Main Article Content

Abstract

Pendidikan sains memiliki potensi yang besar dan peranan strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi era industrialisasi dan globalisasi. Potensi ini akan dapat terwujud jika pendidikan sains mampu melahirkan siswa yang cakap dalam bidangnya dan berhasil menumbuhkan kemampuan berpikir logis, berpikir kreatif, kemampuan memecahkan masalah, bersifat kritis, menguasai teknologi serta adaptif terhadap perubahan dan perkembangan zaman. Proses pendidikan sains diharapkan mampu membentuk manusia yang melek sains (literasi sains) dan teknologi seutuhnya. Namun demikian, karena belum adanya pembinaan guru-guru IPA terkait dengan literasi sains oleh sekolah.


Secara lebih lengkap, sekolah dan guru IPA mengharapkan adanya transfer informasi dan pemahaman dari tim PKM terkait dengan hal-hal berikut. (1) Pengenalan zat aditif dan adiktif pada makanan yang ada di sekitar sekolah (2) dengan literasi sains siswa dapat menangkal zat aditif dan adiktif yang berbahaya bagi kesehatan.


Metode pelaksanaan yang mengacu kepada analisis situasi yang ada pada siswa di  SMP Muhammadiyah Jakarta Timur adalah diskusi, sosialisasi, pelatihan, workshop dan praktek langsung. Sosialisasi tentang zat aditif dan adiktif pada makanan sangat dibutuhkan untuk siswa SMP di Jakarta Timur. Mendapatkan pengetahuan tentang zat aditif dan adiktif pada makanan membuat anak-anak lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan yang ada di sekolah seiring perkembangan zaman ini. Dengan adanya sosialisasi zat aditif dan adiktif pada makanan ini diharapkan siswa lebih paham mana zat aditif yang berbahaya mana yang baik untuk dikonsumsi.


Kata kunci: Literasi Sains , Zat Aditif, Zat Adiktif

Keywords

literasi sains zat aditif zat adiktif

Article Details

How to Cite
Sukmawati, W. (2018). Sosialisasi Zat Aditif dan Adiktif pada Makanan melalui Literasi Sains untuk Siswa SMP Swasta di Jakarta Timur. Jurnal SOLMA, 7(2), 240–246. https://doi.org/10.29405/solma.v7i2.1165

References

    Amri, U., Yennita, Ma'ruf, Z. 2013. Pengembangan Instrumen Penilaian Literasi Sains Fisika Siswa Pada Aspek Konten, Proses, dan Konteks. Pekanbaru: Laboratorium Pendidikan Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau,
    ARG. 2002. Assessment for Learning: 10 Principles. University of Cambridge: Assessment Reform Group.
    Carin,AA & R.B. Sund. 1989. Teaching Science Through Discovery (5`h ed) Columbus: Charles E. Merril, A. Bell & Howell.
    Dick, W. And Cary Lou. 1990. The Systematic Design of Instruction. 3rdEd. USA: Harper Collins Publisher
    Firman, H. 2007. Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional Tahun 2006. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas.
    Holbrook, J. (1998). "A Resource Book for Teacher of Science Subjects”.UNESCO.
    Liliasari. 2011. Membangun Masyarakat Melek Sains Berkarakter Bangsa Melalui Pembelajaran. Makalah disampaikan pada seminar nasional UNNES 2011.
    O'Malley, J M & Pierce, L. V. 1996. Authentic assessment for English Language Learners: Practical approaches for teachers. freshNewYork: Addison-Wesley, pp. 268.
    Pantiwati, Yuni. 2006 Pengembangan Model Pembelajaran Sains Terpadu dengan Pendekatan Integratif dalam Meningkatkan PBM Sains. Laporan Penelitian Hibah Bersaing
    Pantiwati, Yuni. 2011. Pengaruh Jenis Asesmen Biologi dalam Pembelajaran TPS terhadap Kemampuan Kognitif, Kritis, dan Kreatif. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Asesmen Otentik dalm Implementasi Pembelajaran Aktif dan Kreatif. Bandar Lampung, Januari, 29-30 2011.
    Pantiwati, Yuni. 2013. Profil Sistem Penilaian dalm Pembeljaran Biologi. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains. Iperan Sains dalam Abad 21. Surabaya, Januari, 2013.
    Rahmawati, D. 2012, Analisis Literasi Sains Siswa SMP Dalam Pembelajaran IPA Terpadu Pada Tema Penerapan Bioteknologi Konvensional. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
    Rustaman, Nuryani; Harry Firman, dan Kardiawarman. Literasi Sains Anak Indonesia dalam PISA 2000. Laporan Studi PISA Puspendik Balitbang Depdiknas.