Pengaruh Pencemaran Udara PM 2,5 dan PM 10 Terhadap Keluhan Pernapasan Anak di Ruang Terbuka Anak di DKI Jakarta
Abstract
ABSTRAK
Udara adalah aspek penting dalam kehidupan manusia, semakin pesat pembangunan perkotaan, industri, dan transportasi dapat menyebabkan kualitas udara di area Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) mengalami penurunan kualitas udara, penelitian ini bertujuan untuk mengukur kualitas udara partikulat meter (PM) 2,5 dan PM 10 terhadap keluhan pernapasan pengujung RPTRA. Lokasi penelitian di RPTRA Lenteng Agung, Sungai Bambu dan Taman Lapangan Banteng. Responden adalah 60 orang yang dipilih berdasarkan metode random sampling. Pengumpulan data dilakukan secara langsung. Analisis data menggunakan uji regresi. Hasil dari pengambilan sampel yaitu RPTRA Lenteng Agung PM 2,5 siang hari adalah 42 mg/m3 dan sore hari 68 mg/m3; PM 10 Siang hari 48 mg/m3 dan sore hari 80 mg/m3, RPTRA Sunga Bambu PM 2,5 siang hari adalah 14 mg/m3 dan sore hari 34 mg/m3; PM 10 Siang hari 16 mg/m3 dan sore hari 35 mg/m3, Taman Lapangan Banteng PM 2,5 siang hari adalah 8 mg/m3 dan sore hari 51 mg/m3; PM 10 siang hari adalah 9 mg/m3 dan sore hari 59 mg/m3. Hubungan paparan debu PM terhadap keluhan pernapasan anak-anak yang berkunjung ke RPTRA adalah PM 2,5 siang terhadap keluhan pernapasan yaitu sesak 0,000 (p<0,05) dan asma 0,049 (p<0,05), PM 2,5 sore terhadap keluhan pernapasan sesak, pilek dan nyeri tenggorokan 0,000 (p<0,05), keluhan pernapasan PM 10 siang terhadap kelihan pernapasan sesak 0,000 (p<0,05) dan sesak 0,049 (p<0,05) dan PM 10 sore terhadap keluhan pernapasan sesak 0,000 (p<0,05), pilek 0,043 (p<0,05), nyeri tenggorokan 0,031 (p<0,05). Hasil penelitian ini diharapkan pemerintah tetap mengontrol pencemaran udara di lokasi RPTRA karena dapat berisiko bagi kesehatan pengunjung khusunya anak-anak.
Kata kunci: Udara, Pernapasan, RPTRA