Main Article Content

Abstract

Perubahan kenaikan temperatur udara sangat dirasakan masyarakat di sekitar Dusun Gejayan, Kecamatan Condong Catur, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta. Penanaman tanaman buah seperti Kelengkeng Super Sleman (KSS) menjadi alternatif dalam memecahkan permasalahan terkait mengurangi dampak pemanasan global melalui program penghijauan. Selain itu memiliki nilai tinggi baik dari sisi pemenuhan gizi maupun produk pemasaran di bidang ekonomi bagi masyarakat sekitar. Pengenalan teknik budidaya KSS berbasis lingkungan di Dusun Gejayan merupakan salah satu bentuk dukungan pembangunan yang berkesinambungan melalui program setiap daerah dalam menghasilkan suatu produk (one village one product). Kegiatan dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu; penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan secara berkala. Hasil yang diperoleh dalam penyuluhan sebagai kegiatan awal adalah terjadi peningkatan persentase pengetahuan peserta dengan nilai sebelum dan sesudah kegiatan adalah sebesar 69,72%. Hasil juga menunjukkan bahwa warga Padukuhan Gejayan secara umum telah mengalami perubahan paradigma terkait budidaya KSS dan memahami penerapan teknik budidaya KSS berbasis lingkungan. Dampak positif tidak hanya berapa dukungan penghijauan dan pemenuhan gizi warga, tetapi juga menambah perekonomian warga melalui penjualan buah dan bibit ke konsumen. Dengan dukungan penuh dari Kepala Padukuhan Gejayan, penanaman pohon KSS diharapkan terus berkembang dan menjadi suatu budaya di dalam lingkungan Padukuhan Gejayan.

Keywords

Kelengkeng Super Sleman KSS

Article Details

How to Cite
Mahfut, M., & Wahyuningsih, S. (2019). Pengenalan Teknik Budidaya Kelengkeng Super Sleman Berbasis Lingkungan. Jurnal SOLMA, 8(2), 201–209. https://doi.org/10.29405/solma.v8i2.3472

References

    Daryono, B. S., Rabbani, A., & Purnomo. (2015). Aplikasi Teknologi Budidaya Kelengkeng Super Sleman di Padukuhan Gejayan. Bioedukasi, 9(1), 57–61.
    Hanafi, A. (1986). Memasyarakatkan Ide-Ide baru. Surabaya: Usaha Nasional.
    Kurokawa, K., Tembo, F., & Velde, D. W. (2010). Challenge for The OVOP Movement in Sub-Saharan Africa: Insight from Malawi, Japan and Thailand. Tokyo: Japan International Cooperation Agency esearch Institute.
    Nakata, M., & Sugiyama. (2005). Morphological Study of The Structure and Development of Longan Inflorensence. Jurnal Amer Horticulture, 130(6), 793–797.
    Prawitasari, T. (2002). Perkembangan Struktur Meristem Reproduktif pada Proses Pembungaan Tanaman Lengkeng. Jurnal Hayati, 9(4), 119–124.
    Samsudin, U. (1977). Dasar-Dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian. Bandung: Bina Cipta.
    Satiadiredja, S. (1984). Holtikultura Pekarangan dan Buah-buahan. Jakarta: CV. Yasaguna.
    Sunanto, H. (1990). Budidaya Lengkeng dan Aspek Ekonominya. Yogyakarta: Kasinius.
    Sunarjono, H. (2008). Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Jakarta: Swadaya.
    Tyas, P. . (2013). Perkembangan Pembungaan Lengkeng (Dimocarpus longan Lour) ‘Diamond River.' Universitas Jember.
    Usman, B. (2004). Sukses Membuahkan Lengkeng dalam Pot. Jakarta Selatan: PT. Agromedia Pustaka.
    Yulianto, J., Susilo, D., & Juanda. (2008). Keefektifan Teknik Perangsangan Pembungaan Pada Kelengkeng. Jurnal Hortikultura, 18(2), 148–154.