Main Article Content

Abstract

Learning is part of the educational process carried out by teachers and students. One of the lessons carried out is history learning. A part of the history learning process is still dominated by history teachers. Students feel they are not actively involved in the history learning process. History teachers still respect historical knowledge without providing sufficient opportunities for students. History learning should provide opportunities to think logically for students. Freedom of thought in learning history will have a positive impact on learning history itself and students. The purpose of this study is intended to provide a perspective on the importance of providing freedom of thought in history learning for students. The method used in this research is literature study, both technical and non-technical literature. The result was found that freedom of thought in history learning can make the learning process dynamic. Freedom of thought can develop students' logical and systematic reasoning abilities. Differences in interpretation due to diversity of thinking make the learning process run dialectically.


 


Abstrak


Pembelajaran adalah bagian dari proses pendidikan yang dilakukan oleh guru dengan peserta didik. Salah satu pembelajaran yang dilakukan ialah pembelajaran sejarah. Sebagian dari proses pembelajaran sejarah masih didominasi oleh guru sejarah. Peserta didik merasa tidak dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran sejarah. Guru sejarah masih menghegomoni pengetahuan kesejarahan tanpa memberikan kesempatan yang cukup bagi peserta didik. Pembelajaran sejarah seharusnya memberikan kesempatan berpikir secara nalar bagi peserta didik. Kebebasan berpikir dalam pembelajaran sejarah akan berdampak positif bagi pembelajaran sejarah itu sendiri dan peserta didik. Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan sebuah sudut pandang akan pentingnya memberikan kebebasan berpikir dalam pembelajaran sejarah bagi peserta didik. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini ialah studi literatur, baik literatur teknis maupun non-teknis. Hasilnya ditemukan bahwa kebebasan berpikir dalam pembelajaran sejarah dapat membuat proses pembelajaran menjadi dinamis. Kebebasan berpikir dapat mengembangkan kemampuan penalaran peserta didik secara logis dan sistematis. Perbedaan interpretasi akibat keberagaman berpikir menjadikan proses pembelajaran berjalan secara dialektis.

Keywords

Pembelajaran Sejarah Kebebasan berpikir Nalar

Article Details

References

  1. Absor, N. F. (2020). Pembelajaran Sejarah Abad 21: Tantangan dan Peluang dalam Menghadapi Pandemi Covid-19. CHRONOLOGIA, 2(1), 30–35.
  2. Asep, J., & Abdul, H. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Press.
  3. Bochenski, J. M. (2001). Apakah Sebenarnya Berpikir. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
  4. Faisal, S. (2005). Format-format Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
  5. Fakta, T. C. (2020). [KLARIFIKASI] Mata Pelajaran Sejarah Tidak Dihapus dari Kurikulum. Retrieved from kompas.com website: https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/21/104053465/klarifikasi-mata-pelajaran-sejarah-tidak-dihapus-dari-kurikulum
  6. Hasan, H. S. (2007). Kurikulum Pendidikan Sejarah Berbasis Kompetensi. In Disampaikan dalam Seminar Nasional Ikatan Himpunan Mahasiswa Sejarah Se-Indonesia (IKAHIMSI). Semarang: Universitas Negeri Semarang.
  7. Kochhar, S. K. (2008). Pembelajaran Sejarah. Jakarta: Grasindo.
  8. Matanasi, P. (2016). Mengapa Pelajaran Sejarah Tak Disukai. Retrieved from tirto.id website: https://tirto.id/mengapa-pelajaran-sejarah-tak-disukai-bUc2
  9. Penguatan Pendidikan Karakter Jadi Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional. (2017). Retrieved from kemdikbud.go.id website: https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/07/penguatan-pendidikan-karakter-jadi-pintu-masuk-pembenahan-pendidikan-nasional
  10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.
  11. Santosa, Y. B. P. (2017). Problematika Dalam Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Di Sekolah Menegah Atas Kota Depok. Jurnal Candrasangkala Pendidikan Sejarah, 3(1), 30. https://doi.org/10.30870/candrasangkala.v3i1.2885
  12. Sjamsuddin, H. (2016). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
  13. Strauss, A., & Corbin, J. (2009). Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  14. Sugihartono, K. N. F., Harahap, F., Setiawati, F. A., & Nurhayati, S. R. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Pers.
  15. Sumantri, J. S. (2003). Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
  16. Suswandari, S., Lukman, L., & Absor, N. F. (2020). Problems on History Teaching With Curriculum 2013 in Vocational High Schools in East Jakarta. International Proceedings Conferences Series, 233–237.