METALIK : Jurnal Manufaktur, Energi, Material Teknik https://journal.uhamka.ac.id/index.php/metalik <p><strong>METALIK : Jurnal Manufaktur, Energi, Material Teknik</strong> adalah jurnal yang dikelola dan diterbitkan oleh Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah PROF. DR. HAMKA. Publikasi jurnal ini, bertujuan menyebarluaskan pemikiran konseptual atau ide dan hasil penelitian yang telah dicapai oleh peneliti. Jurnal Metalik diterbitkan secara berkala 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun, yaitu <strong>Februari</strong> dan <strong>September.</strong> Jurnal Metalik mempublikasikan hasil penelitian, pemikiran dan gagasan yang berkaitan dengan bidang ilmu Teknik Mesin (manufaktur, energi, material teknik).</p> en-US metalik@uhamka.ac.id (Yos Nofendri) teknik.mesin@uhamka.ac.id (Delvis Agusman) Sat, 30 Mar 2024 00:00:00 +0700 OJS 3.3.0.11 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Analisis Penyebab Kerusakan CDI Pada Mesin Motor Beat 110CC https://journal.uhamka.ac.id/index.php/metalik/article/view/14274 <p>Besar atau kecilnya performa dalam suatu mesin salah satunya dapat dipengaruhi oleh sistem pengapiannya. CDI (<em>Capacitor Discharge Ignition</em>) adalah Sebuah komponen dalam sistem pengapian motor, yang bertugas menghasilkan percikan api pada busi dengan waktu yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder mesin. Dalam system kerjanya CDI memiliki 2 type CDI DC dan CDI AC. CDI yang rusak dapat mempengaruhi kinerja motor dan keamanan pengendara. Seperti yang dialami pada customer kendaraan motor Beat 110CC dengan CDI DC pada bengkel AGC, dengan keluhan kendaraan motornya susah menyala dan sering mogok saat dikendarai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab dari kerusakan CDI pada mesin motor Beat 110CC. Pada penelitian tersebut menggunakan metode eksperimental yang melibatkan pengujian langsung terhadap CDI yang rusak tersebut. Hasil dari metode eksperimental bahwa penyebab CDI rusak pada motor Beat 110CC disebabkan Over Voltage di Kiprok pada arus pengisian ke baterai. Baterai yang menerima tegangan berlebih secara otomatis mengirimkan tegangan yang berlebih pada CDI. Normal nya output dari kiprok 12V-14V ketika sudah melebihi angka tersebut maka dapat menyebabkan tegangan aki tidak stabil dan menyebabkan CDI rusak. Berdasarkan analisis penelitian dan pembahasan, dapat menyimpulkan hasil penelitian. Bahwa untuk mengatasi rusaknya CDI pada kasus tersebut dengan mengganti kiprok agar arus yang di input oleh baterai tetap stabil. Ketika kendraan sudah mengalami masalah segera bawa ke bengkel agar dapat terhindar dari kerusakan yang serius dan memastikan kinerja motor tetap dalam kondisi optimal</p> Bayu Hamengku Rizkiansyah, Wilarso Wilarso, Hilman Sholih, Aswin Domodite, Awang Surya Copyright (c) 2024 METALIK : Jurnal Manufaktur, Energi, Material Teknik https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://journal.uhamka.ac.id/index.php/metalik/article/view/14274 Sat, 30 Mar 2024 00:00:00 +0700 Analisis Perpindahan Panas Terhadap Penurunan Suhu Air Panas Pada Gelas Dengan Material Yang Berbeda https://journal.uhamka.ac.id/index.php/metalik/article/view/14272 <p>Ketika mendiamkan air panas pada gelas kemudian mengalami perubahan suhu dari awalnya panas lalu beberapa jam atau sejam kemudian suhu tersebut akan dingin, perpindahan panas tersebut dikarenakan adanya perbedaan suhu yang terdapat pada material. Perpindahan panas berlangsung melalui dari tiga cara yaitu ada konduksi yang disebut hantaran, konveksi yang disebut aliran, dan radiasi yang disebut pancaran. Tujuan pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui laju penurunan suhu air panas pada gelas dengan material gelas yang berbeda diantaranya pada material kaca, plastik, keramik dan aluminium. Metode penelitian yang digunakan yaitu adalah menggunakan metode eksperimen yang menyiapkan gelas dengan material kaca, plastik, keramik dan aluminium. Kemudian mengisi gelas dengan air panas secara bersamaan dengan ukuran air sebanyak 180 ml. kemudian dicatat perubahan suhunya yang diukur dengan termometer digital setiap 5 menit sekali. Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa setiap bahan memiliki penurunan suhu yang berbeda, dikarenakan adanya konduktivitas termal pada material gelas kaca, plastik, keramik, dan aluminium. perbedaan penurunan suhu pada masing-masing material berkisar 2-3℃. Ketika suhu pada gelas mendekati suhu ruangan laju penurunan suhunya melambat. Penurunan suhu gelas kaca lebih cepat dibandingkan pada gelas plastik yang lebih lambat. Dan pada gelas keramik, penurunan suhunya lebih lambat dibandingkan pada gelas, aluminium yang suhunya turun lebih cepat. Material dengan konduktivitas yang tinggi memiliki penurunan laju suhunya lebih lambat dari material dengan konduktivitas yang rendah namun penurunan suhunya lebih cepat</p> Ilman Nadif Filsafah, Wilarso Wilarso, Asep Saepudin, Asep Dharmanto Copyright (c) 2024 METALIK : Jurnal Manufaktur, Energi, Material Teknik https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://journal.uhamka.ac.id/index.php/metalik/article/view/14272 Sat, 30 Mar 2024 00:00:00 +0700 Kajian Kekuatan Tarik dan Lentur Komposit Serat Kulit Kayu Balik Angin (Mallotus Paniculatus) https://journal.uhamka.ac.id/index.php/metalik/article/view/15553 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kekuatan tarik dan lentur pada komposit serat kayu balik angin (<em>mallotus paniculatus</em>) yang diperkuat dengan campuran polyester. Penelitian ini menggunakan variasi komposisi mengikut fraksi berat (%wt), yaitu 0% :100%, 10% : 90%, 20% : 80%, dan 30% : 70%. Bahan pengisi yang digunakan adalah serat kulit kayu balik angin. Pengujian uji tarik dilakukan dengan standar ASTM D-3039 dan uji lentur dengan standar ASTM D-790. Hasil perhitungan diperoleh adanya peningkatan kekuatan tarik seiring bertambahnya serat. Kekuatan tarik tertinggi didapati pada komposit &nbsp;dengan komposisi 30% : 70% yaitu 182,222 MPa. Begitu juga pada pengujian lentur diperoleh kekuatan tertinggi pada variasi 30% : 70% sebesar 71,78 MPa.</p> Dodo Solyus Prayoga, Yovial Mahjoedin, Wenny Marthiana, Iqbal Copyright (c) 2024 METALIK : Jurnal Manufaktur, Energi, Material Teknik https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://journal.uhamka.ac.id/index.php/metalik/article/view/15553 Sat, 30 Mar 2024 00:00:00 +0700 Pendayagunaan Energi Matahari sebagai Sumber Energi Listrik Alternatif Menggunakan Generator Termoelektrik https://journal.uhamka.ac.id/index.php/metalik/article/view/15592 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Energi surya adalah energi terbarukan yang potensinya besar untuk dimanfaatkan. Bentuk energi surya yang telah lama dimanfaatkan manusia adalah energi termalnya. Mulai dari pengeraing hasil bumi, perikanan, sampai pemanas air. Sementara termoelektrik adalah material yang berberntuk modul yang dapat mengubah perbedaan temperatur menjadi energi listrik. Kedua hal inilah yang dipadukan dalam penelitian ini. Penelitian memanfaatkan energi surya sebagai sumber energi listrik menggunakan generator termoelektrik. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan daya luaran semaksimal mungkin dari sistem generator termoelektrik yang susunan modulnya dirangkai dengan sambungan seri dan paralel. Dari daya luaran yang dihasilkan akan didapatkan kelayakan generator termoelektrik untuk dijadikan sumber energi pada model bangunan. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental, yang didahului dengan perancangan dan pembuatan alat penelitian. Model bangunan dirancang sederhana yang berupa kerangka dengan atapnya adalah sistem generator termoelektrik. Variabel dalam penelitian ini adalah susunan rangkaian sambungan modul termoelektrik secara seri dan secara paralel. Data masukan generator termoelektrik adalah intensitas radiasi, kelembaban udara, temperatur (lingkungan, penyerap panas, sisi panas termoelektrik, sisi dingin termoelektrik, sistem pendingin, air pendingin), dan aliran alir; sedangakan data luarannya adalah tegangan listrik dan arus listrik. Hasil penelitian mendapatkan bahwa sistem generator pada atap model bangunan dengan susunan modul termoelektrik dengan rangkaian sambungan seri menghasilkan daya sebesar 1,029 watt. Sementara sistem generator termoelektrik untuk sambungan modul termoelektrik dengan rangkaian sambungan paralel menghasilkan daya sebesar 0,028 watt.</p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><strong>Background:</strong> Solar energy is a renewable energy that has great potential to be utilized. The form of solar energy that humans have long used is thermal energy. Starting from drying agricultural products, fisheries, to water heaters. Meanwhile, thermoelectrics are materials in the form of modules that can convert temperature differences into electrical energy. These two things are combined in this research. Research utilizes solar energy as a source of electrical energy using a thermoelectric generator. The aim of this research is to obtain the maximum possible output power from a thermoelectric generator system whose modules are assembled using series and parallel connections. From the resulting output power, the suitability of the thermoelectric generator will be obtained to be used as an energy source in building models. The research method used is experimental, which is preceded by designing and manufacturing research tools. The building model is designed simply in the form of a frame with a thermoelectric generator system on the roof. The variables in this research are the arrangement of thermoelectric module connection circuits in series and in parallel. The input data of the thermoelectric generator are radiation intensity, air humidity, temperature (environment, heat absorber, thermoelectric hot side, thermoelectric cold side, cooling system, cooling water), and flow rate; while the output data is electric voltage and electric current. The research results showed that the generator system on the roof of the building model with a thermoelectric module arrangement with a series connection produced 1,029 watts of power. Meanwhile, the thermoelectric generator system for connecting thermoelectric modules with a parallel connection circuit produces 0.028 watts of power</p> Rifky, Yos Nofendri Copyright (c) 2024 METALIK : Jurnal Manufaktur, Energi, Material Teknik https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://journal.uhamka.ac.id/index.php/metalik/article/view/15592 Sat, 30 Mar 2024 00:00:00 +0700 Analisa Sifat Mekanis Komposit Serat Pelepah Pisang Kepok dan Talk dengan Matriks Polyester untuk Aplikasi Helm SNI https://journal.uhamka.ac.id/index.php/metalik/article/view/15591 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat mekanis dari komposit serat pelepah pisang kepok dan filler talk dengan matriks polyester untuk aplikasi helm SNI. Variasi yang di lakukan adalah 0% serat, 100% resin, katalis; 5% serat, 95% resin, katalis, talk; 7% serat, 93% resin, katalis, talk; dan 10% serat, 90% resin, katalis, talk. Pengujian mekanis yang dilakukan adalah pengujian tarik dan impak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa peningkatan fraksi volume serat dan pencampuran talk memberikan pengaruh terhadap kekuatan tarik komposit. Spesimen dengan variasi 5% serat, 95% resin, talk mencapai nilai kekuatan tarik maksimal sebesar 44,277 MPa dan modulus elastisitas senilai 3361,6 MPa. Selain itu, variasi 10% serat, 90% resin, katalis, talk menunjukkan peningkatan energi serap dan harga impak pada pengujian impak, dengan nilai maksimal energi serap sebesar 4 Joule dan harga impak 0,028 J/ . Data ini mendukung potensi aplikasi komposit sebagai bahan pembuatan helm sesuai standar SNI.</p> <p>&nbsp;</p> <p>This research aims to determine the mechanical properties of a composite of kepok banana stem fiber and talc filler with a polyester matrix for SNI helmet applications. The variations used are 0% fiber, 100% resin, catalyst; 5% fiber, 95% resin, catalyst, talc, 7% fiber, 93% resin, catalyst, talc; and 10% fiber, 90% resin, catalyst, talk. The mechanical tests carried out are tensile and impact tests. The test results showed that increasing the fiber volume fraction and talc mixing had an influence on the tensile strength of the composite. Specimens with variations of 5% fiber, 95% resin, talc achieved a maximum tensile strength value of 44.277 MPa and an elastic modulus of 3361.6 MPa. In addition, the variation of 10% fiber, 90% resin, catalyst, talc shows an increase in absorption energy and impact value in impact testing, with a maximum value of absorption energy of 4 Joules and an impact value of 0.028 J/mm<sup>2</sup>. This data supports the potential application of composites as materials for making helmets according to SNI standards.</p> Dio Helmiansyah, Agus Fikri, Mohammad Mujirudin, Arry Avorizano Copyright (c) 2024 METALIK : Jurnal Manufaktur, Energi, Material Teknik https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://journal.uhamka.ac.id/index.php/metalik/article/view/15591 Sat, 30 Mar 2024 00:00:00 +0700 Pengaruh Penggunaan Pengaduk Pada Alat Pengering Gabah Terhadap Waktu Pengeringan Dan Kualitas Gabah https://journal.uhamka.ac.id/index.php/metalik/article/view/15616 <p>Abstrak</p> <p>Beras merupakan sumber makanan utama bagi penduduk Indonesia. Namun ironisnya, Indonesia masih mengandalkan beras impor dari negara lain. Hal ini terjadi karena terhambatnya produksi beras di Indonesia yang disebabkan proses pengeringan gabah masih menggunakan cara tradisional dengan memanfaatkan cahaya matahari. Pengeringan tradisional membutuhkan waktu minimal 3 hari untuk mencapai kadar air yang dibutuhkan gabah untuk penggilingan yang tepat. Mesin pengering gabah dapat&nbsp; menjadi solusi meningkatkan produktivitas pertanian dan kualitas gabah. Mesin ini dapat mengeringkan gabah dalam waktu yang lebih singkat, sehingga petani dapat menghemat waktu dan biaya. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kecepatan pengaduk pada pengering gabah terhadap waktu dan juga kualitas gabah. Mekanisme mesin pengering yaitu udara dipanaskan oleh pemanas kemudian ditiupkan menggunakan blower ke gabah, selanjutnya gabah akan diaduk dengan komponen pengaduk yang terdapat didalam mesin, sehingga gabah yang diletakkan di dalamnya akan menjadi kering. Penelitian ini hanya terfokus pada sistem kontrol pengaduk, objek yang dikontrol adalah motor AC 1 fasa ¼ HP yang terhubung dengan pengaduk. Variabel yang digunakan adalah variasi kecepatan putaran pengaduk kecepatan 15 rpm, 30 rpm, dan 45 rpm dan tanpa pengaduk membutuhkan waktu 225 menit, dengan kecepatan putaran pengaduk 15 rpm membutuhkan waktu 75 menit, lalu kecepatan putaran pengaduk 30 rpm membutuhkan waktu 60 menit&nbsp; dan terakhir&nbsp; dengan kecepatan 45 rpm membutuhkan waktu 45 menit. pengering, gabah, pengaduk, kecepatan, kelembaban<strong><u>.</u></strong></p> <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p>Rice is the main food source for the Indonesian population. However, ironically, Indonesia still relies on imported rice from other countries. This occurs because rice production in Indonesia is hampered because the grain drying process still uses traditional methods using sunlight. Traditional drying takes a minimum of 3 days to reach the moisture content the grain requires for proper milling. Grain drying machines can be a solution to increase agricultural productivity and grain quality. This machine can dry grain in a shorter time, so farmers can save time and costs. This research uses an experimental method with the aim of determining the effect of the stirrer speed in the grain dryer on time and also the quality of the grain. The mechanism of the drying machine is that the air is heated by a heater then blown using a blower onto the grain, then the grain will be stirred with a stirrer component contained in the machine, so that the grain placed in it will become dry. This research only focuses on the stirrer control system, the object being controlled is a 1 phase ¼ HP AC motor connected to the stirrer. The variables used are varying stirrer rotation speeds of 15 rpm, 30 rpm and 45 rpm and without a stirrer it takes 225 minutes, with a stirrer rotation speed of 15 rpm it takes 75 minutes, then a stirrer rotation speed of 30 rpm takes 60 minutes and finally with speed of 45 rpm takes 45 minutes. dryer, grain, mixer, speed, humidity.</p> Dicky Syahril Ardiansyah, Yos Nofendri Copyright (c) 2024 METALIK : Jurnal Manufaktur, Energi, Material Teknik https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://journal.uhamka.ac.id/index.php/metalik/article/view/15616 Sat, 30 Mar 2024 00:00:00 +0700