Main Article Content

Abstract

Penelitian ini mengkaji fenomena Ketidaksantunan berbahasa (impoliteness) dalam komunikasi digital di media sosial Platform X di Indonesia. Ketidaksantunan dalam berbahasa di media sosial sering kali dipengaruhi oleh faktor ideologis, kekuasaan, dan konteks sosial budaya pengguna. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menganalisis 375 status di Platform X yang mengandung unsur Ketidaksantunan dalam Bahasa Indonesia, yang dikumpulkan selama periode dua bulan. Analisis dilakukan berdasarkan kerangka teoritis yang dikembangkan oleh Culpeper (2011) serta Kienpointner dan Stopfner (2017), yang berfokus pada kontekstualisasi sosial, relasi kuasa, serta interseksi dengan isu-isu terkait Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA).Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ketidaksantunan berbahasa di media sosial berpotensi memicu eskalasi konflik sosial dan memperburuk kohesi sosial, terutama di masyarakat multikultural seperti Indonesia. Fenomena ini sering kali digunakan sebagai sarana untuk mengekspresikan dominasi kelompok tertentu atau mengkritik kelompok lain, yang pada gilirannya dapat memperparah polarisasi sosial. Penelitian ini juga menekankan pentingnya peningkatan literasi digital dan etika berbahasa sebagai upaya mitigasi terhadap dampak negatif ujaran kebencian dan misinformasi di ruang digital. Dengan demikian, studi ini berkontribusi dalam memperkaya pemahaman mengenai dinamika penggunaan bahasa dalam konteks komunikasi digital serta dampaknya terhadap interaksi sosial di era digital.

Keywords

Ketidaksantunan Platform X Etika Sosiolinguistik

Article Details

How to Cite
Anhar. (2025). Ketidaksantunan dalam Komunikasi Pengguna Platform X Di Indonesia. Imajeri: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 7(2), 200–213. https://doi.org/10.22236/imajeri.v7i2.16661

References

  1. Aminah, S. (2017). Kajian pragmatik kesantunan berbahasa Arab pada novel Kaukab Amun karya Sally Magdi. Arabi: Journal of Arabic Studies, 2(2), 141-155. https://doi.org/10.24865/ajas.v2i2.61
  2. Anhar. (2022). Pergeseran Ideologi Agama dalam Puisi Almustafa Karya Kahlil Gibran. Bahasa: Jurnal Keilmuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. https://doi.org/10.26499/bahasa.v4i2.287
  3. Anhar. (2023). Optimalisasi Materi Inklusi Kesadaran Pajak bagi Dosen Mata Kuliah Wajib Umum dengan Pendekatan Teks Akademik Genre Makro. ADMA: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat. https://doi.org/10.30812/adma.v3i2.2709
  4. Anhar. (2024). Krisis Identitas Budaya Generasi Z: Antara Lema Bahasa Bahasa Nasional, Bahasa Daerah Dan Bahasa Alay. SOCIETIES: Journal of Social Sciences and Humanities. https://doi.org/10.26858/societies.v4i1.64557
  5. Anhar, A., Hazlin, N. A. A., Simanjuntak, A., & Nurbidayah, D. (2024). Interaksi Media Sosial dan Minat Baca di Kalangan Gen Z. Indo-MathEdu Intellectuals Journal, 5(5), 6241–6248. https://doi.org/10.54373/imeij.v5i5.1973
  6. Anhar, A., Hasanah, R., & Aprilia, R. P. (2024). Pengaruh Interaksi Virtual Terhadap Pembentukan Bahasa Slang di Komunitas Gamer Indonesia: Perspektif Sosiolinguistik. Jurnal Intelek Insan Cendikia, 1(8), 3821-3829.
  7. Anhar, A., Khoirunnisaa, K., Septianti, L., & Asmawati, M. (2024). Pengaruh Tiktok Terhadap Perkembangan Bahasa di Kalangan Generasi Alpha. Indo-MathEdu Intellectuals Journal, 5(5), 6341–6346. https://doi.org/10.54373/imeij.v5i5.1994
  8. Anhar, A., Muslimah, N. A. S., Nisa, D. I., & Fatimah, N. (2024). Dampak Media Sosial Terhadap Perubahan Struktur dan Kosakata Bahasa Indonesia di Kalangan Generasi Muda. Indo-MathEdu Intellectuals Journal, 5(6), 7213–7221. https://doi.org/10.54373/imeij.v5i6.2103
  9. Anhar, A., Tasya, T., Selviana, S., & Tanjung, K. (2024). Peran Komunikasi Verbal dan Nonverbal Dalam Dukungan Sosial Teman Sebaya Terhadap Resiliensi Mahasiswa. Indo-MathEdu Intellectuals Journal, 5(6), 7191–7198. https://doi.org/10.54373/imeij.v5i6.2094
  10. Anwar, M., Murtadho, F., Boeriswati, E., Yarmi, G., & Rosa, H. T. (2021). The analysis model of impolite Indonesian language use. Linguistics and Culture Review, 5(S3), 1426-1441. https://doi.org/10.21744/lingcure.v5nS3.1840
  11. Azizah, A. U., & Mabrur, M. M. (2022). Konsep Makar (Tipu Daya) Tuhan Prespektif Semantik Toshiko Izutsu. MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur'an Dan Tafsir, 7(2), 22-46. https://doi.org/10.24090/maghza.v7i2.6980
  12. Badan Pengembangan Bahasa dan Buku. (2019). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Balai Pustaka.
  13. Baldó, R. M. P. (2019). Strategi Ketidaksantunan dan karakteristik sosial. Analisis film dalam bahasa Spanyol Semenanjung dan penutur bahasa Inggris Amerika yang sedang bekerja. Jurnal Penelitian Komunikasi Antarbudaya, 48(6), 608-626. https://doi.org/hbh9
  14. Bahri, S., & Rasyid, A. (2019). Moral Foundations and Communication Ethics in Indonesian Context. Journal of Ethical Communication, 6(1), 45-61.
  15. Bahri, S., & Rasyid, S. F. (2018). Fenomena kedwibahasaan di sekolah dasar: Sebuah kondisi dan bentuk kesantunan berbahasa. Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD), 2(2), 62-72.
  16. Balqis, A., Ajiziyah, N., & Indri Tiara Peprianti, Anhar. (2024). Analisis Perbandingan Peranan Tagline Pada Iklan Le Minerale Dan Aqua Terhadap Brand Awareness Kota Balikpapan. YUME: Journal of Management, 7(3), 1142-1150.
  17. Cantika, N. P., Anhar, Asyura, I., & Juniar, A. (2024). Representasi Emosi Melalui Gestur dan Ekspresi Wajah dalam Film Miracle in Cell No. 7 Versi Indonesia (Analisis Pragmatik). Indo-MathEdu Intellectuals Journal, 5(6), 6578–6588. https://doi.org/10.54373/imeij.v5i6.2023
  18. Christie, C. (2015). Epilog. Penelitian Kesopanan: Sosiolinguistik sebagai pragmatik terapan. Jurnal Penelitian Kesopanan, 11(2), 355-364.
  19. Culpeper, J. (2011). Ketidaksantunan: Menggunakan bahasa untuk menimbulkan pelanggaran. Universitas Cambridge.
  20. Geertz, C. (1976). Agama Jawa. Chicago: The University of Chicago, Phoenix Edition.
  21. Geertz, C. (2021). The Interpretation of Cultures: Selected Essays. Basic Books.
  22. Hambali, D., & Novia. (2017). Kesantunan berbahasa Indonesia siswa sekolah dasar negeri 06 Kota Bengkulu. Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 10(1), 11-17. https://doi.org/10.33369/pgsd.10.1.11-17
  23. Idris, I. K. (2018). Government social media in Indonesia: Just another information dissemination tool. Jurnal Komunikasi: Malaysian Journal of Communication, 37(4), 337-356. https://doi.org/10.17576/JKMJC-2018-3404-20
  24. Jahdiah. (2018). Kesantunan tindak tutur Bamamai dalam bahasa Banjar: Berdasarkan skala kesantunan Leech. Jurnal Ranah, 7(2), 164-179. https://doi.org/g9r9
  25. Puspita, E. K., Tsalisa, S., Pranata, R., & Anhar. (2024). Dosen Otoritatif: Analisis Persepsi Mahasiswa STIE Balikpapan. Indo-MathEdu Intellectuals Journal, 5(5), 6201–6208. https://doi.org/10.54373/imeij.v5i5.1958
  26. Septiani, S., Ramadhany, C. L., Putri, S. A., & Anhar, A. (2024). Koherensi dan Kejelasan Kalimat dalam Surat Perjanjian Kerjasama: Pendekatan Linguistik dan Legal. Indo-MathEdu Intellectuals Journal, 5(5), 6162-6167.
  27. Keraf, G. (2007). Diksi dan Gaya Bahasa. PT. Gramedia Pustaka Utama.