Main Article Content

Abstract

Pengetahuan dan pengalaman kepada seluruh komponen sekolah untuk tanggap terhadap bencana merupakan salah satu upaya meminimalisir korban bencana. Kemampuan dari seluruh komponen sekolah untuk mengurangi risiko bencana di lingkungan sekolah, dengan membangun kesiapsiagaan melalui penguatan pengetahuan dan sikap, implementasi rencana tanggap darurat, kebijakan kesiapsiagaan sekolah serta sistem peringatan dini sekolah dan kemampuan memobilisasi sumberdaya sekolah, sebelum, saat dan sesudah bencana datang. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah pemetaan partisipatif dengan melibatkan seluruh unsur warga MTsN 2 Bone. Hasil kegiatan ini diperoleh peserta pelatihan baik siswa maupun guru telah memahami konsep madrasah tanggap bencana. Pengetahuan warga sekolah terhadap hal hal yang dapat mengakibatkan bencana dalam lingkungan sekolah sudah dapat diprediksi, sehingga dapat meningkatkan kepekaan mereka terhadap menjaga lingkungan sekitarnya. Pengabdian ini menghasilkan output berupa atribut dan peta madrasah tanggap bencana.

Keywords

Bencana tanggap madrasah

Article Details

How to Cite
Surur, F. . (2020). Pemetaan Lingkungan Madrasah Tanggap Bencana Banjir secara Partisipatif di MTsN 2 Bone . Jurnal SOLMA, 9(1), 102–112. https://doi.org/10.29405/solma.v9i1.4855

References

  1. Astuti, A. (2015). Pelaksanaan Program Sekolah Siaga Bencana di SMA Negeri 1 Karanganom Klaten Tahun 2015. Universitas Negeri Semarang.
  2. Baskara, G. I. (2016). Implementasi Sekolah Siaga Bencana (SSB) pada SMK Nasional Berbah. Universitas Negeri Yogyakarta.
  3. BNPB. (2009). Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Jakarta.
  4. Hendarsah, H. (2017). Pemetaan Partisipatif Ancaman, Strategi Coping dan Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Upaya Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Masyarakat di Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Sosio Konsepsia, 318–335.
  5. Kwanda, T. (2000). Penerapan Konsep Perencanaan dan Pola Jalan dalam Perencanaan Real Esate di Surabaya. Dimensi Teknik Arsitektur, 106–113.
  6. Marjuki, B. (2011). Penerapan Teknik Pemetaan Partisipatif untuk Mendukung Pemetaan Infrstruktur dan Fasilitas Umum. Pusdatin PU, 1–11.
  7. Nugroho, F. (2013). Studi Perencanaan Saluran Banjir (Floodway) Di Muara Sungai Cenranae Di Teluk Bone Sulawesi Selatan. Universitas Brawijaya.
  8. Pratama, A. (2016). Perancangan Sarana Penyelamat Diri dan Kebutuhan Apar pada Darurat Kebakaran di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, 21–30.
  9. Priambodo, S. A. (2009). Panduan Praktis Menghadapi Bencana. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
  10. Rachmawati, R., & Mei, E. T. (2015). Penentuan Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul Partisipatif dalam Upaya Pengurangan Resiko Bencana Gunung Merapi. Jurnal Bumi Indonesia, 1–16.
  11. Ramli, S. (2010). Manajemen Bencana. Jakarta: Dian Rakyat.
  12. Sarwidi, Wantoro, D., & Suharjo, D. (2013). Evaluasi Sekolah Siaga Bencana (Studi Kasus: SMKN Berbah Kabupaten Sleman, Yogyakarta). Prosiding Seminar Nasional 2013 Menuju Masyarakat Madani Dan Lestari. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
  13. Setiyaji, A., Sunarko, S., & Parman, S. (2017). Pelaksanaan Program Sekolah Siaga Bencana (SSB) di SMA N 1 Doro Tahun 2016. Edu Geography, 8–17.
  14. Suhardiman. (2016). Zonasi Tingkat Kerawanan Banjir Dengan System Informasi Geografis (SIG) Pada Sub DAS Walanae Hilir. Universitas Hasanuddin.
  15. Suharwoto, G., Nurwin, Rudianto, & Dirhamsyah. (2015). Modul 3 Pilar 3 - Pendidikan Pencegahan dan Pengurangan Risiko Bencana. Jakarta: Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Kemedikbud.
  16. Surur, F. (2019). Pola Permukiman Tepian Sungai Walanae di Desa Welado Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone. Seminar Nasional Arsitektur, Budaya Dan Lingkungan Binaan (SEMARAYANA), 27–34. Denpasar: Universitas Dwijendra.

Most read articles by the same author(s)