Main Article Content
Abstract
Penggunaan instrumen asesmen yang tidak tepat berpotensi besar menghambat efektivitas dan menurunkan kualitas pembelajaran. Memastikan kesesuaian antara materi dan asesmen menjadi hal yang penting dalam menciptakan pembelajaran yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketidaksesuaian materi teks negoisasi dan asessmen serta mengidentifikasi solusi optimalisasi pembelajaran pada materi tersebut. Pendekatan penelitian menggunakan kualitatif deskriptif. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara kepada 1 guru bahasa Indonesia dan 6 siswa kelas X di SMK Al-Hakim. Hasil penelitian menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara materi teks negoisasi dan asesmen yang digunakan oleh guru terutama dalam menilai keterampilan berbicara. Dalam pembelajaran, guru hanya menggunakan asesmen formatif atau kognitif berupa soal tertulis. Asesmen formatif yang digunakan oleh guru kurang sesuai untuk materi teks negoisasi karena sifatnya yang cenderung statis, tidak interaktif dan tidak autentik. Padahal secara penerapan, negoisasi membutuhkan kemampuan yang nyata terutama dalam menanggapi situasi sosial yang dinamis. Latihan soal dan tayangan video tentang negoisasi hanya akan membuat siswa paham secara konseptual yang sifatnya sementara. Hal ini berimbas pada rendahnya kompetensi siswa terutama pada keterampilan berbicara. Pembelajaran berbasis pengalaman seperti praktek dan project sangat dibutuhkan guna meningkatkan pemahaman tentang negoisasi. Pembelajaran yang faktual, implikatif dan interaktif juga penting untuk diterapkan agar keterampilan berbicara siswa dapat lebih maksimal.
Keywords
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.