Main Article Content

Abstract

Abstrak


Bakteri Salmonella sp. adalah bakteri gram negatif yang dapat menyebabkan penyakit demam tifoid. Terapi demam tifoid adalah antibiotik seperti kotrimoksazol, kloramfenikol, dan ampisilin. Namun, menurut Badan Litbang Kesehatan, didapatkan Salmonella sp. menunjukkan resistensi sebesar 71% terhadap kotrimoksazol, 57% terhadap kloramfenikol, dan 42% terhadap ampisilin. Oleh karena itu, dibutuhkan bahan alami alternatif untuk memperoleh senyawa antibakteri baru. Salah satu bahan alam yang dapat digunakan adalah biji mangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri terhadap bakteri Salmonella sp dari ekstrak biji mangga (Mangifera indica L). Ekstraksi biji mangga menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96% yang dilanjutkan dengan pengujian kandungan fitokimia. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak biji mangga mengandung senyawa alkaloid, saponin, tanin, fenolik, flavonoid, tritepernoid, steroid, dan glikosida. Pada penelitian ini dilakukan uji coba perendaman cakram dengan variasi waktu perendaman cakram di ekstrak selama 5 menit, 15 menit, 6 jam, 12 jam, dan 24 jam. Kemudian dilanjutkan dengan peletakan cakram di medium yang mengandung bakteri Salmonella typhimurium sesuai dengan metode difusi cakram. Dari hasil yang didapat, zona hambat muncul secara optimal pada perendaman cakram selama 24 jam. Oleh karena itu, dilakukan perendaman cakram selama 24 jam pada ujicoba antibakteri dengan konsentrasi ekstrak 2.000 ppm, 10.000 ppm, 50.000 ppm, dan 100.000 ppm. Hasil dari penelitian ini adalah ekstrak biji mangga memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Salmonella typhimurium yang dapat terlihat mulai dari konsentrasi ekstrak 50.000 ppm dan 100.000 ppm.

Keywords

Ekstrak biji mangga Salmonella typhimurium Kirby-Bauer

Article Details

How to Cite
Adinda Octaviani, Zaim, M., & Avissa, R. (2023). Uji Antibakterial dari Ekstrak Etanol Biji Mangga (Mangifera indica L) Terhadap Bakteri Salmonella typphimurium. Sanus Medical Journal, 5(1), 14–17. https://doi.org/10.22236/sanus.v5i1.10719

References

  1. Anggraeni VJ, Yulianti S, P. R. (2020). Fitokimia dan Aktivitas Antibakteri Dari Tanaman Mangga (Mangifera indica L) obat seperti alkaloid, favonoid, steroid dan tanin [1]. Indonesia Natural Research Pharmaceutical Journal, 5(2), 102–113.
  2. Anita Dwi Puspitasari, L. S. P. (2017). Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi Dan Sokletasi Terhadap Kadar Fenolik Total Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura). Jurnal Ilmiah Cendekia Eksakta, 1(2), 1–8.
  3. Badaring, D. R., Sari, S. P. M., Nurhabiba, S., Wulan, W., & Lembang, S. A. R. (2020). Uji Ekstrak Daun Maja (Aegle marmelos L.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Indonesian Journal of Fundamental Sciences, 6(1), 16. https://doi.org/10.26858/ijfs.v6i1.13941
  4. Carroll, K. C., Butel, J., & Morse, S. (2015). Jawetz Melnick & Adelbergs Medical Microbiology 27 E. https://books.google.com/books?id=PumOCgAAQBAJ
  5. Cita, Y. P. (2011). Bakteri Salmonella typhi dan demam tifoid. Jurnal Kesehatan Masyarakat September - Maret 2011, 6(1), 42–46.
  6. Faridatul, Z., Aufia, W., & Masitha, N. (2017). Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol biji mangga (. Pharmasipha, 1(1).
  7. Gibbs, D. (2013). SENYAWA FLAVONOID YANG BERSIFAT ANTIBAKTERI DARI AKWAY (Drimys becariana.Gibbs). Chemistry Progress, 6(1), 34–37. https://doi.org/10.35799/cp.6.1.2013.2069
  8. Hatta, M., & Ratnawati. (2008). Enteric fever in endemic areas of Indonesia: An increasing problem of resistance. Journal of Infection in Developing Countries, 2(4), 279–282. https://doi.org/10.3855/jidc.222