Main Article Content
Abstract
Tidak semua orang mempunyai gaya belajar yang sama, sekalipun bila mereka bersekolah di sekolah atau bahkan duduk di kelas yang sama. Bahwa kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang, dan lambat. Karenanya mereka sering kali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Sebagian siswa lebih suka guru mereka yang mengajar dengan cara menuliskan segalanya di papan tulis. Dengan begitu, mereka bisa membaca kemudian mencoba memahaminya. Akan tetapi, sebagian siswa lain lebih suka guru mengajar dengan cara menyampaikan secara lisan dan mereka mendengarkan untuk bisa memahaminya. Sementara itu, ada siswa yang lebih suka membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut pelajaran tersebut. Dalam pembelajaran di kelas, berbagai model diterapkan agar siswa dapat memahami pelajaran dengan baik. Namun, kenyataannya masih saja terdapat kelemahan oleh sebagian siswa ataupun gurunya dalam menggunakan model-model pembelajaran. Untuk itu, perlu evaluasi lebih lanjut untuk mendeskripsikan permasalahan yang terjadi bahwa faktanya salah satu model pembelajaran yang digunakan oleh guru kepada para siswa di kelas masih terdapaat kelemahan. Maka, didapat suatu rumusan masalah dalam penelitian ini Problematik Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Materi Dongeng Siswa Kelas VII SMP Negeri 09 Kota Bengkulu. Tujuan penelitian ini dalam upaya mengungkapkan kesulitan dalam menerapkan model pembelajaran mind mapping. Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 09 Kota Bengkulu dan waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap selama kurang lebih satu semester. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan datanya berupa pengamatan/observasi dan ujian/tes. Teknik analisis datanya yakni reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil penelitian didapat beberapa kelemahan dalam penerapan model pembelajaran Mind Mapping yakni siswa butuh kemampuan kognitif untuk memahami pembelajaran dengan model mind mapping, penerapan model mind mapping butuh waktu panjang (satu standar kompetensi dua kali pertemuan atau empat jam pelajaran), dan guru cenderung kesulitan mengoordinasi kelas. Dengan demikian model pembelajaran mind mapping ini sebaiknya dilaksanakan secara terfokus pada siswa dan materi dibuat semenarik mungkin dengan cara ini minat belajar siswa termotivasi. Kemudian, model pembelajaran ini lebih mudah guru memantau keaktifan semua siswa dan tidak sulit untuk menerapkannya pada beberapa kompetensi yang berbeda.