Main Article Content
Abstract
Media massa berperan penting membentuk narasi dan memengaruhi pandangan publik mengenai isu-isu kontroversial, sebagaimana dipaparkan dalam film dokumenter "Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso". Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara narasi teks, dinamika praktik diskursif, serta praktik sosio-kultural, menggunakan kerangka kerja Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough. Metodologi deskriptif kualitatif digunakan untuk mendiskusikan dimensi-dimensi teks, praktik diskursif, serta praktik sosiokultural. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi film, observasi wacana, metode simak bebas libat cakap serta teknik catat. Analisis data meliputi transkripsi, pembacaan intensif, dan telaah struktur mikro, meso, serta makro. Hasil penelitian menunjukkan representasi negatif terhadap Jessica Wongso melalui pemilihan kosakata, tata bahasa, dan struktur kalimat yang cenderung berkonotasi negatif. Pada tataran praktik diskursif, interaksi kompleks antara partisipan media dan khalayak, memicu reaksi emosional serta memengaruhi persepsi publik. Dalam konteks praktik sosial budaya, film dokumenter tersebut merefleksikan norma masyarakat Indonesia serta mendorong diskusi tentang keadilan dan peran media dalam membentuk realitas sosial.
Keywords
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.