Main Article Content

Abstract

Background: Kematian pada kasus henti jantung dapat terjadi karena petugas kesehatan tidak dapat menangani korban pada fase gawat darurat (golden period). Tindakan penanganan yang tepat dalam menangani kasus kegawat daruratan henti jantung tidak hanya petugas pelayanan kesehatan saja akan tetapi orang awam, termasuk di dalamnya adalah kader posyandu. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kader posyandu dalam mencegah kematian mendadak akibat penyakit jantung. Metode: Pelatihan dan pendampingan dan pengambilan data melalui penyebaran kuesioner dan obsevasi. Kader Puskesmas dengan jumlah peserta 15  orang. Hasil: Kemampuan penerapan manajemen airway mengenal tanda-tanda gangguan jalan nafas, membuka jalan nafas dengan head tilt chin lift, dan memberikan ventilasi pasu dengan mouth to mouth dengan presentase 100%. Sedangkan  kemampuan mengeluarkan benda asing dengan finger swab sebesar 93,3% dan kemampuan membuka jalan nafas dengan jaw trust sebesar 86,7%.   Kemampuan penerapan resusitasi jantung paru umumnya mampu menerapkan prinsip Aman Pasien, Aman Penolong, dan Aman Lingkungan. Sedangkan kemampuan teknik kompresi dada dan kemampuan  meletakkan pasien posisi pemulihan sebesar 93,3%. Kesimpulan: Peningkatan keterampilan kemampuan kader dalam manajemen air way sebesar 96,0%, kemampuan kader dalam Resusitasi Jantung Paru (RJP) sebesar 97,3%.

Keywords

Essential life support Cadre Heart Bantuan hidup dasar Jantung Kader

Article Details

How to Cite
Ardenny, A. (2022). Pertolongan Pertama Penanganan Penyakit Jantung oleh Kader di Desa Mentangor. Jurnal SOLMA, 11(3), 712–718. https://doi.org/10.22236/solma.v11i3.10080

References

Read More