Main Article Content

Abstract

Background: Pemberian MPASI yang tidak tepat dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti diare, konstipasi, muntah, alergi, serta infeksi saluran pencernaan, mempengaruhi tingkat kecerdasan anak dan memicu terjadinya penyakit obesitas, hipertensi, meningkatkan resiko terjadinya alergi makanan dan gastroenteritis. Dampak yang akan muncul dari masalah kesehatan yang terjadi yaitu stunting.  Tujuan PKM ini adalah untuk memberikan informasi pada ibu mengenai MPASI yang tepat sehingga anak akan mendapatkan nutrisi yang adekuat dan terhindar dari masalah kesehatan. Metode: Kegiatan PKM dilaksanakan di Desa Gumayun Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal dengan peserta wanita yang memiliki anak atau cucu usia balita. Metode yang digunakan dalam kegiatan yaitu penyuluhan. Kegiatan ini terdiri dari 3 tahap yaitu perijinan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil: Hasil dari kegiatan ini yaitu peningkatan pengetahuan tentang manajemen MPASI yaitu sebesar 100% dan masalah kesehatan anak sebesar 90%. Kesimpulan: Kebudayaan atau kultur dapat membentuk respon terhadap kesehatan. Karena itu penting bagi tenaga kesehatan atau nakes untuk tidak hanya melakukan promosi kesehatan akan tetapi juga membuat mereka mengerti tentang proses bagaimana terjadinya masalah kesehatan, sehingga dapat dilakukan restrukturisasi budaya yang dianut yang berhubungan dengan kesehatan.

Keywords

Budaya Kesehatan Anak MPASI Budaya Kesehatan Anak MPASI

Article Details

How to Cite
Harnawati, R. A., Hidayah, S. N., & Zukrufiana, I. R. (2024). Cegah Masalah Kesehatan Anak Dengan Restrukturisasi Budaya Mpasi Pada Ibu. Jurnal SOLMA, 13(3), 1613–1619. https://doi.org/10.22236/solma.v13i3.15314

References

  1. Aridiyah, Farah Okky, Ninna Rohmawati dan Mury Ririanty. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita diWilayah Pedesaan dan Perkotaan. Jurnal Putaka Kesehatan.
  2. Gatot Sudaryanto. (2014). MPASI Super Lengkap. Jakarta: Penebar Swadaya Group.
  3. Harnawati, R. A. (2023). Hubungan Budaya Dengan MPASI Dini Pada Bayi 0-24 Bulan . Journal Of Technology and Food Processing (JFTP).
  4. IDAI. (2018, Oktober). Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). Retrieved from https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-makanan-pendamping-air-susu-ibu-mpasi.
  5. Illahi, R. K. (2016). Gambaran Sosio Budaya Gizi Etnik Madura dan Kejadian Stunting Balita Usia 24–59 Bulan di Bangkalan. Media Gizi Indonesia.
  6. Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
  7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Profilkesehatan Indonesia. Jakarta.
  8. Khotimah, H., Supena, A., Hidayat, N. (2019). Meningkatkan attensi belajar siswa Kelas Awal Melalui Media Visual. Jurnal Pendidikan Anak.
  9. Nilawati. (2020). Analisis Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Terhadap Status Gizi Anak di Posyandu Kelurahan Sembungharjo Semarang . Tematik, 6(2).
  10. Prasetyadi, D. A. (2014). Makalah Pengaruh Sosial Budaya Masyarakat Terhadap Kesehatan. Scribd.
  11. Puspita. (2015). Korelasi Positif Pemicuan STBM dengan Penurunan Stunting. Retrieved from http://gizi.depkes.go.id/korelasi-positif-pemicuan-stbm-dengan-penurunan-stunting
  12. Qasem W, Fenton T, Friel J. (2015). Age of introduction of first complementary feeding for infants: A systematic review. BMC Pediatr.
  13. Saaka M, Wemakor A, Abizari AR, Aryee P. (2015). How well do WHO complementary feeding indicators relate to nutritional status of children aged 6-23 months in rural Northern Ghana? . BMC Public Health, 1-12.
  14. UNICEF. (2013). Improving Child Nutrition, the Achievable Imperative For Global Progress. New York: United Nations Children's Fund.

Most read articles by the same author(s)