Main Article Content

Abstract

Jadwal shalat disusun berdasarkan data matahari, baik pada saat yang bersangkutan (jam, hari bulan dan tahun) maupun data rata-rata. Ketepatan penentuan waktu shalat, disamping tergantung pada sistem/ rumus-rumus yang dipergunakan juga tergantung kepada ketepatan pengambilan data seperti data Matahari maupun data lain yang dibutuhkan dalam perhitungan. Ada beberapa instrumen astronomi yang dapat digunakan dalam pengambilan data Matahari maupun penentuan waktu shalat salah satunya yaitu instrumena astronomi yang bernama Astrolabe. Astrolabe merupakan alat yang jarang diketahui dan memilki banyak fungsi dalam kehidupan maupun ibadah umat Islam, sehingga pembelajaran terkait instrumen astronomi khususnya Astrolabe harus terus dikembangkan. Ada tiga tahap metode pelaksanaan yang telah dirancang dalam pengabdian kali ini yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi program. Berdasarkan hasil pengabdian di SMA Sains & Tahfidz Al-Ammar maka dapat disimpulkan bahwa peserta didik memahami akan pentingnya instrumen Astrolabe dan dapat menggunakan alat Astrolabe khususnya dalam perhitungan waktu shalat, selain itu para peserta didik juga terdorong untuk meningkatkan pemahaman maupun penggunaan Astrolabe pada materi-materi yang lain sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan, agama, bangsa dan negara.

Keywords

astrolabe astronomi waktu sholat astrolabe astronomy prayer times

Article Details

How to Cite
Hidayat, M. ., Setiawan, H. R. ., Rakhmadi, A. J. ., & Putraga, H. . (2021). Pemanfaatan Astrolabe dalam Perhitungan Waktu Shalat di SMA Sains & Tahfidz Al-Ammar Tanjung Morawa. Jurnal SOLMA, 10(3), 524–531. https://doi.org/10.22236/solma.v10i3.7339

References

  1. Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar. 2016. Khazanah Astronomi Islam. UM Purwokerto Press. h. 340
  2. Budi Handrianto. 2019. Islamisasi Sains : Sebuah Upaya Mengislamkan Sains Barat Modern. Jakarta: INSISTS
  3. David A. King. 1981. The Origin of the Astrolabe According to the Medieval Islamic Sources,”. Journal for the History Arabics Science, Vol. 5, 1981, 43.
  4. Hasrian Rudi Setiawan. 2020. Pemanfaatan Media Rubu' Al - Mujayyab Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah. Idrak: Journal of Islamic Education. Vol 2. No 2. h. 223-238
  5. Joseph A. Angelo. 2006. Encyclopedia of Space and Astronomy (New York: Fact On File Inc, 2006), h. 73.
  6. Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 2009. Pedoman Hisab Muhammadiyah. Yogyakarta : MTT PP Muhammadiyah
  7. MKA Timothy J. Mitchell. 2011. The Astrolabe in Theory and Practice. San Frasisco: Creative Commons Attribution. h. 9
  8. Nur Rohmah. 2017. Astrolabe RHI Dalam Menentukan Panjang Bayangan Awal Waktu Zuhur Dan Asar. Skripsi UIN Walisongo Semarang. h. 58
  9. Salah Zaimeche. 2002. Muslim Contribution to Astronomy. Jurnal Manchester: FSTC Limited, 6
  10. Seyyed Hossein Nasr. 1994. Traditional Islam in the Modern Word (New York: Colombia University Press).
  11. Siti Tatmainul Qulub. 2017. Ilmu Falak. Depok: Rajawali pers. h. 54
  12. Slamet Hambali. 2011. Ilmu Falak 1. Semarang : Program Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang
  13. Syed Muhammad Naquib Al-Attas. 1999. The Concept of Education (Kuala Lumpur: ISTAC).
  14. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3