Main Article Content
Abstract
Minat murid terhadap sastra mengalami penurunan seiring meningkatnya dominasi media digital yang menawarkan hiburan cepat dan visual. Padahal, sastra memiliki peran strategis dalam mengembangkan kemampuan bahasa, empati, kreativitas, dan karakter murid. Sanggar sastra di sekolah muncul sebagai ruang alternatif yang dapat menghidupkan kembali budaya literasi melalui kegiatan membaca, berdiskusi, dan mencipta karya sastra secara terarah. Berbagai penelitian menunjukkan efektivitas sanggar sastra dalam meningkatkan keterampilan literasi murid, namun kajian yang menguraikan profil penyelenggaraannya secara komprehensif dalam konteks era digital masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan memetakan profil penyelenggaraan sanggar sastra di sekolah pada era digital dengan fokus pada bentuk kegiatan, strategi pelaksanaan, pemanfaatan teknologi, serta hambatan dan peluang pengembangan program. Pendekatan penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen di beberapa sekolah yang telah menjalankan sanggar sastra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sanggar sastra mulai mengintegrasikan teknologi digital, seperti platform penulisan daring, dokumentasi multimedia, dan publikasi karya secara digital. Namun, upaya tersebut belum optimal akibat keterbatasan kompetensi digital guru, sarana teknologi yang belum merata, dan minimnya kebijakan institusional. Meski demikian, sanggar sastra tetap memberikan dampak positif terhadap motivasi, kreativitas, dan kompetensi literasi murid. Penelitian ini menegaskan perlunya dukungan sistemik dan inovasi pemanfaatan teknologi agar sanggar sastra tetap relevan bagi generasi digital.
Keywords
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.