Main Article Content

Abstract

Indramayu terkenal sebagai salah satu sentra produk kelautan dengan adanya pusat pemprosesan dan pengolahan rajungan. Salah satu perusahaan pengolahan rajungan bernama Purchasing Crap Unit Eretan "Atul Cemerlang” yang dalam proses pengolahan dan pengambilan dagingnya menghasilkan limbah kulit (cangkang) hingga mencapai sekitar 40-60% dari total berat rajungan. Limbah cangkang rajungan tersebut belum dimanfaatkan secara baik, bahkan sebagian besar merupakan buangan yang juga berpotensi ikut andil dalam mencemari lingkungan. Melalui program kemitraan bagi masyarakat (PkM) Universitas Bakrie telah melakukan abdimas dengan Purchasing Crap Unit Eretan "Atul Cemerlang” yang bertujuan memanfaatan cangkang rajungan dengan mengolah menjadi kitin dan kitosan yang kemudian diperuntukan untuk berbagai kebutuhan seperti nutrisi pangan, farmasi dan biomedis, kosmetik, lingkungan dan pertanian. Tim abdimas bertindak sebagai fasilitator dan instruktur dalam kegiatan pelatihan yang meliputi kegiatan (a) pembuatan kitin dan kitosan skala laboratorium, (b) pelatihan dan diseminasi teknologi pembuatan kitin dan kitosan serta aplikasinya dalam berbagai bidang. Hasil dari pelatihan diketahui dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan mitra dalam (a) mengolah limbah cangkang menjadi kitin dan kitosan (b) aplikasi kitin dan kitosan dalam berbagai bidang industri. Harapan kedepannya adalah meningkatnya pendapatan mitra dan juga kesejahteraan masyarakat nelayan secara luas.


 


 


 

Keywords

kitin kitosin cangkang rajungan limbah kitin kitosin cangkang rajungan limbah

Article Details

Author Biography

Aqil Azizi, universitas bakrie

 

 

How to Cite
Azizi, A., Fairus, S., & Jamilah Mihardja, E. (2020). Pemanfaatan Limbah Cangkang Rajungan Sebagai Bahan Kitin Dan Kitosan Di Purchasing Crap Unit Eretan "Atul Gemilang”, Indramayu. Jurnal SOLMA, 9(2), 411–419. https://doi.org/10.22236/solma.v9i2.4902

References

  1. Badan Pusat Statistik (BPS). (2020). Data Ekspor-Impor 2015-2020. Badan Pusat Statistik.
  2. Burrows, F., Louime, C., Abazinge, M., & Onokpise, O. (2007). Extraction and Evaluation of Chitosan from Crab Exoskeleton as a Seed Fungicide and Plant Growth Enhancer. American-Eurasian Journal of Agriculture & Environmental Science, 2(2), 103–111.
  3. Haryati, S. (2005). Kajian Subsitusi Tepung Ikan Kembung, Rebon, Rajungan dalam Berbagai Konsentrasi terhadap Mutu Fisika-kimiawi dan Organoleptik pada Mei Instan. In Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Semarang.
  4. Hastuti, S., Arifin, S., & Hidayati, D. (2012). Pemanfaatan Limbah Cangkang Rajungan (Portunus pelagicus) sebagai Perisa Makanan Alami. Agrointek, 6(2), 88–96. https://www.e-jurnal.com/2017/12/pemanfaatan-limbah-cangkang-rajungan.html
  5. Hendrawati, Sumarni, S., & Nurhasni. (2015). Penggunaan kitosan sebagai koagulan alami dalam perbaikan kualitas air danau. Jurnal Kimia Valensi, 1(1), 1–11.
  6. Judhaswati, R. D., & Damayanti, H. O. (2018). Kelayakan Usaha Pengolahan Limbah Kulit Udang dan Rajungan (Studi di Kabupaten Situbondo dan Banyuwangi Provinsi Jawa Timur). Jurnal Litbang Kebijakan, 12(2), 118–136. https://doi.org/10.32781/cakrawala.v12i2.253
  7. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). (2015). MEA Center "Maritime and Sector Fisheries.”
  8. Matheis, F. J. D. P., Tanasale, A. K., & Marsela, S. L. (2011). Kitosan dari Limbah Kulit Kepiting Rajungan (Portunus sanginolentus L.) sebagai Adsorben Zat Warna Biru Metilena. Jurnal Natur Indonesia, 14(2), 165–171.
  9. No, H. K., & Meyers, S. P. (1997). Preparation of chitin and chitosan in Chitin Handbook. Chitin Society.
  10. Ratnawulan, A., Noor, E., & Suptijah, P. (2018). Pemanfaatan Kitosan Dalam Daur Ulang Air Sebagai Aplikasi Teknik Produksi Bersih. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 21(2), 276–286. http://journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi
  11. Rochima, E. (2005). Aplikasi Kitin Deasetilase Termostabil dari Bacillus Papandayan K29-14 Asal Kawah Kamojang Jawa Barat pada Pembuatan Kitosan. In Tesis. Institut Pertanian Bogor.
  12. Rochima, E. (2007). Karakterisasi Kitin dan Kitosan Asal Limbah Rajungan Cirebon Jawa Barat. Buletin Teknologi Hasil Perikanan, 10(1). https://doi.org/10.17844/jphpi.v10i1.965
  13. Rochima, E. (2014). Kajian Pemanfaatan Limbah Rajungan dan Aplikasinya untuk Bahan Minuman Kesehatan Berbasis Kitosan. Jurnal Akuatika, 5(1), 71–82. http://jurnal.unpad.ac.id/akuatika/article/view/3707
  14. Sugita, P., Wukirsari, T., Sjahriza, A., & Wahyono, D. (2009). Kitosan Sumber Biomaterial Masa Depan. Institut Pertanian Bogor.
  15. Suptijah, P., Jacoeb, A. M., & Rachmania, D. (2011). Karakterisasi Nano Kitosan Cangkang Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei) Dengan Metode Gelasi Ionik. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 14(2), 78–84. https://doi.org/10.17844/jphpi.v14i2.5315
  16. Suptijah, P., Salamah, E., Sumaryanto, H., Purwaningsih, S., & Santoso, J. (1992). Pengaruh Berbagai Metode Isolasi Kitin dari Kulit Udang terhadap Kadar dan Mutunya. In Laporan. Institut Pertanian Bogor.
  17. Widianto, E., Kusnadi, & Kardiman. (2020). Penerapan Teknologi Crusher Dalam Pengolahan Limbah Cangkang Rajungan Di Tpi Pasirputih, Desa Sukajaya, Cilamaya Kulon - Karawang. Dinamika Journal, 2(2), 34 – 42.
  18. Yen, M.-T., Yang, J.-H., & Mau, J.-L. (2009). Psycochemical Characterization of Chitin and Chitosan from Crab Shells. Carbohydrate Polymers, 75(1), 15–21. https://doi.org/10.1016/j.carbpol.2008.06.006