
  17. Lucas, A. (1989). Peristiwa Tiga Daerah: Revolusi Dalam Revolusi. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
  18. Madji & Wahyudi. (2014). Ilmu Sejarah: Sebuah Pengantar. Jakarta :Prenada Media Group.
  19. Mariana, A. (2015). Perbudakan Seksual: Perbandingan Antara Masa Fasisme Jepang dan Neofasisme Orde Baru. Tangerang: Marjin Kiri.
  20. Marlina, I. (2006). Kedudukan Wanita Menak Dalam Struktur Masyarakat Sunda: Studi Kasus Di Kota Bandung. Jurnal Sosiohumaniora, Vol 8 No. 2, Juli 2006.
  21. Mikhrob, H & Khudari, M. (1993). Catatan Masalalu Banten. Serang: Penerbit Saudara.
  22. Murniati, N. (2004). Getar Gender: Perempuan Indonesia Dalam Perspektik Agama, Budaya, dan Keluarga. Magelang: Indonesiatera.
  23. Nagazumi, A. (1988). Pemberontakan Indonesia di Masa Pendudukan Jepang. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
  24. Oktorino, N. (2013). Konflik Bersejarah – Runtuhnya Hindia Belanda.. Jakarta: Gramedia.
  25. Onghokham. (1989). Runtuhnya Hindia Belanda. Jakarta: Gramedia.
  26. Poesponegoro, dkk. (2005). Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI. Jakarta: Balai Pustaka.
  27. Purcell, H. (2014). Fasisme. Yogyakarta: Resist Book.
  28. Rahmah, Y. (2017). Konsep Ie dalam Organisasi Sosial Masyarakat Jepang. Jurnal Kiryoku Vol 1 No. 3.
  29. Roosiani, I. (2017). Kedudukan Perempuan dalam Masyarakat Jepang. Jurnal Wahana Vol. 1 No. 13.
  30. Subono, I. (2000). Negara dan Kekerasan Terhadap Perempuan. Jakarta: Penerbit Yayasan Jurnal Perempuan.
  31. Sulasman. (2013). Panasnya Matahari Terbit: Derita Rakyat Sukabumi Pada Masa Pendudukan Jepang 1942-1945. Jurnal Patanjala Vol. 5 No. 3 September 2013.
  32. Suryono, R. (2005). Seks dan Kekerasan Pada Zaman Kolonial. Jakarta: PT. Grasindo.
  33. West & Zimmerman. (1987). Doing Gender. Gender amd Society Vol. 1 No. 2 June 1987.
  34. Susanto, B. (2007). Sisi Senyap Politik Bising. Yogyakarta: Kanisius.
  35. Wulandari & Rahayu. (2015). Konstruksi Gender Dalam Novel Utsukushisa To Kanashimi To Karya Yasunari Kawabata. Jurnal Metasastra, Vol. 8 No. 2, Desember 2015.
  36. Yahya, H. (2004). Menyingkap Tabir Fasisme (terj). Bandung: Dzikra.
  37. Zubaedah, S. (2010). Mengurai Problematika Gender dan Agama. Jurnal Yinyang Vol. 5 No. 2, Juli 2010.