Main Article Content

Abstract

Background: Kejadian stunting secara global cukup tinggi, mencapai 149.2 juta balita atau seperempat dari jumlah balita di dunia. Indonesia memiliki kasus stunting mencapai 24,4% atau 5,33 juta balita. Kasus Stunting mengalami penurunan satunya di Kabupaten Boyolali, dimana sebelumnya pada Kecamatan Kemusu ditemukan angka keluarga dengan risiko kejadian stunting sebanyak 2200 keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab stunting dan menemukan solusi alternatif sebagai upaya pencegahan stunting di Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Metode: Melakukan focus group discussion (FGD) dengan sasaran stakeholder terkait (camat, kepala Puskesmas, Pendamping dari BKKBN, kepala Desa, Bidan, bagian gizi, PLKB, dari dinas pertanian, dan Bagian PKH Kecamatan, serta kelompok kekuarga berisiko stunting. Pengabdian ini dilaksanakan di Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali. Hasil: Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di daerah tersebut kurang optimal dalam penanganan stunting, terlihat dari kurangnya koordinasi antar OPD dan belum optimalnya pengalokasian dana. Pada kelompok pelaksana ditemukan masih banyak kader yang kurang optimal dan kompeten. Sedangkan pada kelompok keluarga berisiko permasalahan utamanya adalah kurangnya pemahaman tentang informasi stunting dan status sosial ekonomi yang rendah. Kesimpulan: Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya risiko stunting di wilayah Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali yang turut melibatkan berbagai pihak seperti OPD, pelaksana dan keluarga sasaran. Upaya percepatan penurunan angka stunting harus dilakukan dengan kerjasama berbagai pihak mulai dari tingkat pemerintah sampai tingkat keluarga.

Keywords

Kader Keluarga Rembug stunting Stakeholder Stunting

Article Details

How to Cite
Siti Kurnia Widi Hastuti, Setianingsih Setianingsih, Ony Linda, Nur Ulfah, & Muchamad Rifai. (2022). Rembug Stunting Sebagai Upaya Percepatan Penurunan Kasus Stunting di Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali. Jurnal SOLMA, 11(3), 694–703. https://doi.org/10.22236/solma.v11i3.10208