Isi Artikel Utama

Abstrak

Background: Asesmen diagnostik non-kognitif ini merupakan hal yang baru bagi guru untuk dikenal dan dilakukan. Dalam pelaksanaannya guru masih kesulitan untuk melakukannya. Pelaksanaan pelatihan diharapkan dapat membantu guru untuk mengenal karakter siswa, permasalahan psikologis siswa, kesiapan belajarn maupun gaya belajar siswa sebelum permbelajaran. Metode: Mitra Guru MGMP IPA, guru yang mengikuti kegiatan ini adalah sejumlah 21 orang guru MGMP IPA. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 20 September 2023 untuk pelatihan I (materi) dan 10 Oktober 2023 untuk pelatihan II (Refleksi). Kegiatan dilakukan pretest dan postest pengetahuan untuk mengukur peningkatan pengetahuan serta dilakukan evaluasi kualitatif dan kuantitatif. Hasil: Secara umum peserta memberikan penilaian baik sekali pada pemateri pertama. Peserta juga memberikan penilaian secara kualitatif pada pelatihan ini. Guru menemukan kondisi krusial siswa yang akhirnya dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran. Pada pengabdian ini juga dilakukan pretest dan posttest berupa tes pengetahuan para guru terkait metode pembelajaran PBIS. Melalui hal tersebut didapatkan mean prestets sebesar 21,06 dan mean postes sebesar 23,66. Kesimpulan: Pelatihan ini mampu secara efektif meningkatkan pengetahuan guru terkait Asesmen Diagnostik Non-Kognitif untuk Guru MGMP IPA Kota Lhokseumawe sebagai Pendukung Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Pengenalan Karakter Siswa.

Kata Kunci

Assesmen Diagnostik Non-Kognitif Kurikulum Merdeka Karakter Psikologis Assessment Diagnostic Non Cognitif Merdeka Curriculum Character Psychologist

Rincian Artikel

Cara Mengutip
Iramadhani, D., Safriana, Astuti, W., Muna, Z., Dwi Puspa, C., & Syahridha, P. U. (2024). Pelatihan Asesmen Diagnostik Non-Kognitif untuk Guru MGMP IPA sebagai Pendukung Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Pengenalan Karakter Siswa. Jurnal SOLMA, 13(1), 66–77. https://doi.org/10.22236/solma.v13i1.13297

Referensi

  1. Fatimah. (2019). Meningkatkan Inovasi Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui STEM. Jurnal Bio Education. 4 (2), 8–14.
  2. Frenzel, A. C., Daniels, L., & Burić, I. (2021). Teacher emotions in the classroom and their implications for students. Educational Psychologist, 56(4), 250–264. https://doi.org/10.1080/004615 20.2021.1985501
  3. Gardner, J. (2011). Assessment and Learning. The University of Stirling
  4. Iramadhani, D. (2023). Pengenalan Metode Positif Behavior Intervention Support (PBIS) untuk Meningkatkan Karakter Siswa. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Ubat Hatee, 1(1), 34 – 41.
  5. Jones, C., A. (2005). Assessment for Learning. Learning and Skills Development Agency
  6. Kemdikbud. (2022). Panduan Pembelajaran dan Asesmen. Kemdikbud
  7. Kemdikbud. 2022. Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka. Kemdikbud
  8. Kurniati, L. & Kusumawati, R. (2021). Analisis Kesiapan Guru SMP di Demak Dalam Penerapan Kurikulum Merdeka. Jurnal Cakrawala Ilmiah. 2 (6). 2683 -2691. https://doi.org/10.31331/medivesveteran.v8i1.2725
  9. Lobo, J., (2023). Teacher Emotional Support and School Engagement: The case of Physical Education Teachers and Students in a Prominent Local College. Physical Culture and Sport. Studies and Research, 98, 57–66
  10. Ningtiyas, A.N., Mahmuzah, R., Zahara, Y., Sinaga, N., A., & Iramadhani, D. (2023). Pengaruh Fasilitas Sekolah Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru Matematika SMA Se-Kota Pekanbaru. Hexagon Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1). https://doi.org/10.33830/hexagon.v1i1.4893.
  11. Ningtiyas, F. A., Ardani, R. A., Iramadhani, D., Zahara, Y., Sinaga, N. A., & Mahmuzah, R. (2023). Pengaruh Motivasi Mengajar dan Fasilitas Sekolah Terhadap Kompetensi Profesional Guru Matematika SMA Se-Kota Pekanbaru. Mandalika Mathematics and Educations Journal, 5(1), 57–69.
  12. OECD. (2017). Students’ sense of belonging at school and their relations with teachers. In PISA 2015 Results (Volume III): Students’ Well-Being: Vol. III (pp. 117–131). OECD Publishing. https://doi.org/10.1787/9789264273856-11-en
  13. Olana, E., & Tefera, B. (2022). Family, teachers and peer support as predictors of school engagement among secondary school Ethiopian adolescent students. Cogent Psychology, 9(1). https://doi.org/10.1080/23311908.2022.2123586
  14. Omrod, J. (2008). Educational Psychology. Pearson Pracetice Hall
  15. Pianta, R., C., & Hamre, B., K. (2009). Conceptualization, Measurement, and Improvement of Classroom Processes: Standardized Observation Can Leverage Capacity. https://doi.org/10.3102/0013189X09332374
  16. Poulou, M., A. (2017). Students’ emotional and behavioral difficulties: the role of teachers’ social and emotional learning and teacher-student relationships. International Journal of Emotional Education, 9(2), 72-89.
  17. Rowsel, H.C., Ciarrochi, F., D., & Heaven, P., C., L. (2014). Emotion Identification Skill and Social Support During Adolescence: A Three-Year Longitudinal Study. Journal of Research on Adolescence, 26(1). https://doi.org/10.1111/jora.12175
  18. Safriana, Irfan, A., & Iramadhani, D. (2023). Pendampingan Creative Teachers Berbasis Lesson Study bagi Guru IPA dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar. Community Development Journal: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(4)
  19. Sudhirta, I., G. (2022). Asesmen Pembelajaran Paragdigma Baru di Era Merdeka Belajar. Universitas Pendidikan Ganesha
  20. Sugiarto, S., Adnan, Aini, R.Q., Suhendra, R., Ubaidullah. (2023). Pelatihan Implementasi Asesmen Diagnostik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Bagi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Taliwang. Karya Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3 (1).76-80
  21. Yusnaini. (2021). Pentingnya Inovasi Pembelajaran sesuai Karakteristik Siswa Dalam Studi IPA. Diakses dari http://lpmpaceh.kemdikbud.go.id/?p=2079 pada tanggal 15 Juni 2023.

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama