Main Article Content

Abstract

Background: Desain lanskap pertanian di Kebun Percobaan Pasirkuda, yang menggunakan ilmu arsitektur lanskap, bertujuan untuk menciptakan fungsi pendidikan, penelitian, dan agrowisata. Kampus IPB University memiliki peluang untuk mengembangkan lahan kebun percobaan sebagai praktik percontohan lanskap pertanian produktif yang dapat memberikan kontribusi pada pemenuhan pangan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi aspek desain lanskap pertanian di Kebun Percobaan Pasirkuda dengan fokus pada efisiensi, keberlanjutan, dan peningkatan produktivitas. Metode: Pendekatan holistik dengan menggabungkan metode pengumpulan data primer, sekunder, dan wawancara untuk mendapatkan analisis komprehensif terkait kebun percobaan. Data primer diperoleh melalui observasi dan pengukuran lapangan, sementara data sekunder berasal dari literatur, catatan sejarah, dan dokumentasi terkait. Wawancara dilakukan dengan tokoh-tokoh kunci, memberikan wawasan tambahan yang berharga. Proses penyusunan rekomendasi desain lanskap melibatkan konversi data dari analisis ke konsep, dengan memperhatikan aspek kesesuaian ruang, pemilihan material, jenis tanaman, dan pola bentuk. Selanjutnya, merancang lanskap pertanian yang seimbang dan ilmiah, sesuai dengan konteks penelitian. Hasil: Kebun percobaan Pasirkuda ini direncanakan terbagi menjadi empat blok, yaitu Blok E1-E4 yang memiliki total luas lahan 0.88 ha (Gambar 2). Blok E1 memiliki luas lahan 0.2 ha, E2 memiliki luas lahan 0.2 ha, E3 memiliki luas lahan 0.24 ha dan E4 memiliki luas lahan 0.24 ha. Dengan demikian, Kebun Percobaan yang disusun ini dapat digunakan sebagai kebun produktif. Kesimpulan: Gambar teknis dibuat berdasarkan Potensi Kebun Percobaan pasirkuda pada tahun kedua dapat menghasilkan produksi bahan pangan dari beberapa komoditas yaitu bawang daun, seledri, bayam, jagung, tomat, kangkung, kedelai, buncis dan cabai.

Keywords

Technical drawings Agricultural landscape Productive Landscape planning Gambar teknis Lanskap pertanian Produktif Perencanaan lanskap

Article Details

How to Cite
Nabilah, R. (2024). Pembuatan Gambar Teknis Perencanaan Lanskap Pertanian Produktif di Kebun Percobaan Pasirkuda IPB. Jurnal SOLMA, 13(3), 1510–1519. https://doi.org/10.22236/solma.v13i3.14360

References

  1. Afandi Agus. (2020). Metodologi Pengabdian Masyarakat. Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementrian Agama RI.
  2. Budiarti T, Nasrullah N, Makalew And, Haryati U, Saptana. (2009). Pengembangan Agrowisata Berbasis Komunitas Untuk Konservasi Lanskap Pertanian dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Perdesaan. Jakarta (Id): Lppm Ipb.
  3. Budiarti T, Suwarto, Muflikhati I. (2013). Pengembangan Agrowisata Berbasis Masyarakat Pada Usahatani Terpadu Guna Meningkatkan Kesejahteraan Petani Dan Keberlanjutan Sistem Pertanian. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 18(3):200-207
  4. Food & Agriculture Organization of The United Nations (FAO). (2014). World Reference Base for Soil Resource 2014: International Soil Classification System for Naming Soils and Creating Legends for Soil Maps. Rome. E-Isbn 978-92-5-1008370-3.
  5. Food & Agriculture Organization of The United Nations (FAO). (2001). Human Energy Requirements: Report of A Joint Fao/Who/Unu Expert Consultation. Rome 17-24 Oktober 2001.
  6. Food & Agriculture Organization of The United Nations (FAO). (2014). World Reference Base for Soil Resource 2014: International Soil Classification System for Naming Soils and Creating Legends for Soil Maps. Rome. E-Isbn 978-92-5-1008370-3.
  7. Food and Agriculture Organization of The United Nations (FAO). (2001). Human Energy Requirements: Report of A Joint Fao/Who/Unu Expert Consultation. Rome 17-24 Oktober 2001.
  8. Gebhardt, S., van Dijk, J., Wassen, M. J., & Bakker, M. (2023). Conceptual framework of the interaction (red arrow) between the agricultural... Agriculture, Ecosystems & Environment, 357.
  9. Glisseman SR. (2000). Ecological processes in sustainable agriculture. Di dalam: Agroecology. Chapter 16. Florida (US): CRC Press LLC. hlm 285.
  10. Gold S M. (1980). Recreation Planning and Design. New York (US): Mc Graw-Hill Book Company.
  11. You, H. (2017). Agricultural landscape dynamics in response to economic transition: Comparisons between different spatial planning zones in Ningbo region, China. Land Use Policy, 61, 316-328. https://doi.org/10.1016/j.landusepol.2016.11.025
  12. Setiana A. (2013_. Laporan Tahunan University Farm. Bogor (ID): University Farm.
  13. Simonds JO. (1983). Landscape Architecture: A Manual Site Planning and Design. McGraw-Hill Book Co. Inc, New York.
  14. Simonds JO, Starke B. (2006). Landscape Architecture, Fifth Edition: A Manual of Environmental Planning and Design 5th Edition. New York (US): Mc Graw-Hill Book Company.
  15. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung (ID): Penerbit Alfabeta.
  16. Sutrisno, A.J., dan Hermanto. (2020). Perancangan dan Pembangunan Taman Apotek Hidup pada Lanskap Industri, Kabupaten Kudus. Jurnal Lanskap Indonesia 12(1): 8-12.
  17. Tran, D. X., Pearson, D., Palmer, A., Dominati, E. J., Gray, D., & Lowry, J. (2023). Integrating ecosystem services with geodesign to create multifunctional agricultural landscapes: A case study of a New Zealand hill country farm. Ecological Indicators, 146, 109762. https://doi.org/10.1016/j.ecolind.2022.109762