Pemberian konseling kelompok untuk meningkatkan empati pelaku bullying di Sekolah Kedinasan Negeri Bandung Timur
Abstract
Empati merupakan salah satu aspek dalam kecerdasan emosional yang dibutuhkan seseorang untuk berinteraksi sosial. Di dalam dunia pendidikan khususnya tingkat perguruan tinggi, rendahnya empati dapat menjadi salah satu penyebab maraknya bullying di antara senior terhadap junior. Mahasiswa dengan empati rendah membuat dirinya kurang mampu merespon tekanan dan ketidaknyamanan yang dialami oleh orang lain, karena orang yang rendah empatinya tidak mampu memahami pengalaman emosi yang dialami oleh orang lain. Orang yang kurang empati tidak mampu menghubungkan perilaku anti sosial dalam hal ini bullying yang dilakukannya dengan reaksi emosi orang lain. Dikarenakan penelitian dilakukan pada Perguruan Tinggi Kedinasan di Bandung Timur yang mencetak pamong atau abdi masyarakat nantinya, kiranya tidaklah berlebihan apabila empati sangat dibutuhkan untuk dapat memahami problematika yang ada dalam masyarakat, dan seorang aparat pemerintahan yang tidak memiliki empati yang tinggi akan dengan mudah melakukan pelanggaran dalam masyarakat seperti kecurangan, bullying dalam masyarakat, ingin menang sendiri hingga korupsi. Oleh karena itu metode konseling khususnya konseling kelompok menjadi dibutuhkan sebagai problem solving mengurangi perilaku bullying di perguruan tinggi kedinasan tersebut dengan meningkatkan empati yang dimilikinya, karena dalam konseling kelompok diharapkan dapat menghantarkan konseli mencapai insight (pemahaman) tentang diri konseli sendiri sehingga pemikiran-pemikiran irasional yang sebelumnya ada, seperti perasaan lebih unggul, senioritas, serta percaya diri berlebihan dapat berubah menjadi pemikiran rasional.
Berdasarkan perhitungan statistik deskriptif, dapat diperoleh data bahwa ada peningkatan empati dari sebelum dan sesudah diberikan konseling kelompok yaitu sebesar 27,88%. Aspek dari empati yang memiliki perubahan signifikan adalah aspek perhatian 53,13% dan fantasi 42,11%. Ini menunjukkan adanya pengaruh konseling kelompok terhadap empati seseorang.