Main Article Content

Abstract

Perjuangan rakyat Aceh untuk mendapatkan keistimewaan otonomi daerah telah dinovelisasi oleh Akmal Nasery Basral melalui novel Napoleon dari Tanah Rencong. Perjuangan tersebut banyak menimbulkan konflik sehingga peneliti melakukan peninjauan sumber konflik pada novel tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sumber konflik atas segala permasalahan yang terdapat dalam novel ini. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan strukturalisme genetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber konflik terdiri atas internal dan eksternal. Keterbatasan sumber daya dan perbedaan persepsi menjadi sumber konflik internal pihak DI/TII Aceh. Sumber konflik ini berdampak pada strategi dan arah perjuangan DI/TII Aceh hingga perjuangan pecah menjadi dua kubu antara kubu Hasan Saleh dengan kubu Daud Beureueh. Regulasi dan kebijakan pemerintah menjadi sumber konflik eksternal atas hadirnya DI/TII di Aceh sehingga memantik peperangan antara tentara Indonesia dengan DI/TII Aceh. Dalam novel ini, pengarang terlihat mendukung pemberontakan DI/TII di Aceh untuk menuntut Aceh menjadi provinsi daerah istimewa. Pengarang selalu memperlihatkan kesetujuannya terhadap saran-saran, argumen-argumen, atau tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Hasan Saleh sebagai tokoh utama. Kesetujuan pengarang itu juga terlihat saat menyampaikan keheranan Hasan Saleh kepada masyarakat yang tetap ingin adanya pemberontakan untuk mendirikan negara Aceh.

Article Details

How to Cite
Abimubarok, A., Hikmat, A., & Gusti Yanti, P. (2021). Sumber Konflik Pemberontakan DI/TII di Aceh dalam Novel Napoleon dari Tanah Rencong Karya Akmal Nasery Basral. Imajeri: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 3(2), 112–122. https://doi.org/10.22236/imajeri.v3i2.6538