Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Kandungan Boraks Pada Bakso Tusuk di Wilayah Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Abstract
Makanan adalah salah satu sumber energi bagi tubuh manusia. Makanan yang baik adalah makanan yang memiliki tingkat gizi yang tinggi sehingga berpengaruh pada kualitas kesehatan manusia. Salah satu makanan yang sedang digemari dan sering ditambahkan zat berbahaya adalah bakso tusuk. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa lama bakso tusuk dapat dikonsumsi dan disimpan pada suhu ruang dan mengetahui ada tidaknya kandungan boraks pada bakso tusuk serta mengukur kadar boraks pada bakso tusuk di wilayah Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif laboratorik dengan pemeriksaan laboratorium secara kualitatif dengan metode pembusukan, uji warna kertas tumerik dan nyala api sedangkan secara kuantitatif dengan metode titrasi asam basa. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah cluster sampling. Hasil analisis kualitatif dan kuantitatif menunjukan seluruh sampel bakso tusuk di Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, positif mengandung boraks. Kadar boraks berkisar antara 0,34%–3,41%.
Full text article
References
Clarke, E. G. C., Moffat, A. C., Osselton, M. D., Widdop, B., 2004. Clarke's Analysis Of Drugs And Poisons. Pharmaceutical Press. London.
Depkes 41/MA/93. 1993. Identifikasi Boraks dalam Makanan. dalam: Metode. Analisis. Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Etimine USA, Inc., Safety Data Sheet , http://www.etimineusa.com/sites/etimineusa.com/files/SDS%20-%20Decahydrate%202016%20-%202018.pdf.
Environmental Protection Agency. 2006. Report Of The Food Quality Protection Act (FQPA) Tolerance Reassessment Eligibility Decision (Tred) For Boric Acid/Sodium Borate Salts. Environmental Protection Agency, Prevention, Pesticides And Toxic Substance: United States
Khamid, I.R. 2006. Bahaya Boraks Bagi Kesehatan. Penerbit Kompas. Jakarta.
Mendham, J., Denney, R. C., Barnes, J. D., Thomas, M. J. K. 2000, Vogel's Quantitative Chemical Analysis (6th ed.), Prentice Hall, New York. p. 316.
Nurkholidah, Ilza M., Jose, C., 2012. Analisis Kandungan Boraks Pada Jajanan Bakso Tusuk Di Sekolah Dasar Di Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar., Jurnal Ilmu Lingkungan, 6,134-235.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 33 Tahun 2012 Tentang Bahan Tambahan Pangan. Jakarta
Roth, H. J. 1988. Analisis Farmasi. Gadjah Mada University Press;Yogyakarta.
Saparinto, C. Hidayati, D. (2006). Bahan Tambahan Pangan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta,
Silalahi, J.,Immanuel, M.,Labora, P., 2010. Pemeriksaan Boraks Di Dalam Bakso Di Medan. Majalah Kedoktetan Indononesia, Volume: 60, Nomor: 11, November 2010
Suci, E.S.T., 2009. Gambaran Perilaku Jajan Murid Sekolah Dasar di Jakarta. Psikobuana 2009, volume 1, No 1: 29-38. Universitas Katolik Atma Jaya: Jakarta
Syamadi, R. K. 2002. Aplikasi Penggunaan H2O2 Dan Iradiasi Dalam Pengawetan Bakso Sapi Pada Penyimpanan Suhu Kamar. Skripsi. Fateta IPB, Bogor.
Tubagus, I., Citraningtyas, G., Fatimawali, 2013. Identifikasi dan penetapan kadar boraks dalam bakso jajanan di Kota Manado. PHARMACON. Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 040. p. 142-148.
Wibowo, S. 2005. Pembuatan Bakso Daging dan Bakso Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Yuliarti, N.. 2007. Awas bahaya di balik lezatnya makanan. Penerbit Andi. Yogyakarta,