REFEREN
https://journal.uhamka.ac.id/index.php/referen
<p><span style="color: #ffcc00;"><strong>REFEREN</strong> </span>bercita-cita ingin menjadi jurnal yang dapat dijadikan sebagai rujukan bagi pembaca dengan latar belakang peneliti, para akademisi, professional, paraktisi, dan pelajar. <span style="color: #ffcc00;"><strong>REFEREN </strong></span>terbit dua kali (Mei-November) dalam setahun. <span style="color: #ffcc00;"><strong>REFEREN </strong></span>telah ber-ISSN <a href="https://issn.lipi.go.id/terbit/detail/20220609250326843" target="_blank" rel="noopener">2830-652X</a>. </p>Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamkaen-USREFEREN2830-652XKajian Semiotik dalam Video Klip "Gala Bunga Matahari" yang Dipopulerkan Sal Priadi Serta Implikasi Pembelajaran Perguruan Tinggi
https://journal.uhamka.ac.id/index.php/referen/article/view/20029
<p>Pendekatan semiotika, khususnya yang dikembangkan oleh Roland Barthes, memberikan alat analisis yang relevan untuk memahami makna di balik teks lirik dan elemen visual. Lagu "Gala Bunga Matahari" menonjol karena kemampuannya menciptakan narasi yang emosional melalui lirik yang puitis serta visual yang sederhana namun simbolis. Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai bagaimana seni musik dan visual berperan sebagai sarana komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan emosional dan ideologis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif interpretatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Analisis semiotika terhadap lirik lagu “Gala Bunga Matahari” menghasilkan interpretasi tentang kerinduan terhadap seseorang yang telah meninggal, dengan harapan untuk bisa bertemu meskipun hanya dalam mimpi. Kerinduan yang terdapat dalam lirik lagu ini mencerminkan keinginan untuk terus melanjutkan hidup dengan keyakinan bahwa orang yang telah tiada masih ada di sekitar kita.</p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em>: Kajian Semiotik, Video Klip Gala Bunga Matahari dan Simbolis</em></p>Indah Meiga
Copyright (c) 2025 REFEREN
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-302025-11-304210.22236/referen.v4i2.20029Ekokritik dalam Naskah Drama Manufaktur Anatomi Kera Karya Gulang Satriya Pangarso
https://journal.uhamka.ac.id/index.php/referen/article/view/21680
<p>Penelitian ini menganalisis bentuk dan representasi ekokritik dalam naskah drama <em>Manufaktur Anatomi Kera</em> karya Gulang Satriya Pangarso dengan menggunakan teori ekokritik Endraswara. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan bentuk-bentuk ekokritik yang muncul dalam naskah serta mengkaji keterkaitannya dengan realitas sosial-ekologis kontemporer di Indonesia. Metode yang digunakan ialah deskriptif kualitatif melalui analisis dokumentasi dan teknik baca–catat. Data berupa kutipan dialog dan narasi dalam naskah drama. Hasil penelitian menunjukkan adanya 42 data yang merepresentasikan tiga kategori ekokritik: ekokritik fisik, sosial, dan spiritual. Ketiganya menyuarakan kritik terhadap eksploitasi lingkungan, konsumsi berlebihan, penghilangan keanekaragaman hayati, serta keterasingan manusia dari alam. Penelitian ini menegaskan bahwa karya drama dapat menjadi medium efektif dalam menyuarakan isu ekologi dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan.</p>Panji Adam Al Iman BesariNugroho Widhi Pratomo
Copyright (c) 2025 REFEREN
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-302025-11-304210.22236/referen.v4i2.21680Pembelajaran Dongeng : Fabel sebagai Media Pendidikan Karakter untuk Pencegahan Perundungan pada anak Usia Dini
https://journal.uhamka.ac.id/index.php/referen/article/view/21598
<p>Tingginya angka kasus perundungan di lingkungan sekolah semakin meningkat hal ini harus dibentuk sejak anak usia dini dan perlu diperkuat melalui pendekatan pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, dan relevan dengan perkembangan anak. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah pembelajaran dongeng fabel, karena tokoh-tokoh hewan yang berperilaku seperti manusia memudahkan anak melakukan proses observasi, penilaian moral, dan peniruan perilaku positif. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan efektivitas fabel sebagai media pendidikan karakter untuk pencegahan perundungan pada anak usia dini. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan desain studi lapangan intervensi. Analisis memadukan Teori Morfologi Vladimir Propp untuk mengkaji struktur naratif dongeng serta Teori Pembelajaran Sosial Albert Bandura untuk menjelaskan mekanisme internalisasi nilai melalui perhatian, retensi, reproduksi perilaku, dan motivasi. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, angket emotikon, serta dokumentasi, kemudian dianalisis melalui reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak mampu mengenali perbuatan positif dan negatif melalui konflik cerita serta menirukan perilaku tokoh yang menunjukkan empati, keberanian, kejujuran, kerja sama, dan penolakan terhadap tindakan bullying. Disimpulkan bahwa fabel efektif sebagai media pendidikan karakter dan layak diintegrasikan dalam pembelajaran literasi secara sistematis, kreatif, dan berkelanjutan.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Kata kunci 1; pembelajaran dongeng 2; fabel 3; anak usia dini</p> <p><strong><em> </em></strong></p>Lukman AlfarisLeli TrianaWilda Hamisa
Copyright (c) 2025 REFEREN
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-302025-11-304210.22236/referen.v4i2.21598Analisis Wacana Sara Mills terhadap Representasi Perempuan dalam Film Laura
https://journal.uhamka.ac.id/index.php/referen/article/view/20166
<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi perempuan dalam film <em>Laura</em> karya Hanung Bramantyo melalui pendekatan Analisis Wacana Kritis perspektif feminis yang dikembangkan oleh Sara Mills. Pendekatan ini menitikberatkan pada tiga aspek utama dalam teks: posisi subjek, posisi objek, dan posisi pembaca atau penonton. Film <em>Laura</em> dipilih karena secara naratif menampilkan transformasi tokoh perempuan dari posisi sebagai korban menuju figur yang memiliki agensi, keberdayaan, dan kontrol atas narasinya sendiri. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui teknik simak dan catat terhadap adegan, dialog, dan visual yang relevan dalam film. Hasil analisis menunjukkan bahwa film <em>Laura</em> secara eksplisit memperlihatkan dinamika kekuasaan antara laki-laki dan perempuan dalam struktur sosial patriarkal. Tokoh Laura direpresentasikan sebagai subjek yang berani bersuara, mengklaim ruang publik, dan mempengaruhi opini masyarakat melalui media sosial dan pengadilan. Namun, pada beberapa bagian, Laura juga diposisikan sebagai objek penderitaan akibat tindakan tokoh laki-laki, yang mencerminkan ketimpangan kuasa dalam relasi gender. Selain itu, penonton secara aktif diarahkan untuk berpihak pada perjuangan perempuan melalui teknik sinematik seperti sudut pandang kamera, narasi batin tokoh, dan musik emosional. Dengan demikian, film ini tidak hanya menjadi produk hiburan, tetapi juga media kritik terhadap ketidakadilan gender serta representasi perempuan dalam budaya populer.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong><em>analisis wacana; sara mill; Laura;</em></p>Sariyah SariyahZahroh Nurhilal
Copyright (c) 2025 REFEREN
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-302025-11-304210.22236/referen.v4i2.20166Karakteristik Realisme Magis Pada Novel dalam Kurung Karya Haditha
https://journal.uhamka.ac.id/index.php/referen/article/view/21700
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik realisme magis pada novel <em>Dalam Kurung</em> karya Haditha serta menguraikan narasi realisme magis yang berkaitan dengan konteks sosial budaya dunia riil. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan data berupa teks naratif yang mengandung unsur realisme magis berdasarkan konsep Wendy B. Faris. Pendekatan fenomenologi digunakan untuk melihat bagaimana pengalaman magis dalam novel dipahami sebagai fenomena yang memiliki makna kultural. Data diperoleh melalui teknik membaca, identifikasi, dan pencatatan, kemudian dianalisis melalui proses klasifikasi, interpretasi, dan penyimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel <em>Dalam Kurung</em> memuat kelima karakteristik realisme magis menurut Faris, meliputi: elemen tak tereduksi, dunia fenomenal, keraguan yang menggoyahkan, penggabungan dua dunia, serta gangguan atas ruang, waktu, dan identitas. Selain itu, narasi magis dalam novel berkaitan erat dengan konteks sosial budaya Jawa, khususnya aspek spiritualitas, mitos, dan kepercayaan masyarakat terhadap entitas supranatural.</p> <p> </p>Fiqih Nur KalamSiti Maemunah
Copyright (c) 2025 REFEREN
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-302025-11-304210.22236/referen.v4i2.21700Nilai Moral dalam Film Pendek Topi (Tindak, Tanduk, Subasita) Karya Paniradya Kaistimewan dan Implikasinya pada Pembelajaran Menulis Cerpen di SMP
https://journal.uhamka.ac.id/index.php/referen/article/view/19948
<p>Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan tentang nilai moral dalam film pendek <em>Topi (Tindak, Tanduk, Subasita)</em>. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Peneliti dibantu dengan tabel analisis yang di dalamnya terdapat nilai moral pada dialog dalam film pendek <em>Topi (Tindak, Tanduk, Subasita)</em>. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik simak dan catat. Peneliti menyimak film pendek <em>Topi (Tindak, Tanduk, Subasita)</em> yang kebudian temuannya dicatat pada tabel analisis data. Data-data yang terkumpul pada tabel analisis data kemudian diolah dengan dikaji berdasarkan nilai moral yang terkandung pada film tersebut. Hasil penelitian tersebut memuat temuan yaitu tentang hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan diri sendiri, dan manusia terhadap manusia lain. Hasil tersebut berdasarkan simbol-simbol yang dilakonkan tokoh pada film pendek tersebut. Penelitian ini dapat dijadikan alternatif pembelajaran di sekolah.</p> <p> </p>Hasti PrastyaningsihNori Anggraini
Copyright (c) 2025 REFEREN
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-302025-11-304210.22236/referen.v4i2.19948Keefektifan Berbicara Penderita Asperger Tokoh Jati dalam Film Aku Jati, Aku Asperger
https://journal.uhamka.ac.id/index.php/referen/article/view/21644
<p>Penderita asperger umumnya mampu berbicara, tetapi mereka mengalami kesulitan bahasa ekspresi dan pragmatik. Salah satu film yang merepresentasikan individu dengan asperger adalah <em>Aku Jati, Aku Asperger</em>. Melalui narasi dan dialog tokoh Jati, penonton dapat melihat gambaran bagaimana individu dengan asperger mengekspresikan diri, berbicara, dan memahami bahasa dalam interaksi sehari-hari. Penelitian ini bertujuan menganalisis keefektifan berbicara penderita asperger tokoh Jati dalam film <em>Aku Jati, Aku Asperger</em>. Penelitian ini menggunakan metode deskrptif dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan teknik simak dan catat, serta teknik observasi pada film. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan teknik analisis data model Miles & Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian ditemukan 97 data yang dianalisis pada aspek kebahasaan dan nonkebahasaan berdasarkan faktor kefektifan berbicara.</p>Ira MaulidiaNur Aini PuspitasariRahma Bidari TuankottaHesty Sawitri
Copyright (c) 2025 REFEREN
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-302025-11-304210.22236/referen.v4i2.21644Budaya Betawi dalam Novel Kronik Betawi Karya Ratih Kumala: Pendekatan Antropologi Sastra
https://journal.uhamka.ac.id/index.php/referen/article/view/21355
<p>Penelitian ini dilatarbelakangi oleh posisi Universitas Pamulang dalam hal geokultural dan keinginan untuk menciptakan model peran penelitian antropologi sastra. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur-unsur budaya Betawi yang terungkap dalam novel Kronik Betawi karya Ratih Kumala. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif yang berfokus pada objek kajian unsur-unsur budaya Betawi dalam teks novel. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tujuh unsur budaya universal yang dikemukakan Koentjoroningrat terungkap dalam novel Kronik Betawi. Pertama, terungkap bahwa orang Betawi adalah orang yang mengamalkan syariat Islam, melakukan ritual keselamatan, percaya pada tanda-tanda alam, percaya pada hal gaib, ziarah kubur, dan lain-lain. Kedua, sistem sosial dan kemasyarakatan mengungkap sikap dan perilaku orang Betawi, lingkungan, serta kebiasaan dan anggapan yang berkembang dalam masyarakat Betawi. Ketiga, sistem pengetahuan mengungkap bahwa orang Betawi memperoleh pengetahuan melalui seseorang yang dianggap memiliki kelebihan, melalui sekolah, pengajian, membaca koran, dan mendengarkan siaran radio. Keempat, bahasa, terungkap bahwa bahasa yang digunakan tokoh-tokoh dalam novel ini adalah bahasa Melayu Betawi, dengan menggunakan ungkapan, peribahasa, kiasan, akronim, toponim, bahkan rima dalam berbahasa. Kelima, terungkap bahwa beberapa jenis kesenian yang dikembangkan dan dipelihara oleh masyarakat Betawi meliputi tari, musik, suara, seni pertunjukan, bela diri, dan busana. Keenam, terungkap bahwa pekerjaan yang dimainkan adalah sebagai pekerja seni, pedagang makanan, pengamen, petani, pengusaha susu, pengusaha rumah kontrakan, rentenir, dan pengemudi ojek. Ketujuh, sistem teknologi dan peralatan mengungkapkan penggunaan sepeda, parang, kompor minyak, lilin, benteng atau bunker, peralatan musik tradisional, radio amatir, trem, dan lain-lain.</p>Kusen
Copyright (c) 2025 REFEREN
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-302025-11-304210.22236/referen.v4i2.21355Profil Penyelenggaraan Sanggar Sastra di Sekolah pada Era Digital
https://journal.uhamka.ac.id/index.php/referen/article/view/21773
<p data-start="143" data-end="816">Minat murid terhadap sastra mengalami penurunan seiring meningkatnya dominasi media digital yang menawarkan hiburan cepat dan visual. Padahal, sastra memiliki peran strategis dalam mengembangkan kemampuan bahasa, empati, kreativitas, dan karakter murid. Sanggar sastra di sekolah muncul sebagai ruang alternatif yang dapat menghidupkan kembali budaya literasi melalui kegiatan membaca, berdiskusi, dan mencipta karya sastra secara terarah. Berbagai penelitian menunjukkan efektivitas sanggar sastra dalam meningkatkan keterampilan literasi murid, namun kajian yang menguraikan profil penyelenggaraannya secara komprehensif dalam konteks era digital masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan memetakan profil penyelenggaraan sanggar sastra di sekolah pada era digital dengan fokus pada bentuk kegiatan, strategi pelaksanaan, pemanfaatan teknologi, serta hambatan dan peluang pengembangan program. Pendekatan penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen di beberapa sekolah yang telah menjalankan sanggar sastra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sanggar sastra mulai mengintegrasikan teknologi digital, seperti platform penulisan daring, dokumentasi multimedia, dan publikasi karya secara digital. Namun, upaya tersebut belum optimal akibat keterbatasan kompetensi digital guru, sarana teknologi yang belum merata, dan minimnya kebijakan institusional. Meski demikian, sanggar sastra tetap memberikan dampak positif terhadap motivasi, kreativitas, dan kompetensi literasi murid. Penelitian ini menegaskan perlunya dukungan sistemik dan inovasi pemanfaatan teknologi agar sanggar sastra tetap relevan bagi generasi digital.</p>Syarif Hidayatullah
Copyright (c) 2025 REFEREN
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-302025-11-304210.22236/referen.v4i2.21773