Main Article Content
Abstract
Latar belakang: Dusun Petung merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Bantul yang memiliki persoalan serius di bidang kesehatan remajanya. Hal ini dapat dilihat dari minimnya pengetahuan remaja dusun tersebut tentang kesehatan reproduksi remaja, pencegahan kekerasan seperti bullying, hingga pencegahan penyalahgunaan NAPZA. Tulisan ini akan menyajikan eksplorasi tentang bagaimana implementasi Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Remaja di Dusun Petung sebagai jalan keluar permasalahan kesehatan yang dialami remaja dusun tersebut. Metode: Metodologi tulisan ini berpijak dari hasil program pemberdayaan masyarakat, khususnya bagi remaja, di Dusun Petung. Pengumpulan data pendukung pemberdayaan dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan focus group discussion (FGD). Hasil: Dengan berdasar pada hasil aktivitas-aktivitas tersebut, penulis ingin menyampaikan satu poin penting bahwa pemberdayaan harus bersifat "community based empowerment” (CBE), yang menempatkan aktivias masyarakat berdasarkan berbagai ikatan komunitas yang ada di dalamnya. Dengan kata lain, kebijakan yang dihasilkan harus mengakomodasi modal sosial yang dimiliki oleh sebuah komunitas, sebagaimana yang telah diimplementasikan dalam program Posyandu Remaja di Dusun Petung, Bangunjiwo Kabupaten Bantul. Lebih jauh, beranjak dari teoritisasi Talcott Parsons, riset berbasis aksi ini menegaskan bahwa agar pemberdayaan berbasis modal sosial tersebut dapat berjalan, ada empat aspek yang harus diperhatikan, yakni adaptation, goal attainment, integration, dan latency. Kesimpulan: Pembentukan Posyandu Remaja merupakan upaya pemberdayaan masyarakat untuk memfasilitasi remaja dalam memberikan kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan serta mengedukasi kader kesehatan remaja untuk menjadi pewaris pembangunan kesehatan remaja, khususnya di Dusun Petung, di masa depan.
Article Details
© 2022 Oleh authors. Lisensi Jurnal Solma, LPPM-Uhamka, Jakarta. Artikel ini bersifat open access yang didistribusikan di bawah syarat dan ketentuan Creative Commons Attribution (CC BY) license. (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/).
References
-
Buckland, Y. (2001). A Vision for Public Health Development. Journal of Epidemiology and Community Health, 55(1): 4.
Chandra, A., Acosta, J. D., Carman, K. G., et.al. n.d. Making Health a Shared Value, in Chandra, A., Acosta, J. D., Carman, K. G., et.al. Building a National Culture of Health. California: RAND Corporation.
Fathy, R. (2019). Modal Sosial: Konsep, Inklusivitas dan Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Pemikiran Sosiologi, 6(1): 1-17.
Haris, A. (2014). Memahami Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pemanfaatan Media. Jupiter, 13 (2): 50 – 62.
Ismarwati & Ernawati, D. (2016). IbM Posyandu Remaja. Prosiding RAKERNAS AIPKEMA 2016, 198-204.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Posyandu Remaja. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Laski, L. (2015). Realising the health and wellbeing of adolescents. BMJ: British Medical Journal, 351: 15-18.
McGorry, P. & Birleson, P. (2009). Should youth mental health become a specialty in its own right?. BMJ: British Medical Journal, 339(7725): 834-835.
Ngaisyah, R.D. & Wahyuningsih, S. (2018). Retraining Dan Pendampingan Kader Posyandu Remaja Dalam Melakukan Monitoring Status Gizi Di Desa Cokrobedog, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta. Jurnal Pengabdian "Dharma Bakti", 1(1): 5-9.
Nutbeam, D., Smith, C. & Catford, J. (1990). Evaluation in Health Education. A Review of Progress, Possibilities, and Problems. Journal of Epidemiology and Community Health, 44(2): 83-89.
Putri, I. M. & Rosida, L. (2017). Pelatihan Kader Pembentukan Posyandu Remaja di Dusun Ngentak Bangunjiwo Kasihan Bantul Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang 2017.
Rusydiyah, E. F. & Rohman, F. (2020). Local Culture-Based Education: An Analysis of Talcott Parsons' Philosophy. International Journal of Innovation, Creativity and Change, 12(3): 592-607.
Soleimanpour, S., Brindis, C., Geierstanger, S., et.al. (2008). Incorporating Youth-Led Community Participatory Research into School Health Center Programs and Policies. Public Health Reports, 123(6): 709-716.
Subardjo, R. Y. S. (2015). Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Dengan Program Konselor Sebaya dan Usulan Posyandu Remaja. Prosiding Seminat Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015, 2013-209.
Syawaludin, M. (2014). Alasan Talcott Parsons Tentang Pentingnya Pendidikan Kultur. Ijtimaiyya, 7(2): 87-104.
Thapar, A., Collishaw, S., Potter, R., & Thapar, A. K. (2010). Managing and preventing depression in adolescents. BMJ: British Medical Journal, 340(7740): 254-258.
References
Chandra, A., Acosta, J. D., Carman, K. G., et.al. n.d. Making Health a Shared Value, in Chandra, A., Acosta, J. D., Carman, K. G., et.al. Building a National Culture of Health. California: RAND Corporation.
Fathy, R. (2019). Modal Sosial: Konsep, Inklusivitas dan Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Pemikiran Sosiologi, 6(1): 1-17.
Haris, A. (2014). Memahami Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pemanfaatan Media. Jupiter, 13 (2): 50 – 62.
Ismarwati & Ernawati, D. (2016). IbM Posyandu Remaja. Prosiding RAKERNAS AIPKEMA 2016, 198-204.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Posyandu Remaja. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Laski, L. (2015). Realising the health and wellbeing of adolescents. BMJ: British Medical Journal, 351: 15-18.
McGorry, P. & Birleson, P. (2009). Should youth mental health become a specialty in its own right?. BMJ: British Medical Journal, 339(7725): 834-835.
Ngaisyah, R.D. & Wahyuningsih, S. (2018). Retraining Dan Pendampingan Kader Posyandu Remaja Dalam Melakukan Monitoring Status Gizi Di Desa Cokrobedog, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta. Jurnal Pengabdian "Dharma Bakti", 1(1): 5-9.
Nutbeam, D., Smith, C. & Catford, J. (1990). Evaluation in Health Education. A Review of Progress, Possibilities, and Problems. Journal of Epidemiology and Community Health, 44(2): 83-89.
Putri, I. M. & Rosida, L. (2017). Pelatihan Kader Pembentukan Posyandu Remaja di Dusun Ngentak Bangunjiwo Kasihan Bantul Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang 2017.
Rusydiyah, E. F. & Rohman, F. (2020). Local Culture-Based Education: An Analysis of Talcott Parsons' Philosophy. International Journal of Innovation, Creativity and Change, 12(3): 592-607.
Soleimanpour, S., Brindis, C., Geierstanger, S., et.al. (2008). Incorporating Youth-Led Community Participatory Research into School Health Center Programs and Policies. Public Health Reports, 123(6): 709-716.
Subardjo, R. Y. S. (2015). Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Dengan Program Konselor Sebaya dan Usulan Posyandu Remaja. Prosiding Seminat Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015, 2013-209.
Syawaludin, M. (2014). Alasan Talcott Parsons Tentang Pentingnya Pendidikan Kultur. Ijtimaiyya, 7(2): 87-104.
Thapar, A., Collishaw, S., Potter, R., & Thapar, A. K. (2010). Managing and preventing depression in adolescents. BMJ: British Medical Journal, 340(7740): 254-258.