https://journal.uhamka.ac.id/index.php/pesona/issue/feed Pesona : Pekan Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2019-10-19T08:54:25+07:00 Syarif Hidayatullah pesona@uhamka.ac.id Open Journal Systems <p>Pesona: Pekan Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan prosiding seminar nasional yang diselenggarakan setahun sekali oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta.</p> https://journal.uhamka.ac.id/index.php/pesona/article/view/3765 KAJIAN KEGRAMATIKALAN KALIMAT MAKALAH SEMINAR MAHASISWA SEMESTER VIII PBSI/ FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2011-2012 2019-10-19T08:54:24+07:00 Eko Suroso ekosuroso36@gmail.com <p>Tampak suatu gejala yang menyatakan bahwa para mahasiswa kurang begitu memperhatikan penggunaan kalimat secara benar dalam karya ilmiah, sehingga kalimat yang dihasilkan dalam karya tulisnya banyak yang tidak gramatikal. Permasalahan yang kemudian muncul adalah bagaimanakah kegramatikalan kalimat makalah seminar&nbsp; mahasiswa semester VIII PBSI/ FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2011-2112. Penelitian ini dilaksanakan di kalangan para mahasiswa semester VIII PBSI/ FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto periode 2011-2012. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah dari November 2011 sampai dengan April 2012. Data pada penelitian ini adalah kalimat. Sumber datanya adalah makalah seminar mahasiswa sem VIII PBSI/ FKIP UM Purwokerto. Pengambilan data dilakukan dengan teknik penugasan dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan tenik <em>content analysis. </em>Populasi makalah berjumlah 134 makalah. Sampel penelitian diambil 10% dari 134 makalah yaitu 14 makalah (1192 kalimat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kalimat yang telah gramatikal ada 706 kalimat (<em>58,23</em><em>%). Kalimat yang belum gramatikal ada </em>486 kalimat (<em>40,77</em><em>%</em><em>)</em>. kalimat yang kurang tepat dalam menggunakan fungsi gramatikal secara eksplisit dan konsisten ada 250 buah (20,97%). Kalimat yang terpengaruh struktur kalimat bahasa lain ada 23 kalimat (<em>1</em><em>,9</em><em>3</em><em>%</em><em>)</em>. Kalimat yang kurang tepat dalam menggunakan kata tugas ada 112 kalimat (<em>9,40</em><em>%</em><em>)</em>. Kalimat yang mengandung gaya pleonastis ada satu kalimat (<em>0,08</em><em>%</em><em>)</em>. Kalimat yang kurang logis sistemnya ada 100 kalimat (<em>8</em><em>,39%</em><em>)</em>.</p> 2019-10-19T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2019 Pesona : Pekan Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia https://journal.uhamka.ac.id/index.php/pesona/article/view/3766 NILAI RELIGIUS DALAM NASKAH SERAT RANGGAWARSITA 2019-10-19T08:54:24+07:00 Destyan Hardiani destyan9595@gmail.com Rahma Melia Putri rahmamelia09@gmail.com <p>Naskah merupakan hasil karya oang-orang di masa lampau yang isinya banyak mengandung nilai dan pelajaran bagi pembacanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap nilai religius dalam naskah Serat Ranggawarsita yang diterjemahkan oleh Agung Kuswanto. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Adapun hasilnya adalah terdapat nilai-nilai religius dalam naskah Serat Ranggawarsita yang terdiri dari nilai akidah dan akhlak, yaitu nilai-nilai religius yang berhubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dana juga dengan lingkungan. Naskah ini juga memberikan peringatan kepada pembacanya tentang nilai-nilai religius yang tidak akan lepas dalam pelaksanaan kehidupan sehari-hari.</p> 2019-10-19T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2019 Pesona : Pekan Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia https://journal.uhamka.ac.id/index.php/pesona/article/view/3767 PENINGKATAN KEMAMPUAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DENGAN TEKNIK COPY THE MASTER BAGI GURU-GURU BAHASA INDONESIA SMK DI BEKASI 2019-10-19T08:54:24+07:00 Siti Ansoriyah siti.ansoriyah@unj.ac.id <p>Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan menulis artikel ilmiah guru-guru bahasa Indonesia SMK di Bekasi dengan teknik <em>Copy The Master</em>. Model penelitian tindakan yang digunakan adalah penelitian tindakan model Kemmis &amp; Taggart mencakup sejumlah siklus, terdiri dari tahap: perencanaan <em>(plan)</em>, pelaksanaan, pengamatan <em>(act &amp; observe), </em>dan refleksi <em>(reflect)</em>. Subjek penelitian adalah guru-guru Bahasa Indonesia SMK di Bekasi. Data penelitian diambil dari hasil penulisan artikel ilmiah guru-guru bahasa Indonesia SMK di Bekasi, sedangkan teknik pengumpulan data adalah melalui pengamatan, wawancara dan tes. Data diolah secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif, hasil proses pada siklus I bahwa guru-guru bahasa Indonesia terlihat kesulitan dalam menulis artikel ilmiah, penulisan artikel ilmiah belum optimal karena masih adanya kesulitan dalam penulisan sistematika dan rencana apa yang akan dituangkan dalam tulisan, siklus II sudah terdapat kemajuan yaitu telah dapat membuat artikel ilmiah dengan baik, sedangkan hasil penelitian kuantitatif selama dua siklus menunjukan peningkatan nilai rata-rata keterampilan menulis artikel ilmiah guru-guru bahasa Indonesia SMK di Bekasi melalui teknik <em>Copy The Master</em> di setiap akhir tes.&nbsp; Hasil&nbsp; tes awal (<em>pre test</em>) keterampilan menulis guru-guru menunjukan nilai rata-rata 70, tes diakhir siklus I menunjukan nilai rata-rata rentangan 70-80, tes diakhir siklus II menunjukan nilai rata-rata rentangan 85-90. Berdasarkan indikator keberhasilan nilai tes rata-rata guru-guru bahasa Indonesia SMK di Bekasi menunjukan bahwa penggunaan teknik <em>Copy The Master</em> <em>&nbsp;</em>dapat meningkatkan kemampuan menulis artikel ilmiah dengan baik.</p> 2019-10-19T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2019 Pesona : Pekan Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia https://journal.uhamka.ac.id/index.php/pesona/article/view/3768 PERGESERAN BAHASA: MANAKAH BAHASAMU? INI BAHASAKU 2019-10-19T08:54:24+07:00 Eka Septiani ekaseptiani87@yahoo.co.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terjadinya pergeseran bahasa pada generasi milenial. Pergeseran bahasa dan mempertahankan bahasa seperti dua sisi mata uang, yaitu bahasa yang menggeser bahasa lain atau bahasa yang tidak bergeser. Bahasa yang bergeser adalah bahasa yang tidak mampu mempertahankan diri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara observasi langsung. Observasi langsung merupakan sebuah metode yang dilakukan dengan cara melihat langsung ke lapangan terhadap apa yang akan diteliti oleh seorang peneliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pengamatan langsung pada penggunaan bahasa di kalangan generasi milenial. Setelah dilakukan observasi langsung hasil penelitian dijelaskan dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Pergeseran bahasa menjadi fenomena yang menarik untuk dibahas. Hasil penelitian ini dapat diketahui secara langsung bagaimana pergeseran bahasa yang terjadi di kalangan generasi milenial. Pada kenyataannya, hasil yang diperoleh dari penelitian bahwa pergeseran bahasa yang terjadi di kalangan milenial sangat mengancam punahnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.</p> 2019-10-19T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2019 Pesona : Pekan Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia https://journal.uhamka.ac.id/index.php/pesona/article/view/3769 KAJIAN SEMIOTIKA MOTIF BATIK TULIS ADI PURWO KHAS PURWOREJO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA 2019-10-19T08:54:24+07:00 Bagiya Bagiya bagiya.purworejo@gmail.com Diki B Aji bagiya.purworejo@gmail.com Nurul Setyorini bagiya.purworejo@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) analisis semiotika motif batik tulis Adi Purwo; (2) rencana pelaksanaan pembelajaran pada motif batik Adi Purwo di kelas X SMA.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Objek penelitian ini adalah batik tulis Adi Purwo. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari observasi lapangan. Instrumen penelitian ini adalah penulis sebagai peneliti. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dokumentasi, wawancara, dan observasi partisipatif. Analisis data dilakukan dengan teknik reduksi, penyajian, dan verifikasi. Dalam penyajian hasil analisis, digunakan teknik penyajian informal. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa (1) hasil temuan semiotika motif batik Adi Purwo meliputi: bidang hasil bumi terdapat motif Manggis, Durian, Gula Merah, Jahe Merah (Empon-Empon), dan Sawahan; bidang hewani terdapat motif Kambing Etawa dan Tambak Udang; bidang kesenian terdapat motif Dolalak dan Tayub Pituruh; bidang pariwisata terdapat motif Bedug Pendowo, Goa Seplawan, Jatimalangan, dan Mangrove; bidang cerita sejarah terdapat motif Arahiwang; bidang pahlawan terdapat motif W.R. Supratman; bidang kuliner terdapat motif Kulineran, Geblek, Clorot, dan Dawet Ireng; dan bidang lain-lain terdapat motif Penuh Warna, Jagatan, Sido Adi Purwo, Parang Adi Purwo, Sembilan, serta Iliring Bogowonto, (2) rencana pelaksanaan pembelajaran semiotika pada motif batik Adi Purwo di kelas X SMA dilaksanakan untuk Kompetensi Dasar (KD) 4.2.&nbsp; mengonstruksikan teks laporan observasi berkaitan bidang pekerjaan dengan memperhatikan isi dan aspek kebahasaan baik lisan maupun tulis.</p> 2019-10-19T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2019 Pesona : Pekan Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia https://journal.uhamka.ac.id/index.php/pesona/article/view/3770 PERENCANAAN BAHASA INDONESIA DI ERA DIGITAL PADA GENERASI MILENIAL 2019-10-19T08:54:24+07:00 Muhammad Yusuf Saputro mh.y.saputro@gmail.com <p>Bahasa Indonesia yang telah lahir dari ideologi kebangsaan yang berasal dari Sumpah<br>Pemuda, menjadi cikal bakal perencanaan bahasa di Indonesia. Penelitian ini bertujuan<br>mengetahui perencaan bahasa Indonesia yang ada saat ini agar posisi bahasa Indonesia tetap<br>terus berkembang di era digital pada generasi milenial. Penelitian dengan pendekatan<br>deskriptif kualitatif menjelaskan fenomena yang ada dalam kajian sosiolinguistik.<br>Perencanaan dasar bahasa Indonesia terdiri dari dua hal, yaitu perencanan status dan<br>perencanaan korpus. Perencanaan status bahasa Indonesia sebagai bahasa negera dan bahasa<br>nasional perlu ditingkatkan statusnya menjadi bahasa Internasioal untuk dapat meningkatkan<br>prestise dan harkat bahasa itu sendiri untuk dapat digunakan oleh generasi milenial. Namun,<br>masih banyak pelanggaran-pelanggaran penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara<br>sekaligus sebagai bahasa nasional serta pelanggaran status dalam penuturuan sehari-hari.<br>Perencanaan korpus bahasa Indonesia sudah mengalami pemutakhiran yang positif dengan<br>pedigitalisasi KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dan SPAI (Senarai Padanan Istilah<br>Asing Indonesia) agar bahasa Indonesia mudah diakses oleh siapa pun dan di mana pun.<br>Peran bahasa daerah dan bahasa asing sangat membantu dalam perkembangan perencaan<br>korpus bahasa Indonesia.</p> 2019-10-19T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2019 Pesona : Pekan Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia https://journal.uhamka.ac.id/index.php/pesona/article/view/3771 KESALAHAN PENULISAN KATA TIDAK BAKU PADA MEREK DAGANG TOKO DAN JASA DI KOTA BENGKULU 2019-10-19T08:54:24+07:00 Tri Dina Ariyanti tridina31@yahoo.co.id <p>Tujuan penelitian untuk memberikan gambaran kepada para pemilik toko dan jasa serta pengguna bahasa. Metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan pendeskripsian penulisan kata tidak baku pada toko dan jasa di Kota Bengkulu. Hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagian dari hasil yang didapat bahwa ditemukannya penulisan kata tidak baku pada merek dagang toko dan jasa khususnya di Kota Bengkulu. Sebagian penulisan kata tidak baku yang didapat diantaranya Apotik, Clinic, Bakery &amp; Resto, Creative, dan Laundry. Temuan kata tidak baku ini penyebabnya sebagian besar pemilik merek dagang toko dan jasa tidak mengetahui bentuk baku atau pun penulisan berdasarkan aturan kaidah di dalam Pedoman Ejaan Umum Bahasa Indonesia sehingga para pengguna tidak begitu peduli dengan bentuk kata baku. Padahal, semua masyarakat bertanggung jawab atas kesalahan penulisan kata yang dibuat masing-masing pemilik merek dagang toko dan jasa ini. Untuk itu, perlu adanya kerjasama masyarakat dan antar pemerintah sama-sama mendukung atas pembuatan papan merek dagang toko dan jasa agar tidak terjadi kesalahan penulisan kata.</p> 2019-10-19T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2019 Pesona : Pekan Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia https://journal.uhamka.ac.id/index.php/pesona/article/view/3772 PENGEMBANGAN MINAT MEMBACA MELALUI STRATEGI TALKING STICK 2019-10-19T08:54:24+07:00 Irwan Baadilla irwan@uhamka.ac.id Silvia Mia Puspita irwan@uhamka.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi <em>Talking Stick </em>terhadap peningkatan &nbsp;minat membaca di SDN Setia Asih 06 Bekasi.. Penelitian ini menggunakan disain studi kasus dengan metode <em>&nbsp;Experimen</em><em>.</em>Teknik pengumpulan data menggunakan&nbsp; angket, diukur dengan skala <em>likert</em>. Tingkat persetujuan responden pada kelas ekperimen sebesar 90% - 99%, dan kelas kontrol 35% - 62%. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji-t. Hasil perhitungan uji-t diperoleh t<sub>hitung </sub>&gt; t<sub>tabel</sub> (8,33 &gt; 1,998) pada taraf signifikan α= 0,05 maka H<sub>0 </sub>ditolak. Hasil penelitian menyimpulkan &nbsp;bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara strategi <em>Talking Stick </em>terhadap minat membaca di SDN Setia Asih 06 Bekasi.</p> 2019-10-19T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2019 Pesona : Pekan Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia https://journal.uhamka.ac.id/index.php/pesona/article/view/3773 TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM FILM JEMBATAN PENSIL 2019-10-19T08:54:25+07:00 Azzahra Dhella Safitri nur.aini.puspitasari@uhamka.ac.id Sukardi Sukardi sukardi@uhamka.ac.id Nur Aini Puspitasari nur.aini.puspitasari@uhamka.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan Tindakan Ekspresif dalam Film Bridge Pensil. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa tindak tutur ekspresif dalam dialog Jembatan Pensil Film ada 80 adegan dengan 235 pasang kata, yang terdiri dari 77 dialog dan 5 monolog. Dalam proses analisis data, ditemukan 82 tindak tutur dari jenis tindak tutur ekspresif, yaitu meminta maaf, memaafkan, berterima kasih, menyalahkan atau menyalahkan, dan memuji (memuji). Sedangkan tindakan ucapan selamat ekspresif tidak ditemukan dalam dialog.</p> 2019-10-19T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2019 Pesona : Pekan Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia https://journal.uhamka.ac.id/index.php/pesona/article/view/3774 BAHASA DIGITAL DALAM MEDIA SOSIAL ANAK-ANAK MILENIAL 2019-10-19T08:54:25+07:00 RR Sulistyawati rr_sulistyawati@uhamka.ac.id <p>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Penelitian tentang penggunaan bahasa digital anak-anak milenial dalam sosial media memiliki permasalahan yaitu (1) bagaimana penggunaan bahasa dalam sosial media anak milenial, (2)&nbsp; bagaimana bentuk bahasa dalam sosial media anak milenial. Yang dilihat dalam kajian ini adalah bagaimana anak-anak milenial menggunakan berbagai bahasa yang dikuasainya dalam era teknologi digital, terutama dalam menulis status di facebook, what app, line, instagram sebagai media sosial anak milenial. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan menggunakan metode padan intralingual. Metode padan intra lingual adalah metode analisis dengan cara menghubung-hubungkan unsur-unsur yang bersifat lingual. Unsur-unsur lingual ini dihubungkan baik dengan unsur yang terdapat dalam satu bahasa atau&nbsp; dalam beberapa bahasa yang berbeda. Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan analisis menggunakan rangkaian kata sehingga hasilnya dapat disimpulkan. Penelitian ini menghasilkan 6 hal penggunaan bahasa dalam media social anak-anak milenial yaitu: (1) Ditemukan banyak penggunaan variasi bahasa gaul yang menggunakan singkatan seperti " <em>ga, gw, tw, lhu, knal, y, sd, dg, cwe-cwo, otw, kuy</em> . (2) Menggunakan berbagai jargon seperti kata <em>cemungut</em> yang maknanya memberi semangat, <em>cayoo (jia you) </em>sebagai pemebri semangat dalam bahasa Mandarin, s<em>otoy</em> yang maknanya sok tahu, bacot berarti banyak omong, <em>ngemil</em> yang artinya banyak makan kudapan, <em>santuy</em> bermakna santai, <em>engeh</em> maknanya paham, <em>gercep</em> akronim yang maknya gerak cepat, jargon <em>capcus</em> yang maknanya secepat kilat, otw maksudnya <em>on the way</em> atau menuju ke tempat tujuan&nbsp; dan lain sebagainya. (3) Menggunakan kata serap bahasa Inggris dengan penulisan yang salah karena dipengaruhi oleh lafal bahasa Indonesia. Kata <em>guys </em>ditulis menjadi gays, frasa <em>safe journey</em> ditulis save journey, Memunculkan kata sculiah yang dipengaruhi dari kata school dan kuliah. Kata Isya (Arab) ditulis Iza, digunakan isyilah cikgu (Malaysia) artinya guru. (4) Ditemukan penggunaan ragam bahasa daerah dalam media sosial anak milenial, dengan tujuan untuk mengakrabkan suasana komunikasi. (5) Menggunakan paduan antara angka dan huruf dengan makna tersendiri. Misalnya pada <em>KrjN D Klar saatY</em> menuju <em>T4 13Ain </em>yang dimaknai dengan pekerjaan sudah kelar/selesai, saatnya menuju tempat bermain. (6) Bahasa digital anak milenial cenderung meninggalkan kaidah penulisan yang benar dalam bahasa Indonesia. Mereka tidak menggunakan huruf kapital dengan benar, tidak menggunakan tanda baca dengan tepat dan tidak mengikuti sejumlah aturan yang ada dalam PUEBI. (7) Bentuk bahasa media sosial anak milenial dapat disimpulkan berupa penggunaan singkatan, yang terdiri dari satu hingga 4 huruf. Selain itu ditemukan banyak kesalahan penggunaan tanda baca dan huruf capital. .</p> 2019-10-19T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2019 Pesona : Pekan Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia https://journal.uhamka.ac.id/index.php/pesona/article/view/3775 ANALISIS WAKTU CERITA NOVEL TENTANG KAMU KARYA TERE LIYE 2019-10-19T08:54:25+07:00 Raiza Zenithya raiza@gmail.com Prima Gusti Yanti primagustiyanti@uhamka.ac.id Irwan Baadilla irwan@uhamka.ac.id <p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui waktu cerita yang ada pada novel Tentang Kamu karya Tere Liye. Waktu cerita ditelusuri dalam alur. Alur pada cerita tersebut terdiri dari 2 alur. Alur pertama terdiri atas 19 bab, sedangkan untuk alur kedua&nbsp; waktu cerita tidak terlalu dirinci oleh Tere Liye. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah konten analisisi yang difokuskan pada alur cerita. Analisis alur cerita untuk menemukan waktu cerita dan waktu cerita kebahasaan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa waktu cerita pada alur pertama&nbsp; berjumlah 11 hari, 2 jam, 31 menit. Pada Bab 34 merupakan epilog yang mengandung waktu cerita 1 bulan.. Pada bagian ini Tere Liye tidak menguraikan waktu dengan detail. Hal ini terjadi karena memang Tere Liye&nbsp; sudah menyatakan bagian ini adalah epilog. Sementara alur kedua waktu ceritanya dimulai dari tahun 1944-1999 tentang kehidupan Sri. Penelusuran kehidupan Sri hingga tahun 2013 melalui tuturan Aamee pada Zaman Zulkarnain.</p> 2019-10-19T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2019 Pesona : Pekan Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia https://journal.uhamka.ac.id/index.php/pesona/article/view/3776 ANALISIS UNSUR SISTEM BUDAYA DALAM NOVEL PEREMPUAN BATIH KARYA A.R. RIZAL 2019-10-19T08:54:25+07:00 Sarah Izzah Fardiah Salsabil Sarahizzahf@gmail.com Syarif Hidayatullah syarifbahagia@uhamka.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya sistem budaya di dalam novel Perempuan Batih karya A.R. Rizal. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik analisis data berdasarkan isi cerita novel.Objek penelitian ini adalah novel Perempuan Batih karya A.R. Rizal. Instrumen penelitian yaitu peneliti sendiri yang dibantu dengan tabel analisis data berdasarkan fokus penelitian. Data yang dianalisis sesuai dengan teori sistem budaya milik Edison Piliang dan Nasrun Datuk Marajo Sungut.Sistem budaya tersebut antara lain: sistem kekerabatan Minangkabau, sistem kewarisan Minangkabau dan Mamak kepala waris.Sistem budaya dalam novel tersebut yang dialami pada tokoh Gadis masih berlaku pada sistem yang terjadi dalam tatanan adat Minangkabau. Sistem tersebut sampai sekarang masih tetap dilestarikan. Berdasarkan hasil penelitian mengenai sistem budaya Minangkabau terdapat 22 kutipan, 8 kutipan mengenai sistem kekerabatan, 9 kutipan mengenai sistem kewarisan, dan 5 kutipan mengenai mamak kepala waris. Peneliti memenukan sistem kewarisan yang paling dominan.</p> 2019-10-19T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2019 Pesona : Pekan Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia