Jurnal Penelitian dan Penilaian Pendidikan

Evaluasi Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 2013 Di Sekolah Muhammadiyah : Dampaknya Terhadap Kualitas Branding Sekolah

2025-01-19T20:42:47+07:00

This study aims to evaluate the integration between the 2013 curriculum and Muhammadiyah values that have an impact on the branding of Muhammadiyah schools in Kebayoran Baru, South Jakarta. The selection of research subjects was based on the criteria of teaching experience, and active involvement in the integration between the curriculum and Muhammadiyah values. Analysis of research data began by eliminating inappropriate codes. The results of the study showed that Muhammadiyah schools in Kebayoran Baru were able to integrate Muhammadiyah values with the government curriculum empirically and were able to improve school branding. The significant impact of creating strong school branding is the increase in the number of school students from elementary schools, junior high schools, and high schools which reached more than fifty percent. The increase in students that occurred was a very impressive result in the growth of the number of students amidst the fairly tight competition for quality private schools in Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi integrasi antara kurikulum 2013 dan nilai – nilai kemuhammadiyahan yang berdampak pada branding sekolah Muhammadiyah di kebayoran baru, Jakarta Selatan. Pemilihan subjek penelitian didasarkan atas kriteria pengalaman mengajar, dan keterlibatan aktif dalam integrasi antara kurikulum dengan nilai Muhammadiyah. Analisis data penelitian dimulai dengan mengeliminasi kode-kode yang tidak sesuai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah Muhammadiyah kebayoran baru mampu mengintegrasikan nilai kemuhammadiyahan dengan kurikulum pemerintah secara empiris mampu meningkatkan branding sekolah. Dampak yang signifikan yang terciptanya branding sekolah yang kuat, adalah bertambahnya jumlah murid sekolah dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas yang mencapai lebih dari lima puluh persen. Peningkatan siswa yang terjadi ini merupakan hasil yang sangat mengesankan dalam pertumbuhan jumlah murid ditengah persaingan sekolah swasta berkualitas yang cukup ketat di Jakarta.

EVALUASI PROGRAM KELAS AKSELERASI DI SD AL-AZHAR SYIFA BUDI KEMANG, JAKARTA SELATAN

2024-03-10T15:21:23+07:00

Accelerated class is a class intended for students whose learning is
accelerated with a level of understanding of the material so that they can take their
study time faster than the time specified in the regular class. The aim is to obtain in-
depth information about the accelerated class program covering matters that are
important aspects of the evaluation with the CIPP model to be further processed and
produce a positive recommendation. This evaluation uses a qualitative approach and
collects data using observation, interview and document study methods. Interview
data were obtained from residents of SD Al-Azhar Syifa Budi Jakarta, including;
Principal, Vice Principal, Teacher. And for document data in the form of Vision and
Mission documents, School Profiles, and National Exam scores for accelerated class
students. The evaluation results show that on; context component; Vision and Mission
provide a place for special intelligent students to take part in educational programs

according to their intelligence potential. input components; 1) There is a special
acceptance of accelerated students, 2) There is an allocation of the accelerated
program budget 3) In general, the competency of accelerated teachers meets input
indicator standards, 4) The curriculum and accelerated program are implemented as
one unit. process component; 1) The learning activities of the accelerated class
program are faster than regular classes, 2) The implementation of supervision
activities for the accelerated class program is not effective. product components; 1)
The National Exam scores of accelerated class program students have an average
score of very good, 2) The output/quality of accelerated graduates is on average
accepted at well-known junior high schools/equivalents. After considering a number
of indicators in the evaluation, as well as based on the four components in the
evaluation with the CIPP model (Context, Input, Process, Product) it can be
concluded that the implementation of the accelerated class program is going very well
even though at the point of implementing the acceleration class program.

EVALUASI PROGRAM PELATIHAN KOGYO SENMON (KOSEN) DI PERSEROAN TERBATAS DN

2024-03-10T15:19:51+07:00

This evaluation aims to assess the effectiveness of the KOGYO SENMON
(KOSEN) training conducted by Perseroan Terbatas (PT) DN. The training evaluation
used the Kirkpatrick evaluation approach consisting of four aspects including
participant reactions, material mastery, behavior change, and results achieved. Data
were obtained through evaluation results, document studies, and questionnaires. Data
processing was carried out using quantitative descriptive methods. The results of the
evaluation of participants' reaction to the organizers were included in the "Satisfied"
qualification with an average score of 87. After the evaluation, it was found that the
average score of participants in learning was 88, so they managed to meet the
qualification of "Good". The behavior measurement based on the assessment from
superiors and colleagues received an average score of 85 with the criteria of "Good".
While the evaluation of the result stage after the participants have completed the
training with an average score of 83, qualifying as "Good". The evaluation of PT DN's
KOSEN training using Kirkpatrick can identify and evaluate all elements of training
and is worthy of being used as a reference.

VALUASI PROGRAM PERKULIAHAN DARING DALAM UPAYA MENINGKATKAN LITERASI TEKNOLOGI MAHASISWA

2022-06-23T08:28:04+07:00

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif pendekatan evaluasi kesenjangan, bertujuan mendeskripsikan program perkuliahan daring pada jenjang mahasiswa. Program ini didukung oleh sarana prasarana, tenaga kependidikan, dosen dan sumber belajar yang sudah sesuai dengan standard pendidikan tinggi. Gambaran keterampilan literasi teknologi diperoleh melalui assesment 7 area performansi keterampilan dosen, tendik dan mahasiswa dalam program perkuliahan daring. Hasil penelitian berupa : (1) Defini "sangat baik” : indikasi dosen dan tendik terampil penggunaan peralatan digital dalam mengidentifikasi kebutuhan informasi seperti penggunaan laptop, online class OLU terintegrasi video conference. (2). Acces "sangat baik” : indikasi dosen dan tendik terampil penggunaan internet via web browser handphone dan laptop, mengakses jurnal, dan citation berbasis Mendeley berbasis big data. (3). Manage kategori "sangat baik” : indikasi dosen, tendik dan mahasisawa sudah terampil dalam penggunaan peralatan digital untuk aplikasi informasi pembelajaran daring seperti penggunaan uji plagiarism sebagai prasyarat karya ilmiah. (4). Integrate kategori "sangat baik” indikasi terampil merepresentasikan penggunaan alat digital dalam membanding, sintesis dan menyimpulkan informasi berbagai sumber. (5). Evaluasi kategori "sangat baik” indikasi terampil menilai informasi digital untuk pembelajaran daring, kebutuhan informasi berbagai sumber website legal (.go.id). (6). Create kategori "sangat baik” indikasi dosen, tendik dan mahasiswa terampil beradaptasi kedalam pembelajaran daring selama masa Covid-19, mendesign dan meng-konstruksi informasi dalam lingkungan digital (7). Communicate kategori "sangat baik” indikasi terampil dalam mendesiminasikan serta publikasi karya ilmiah tesis yang termuat dalam jurnal nasional terakreditasi sebagai prasyarat kelulusan program studi.

Analisis Peran Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran dalam Meningkatkan Kompetensi Guru

2025-01-19T20:43:52+07:00

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran dalam upaya meningkatkan kompetensi guru. Kepala sekolah memiliki peran strategis dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan mendukung pengembangan profesional guru. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan studi kasus di beberapa sekolah menengah. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi langsung, dan analisis dokumen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran memainkan peran penting dalam merancang program pengembangan guru, seperti pelatihan, supervisi akademik, dan fasilitasi kolaborasi antarpendidik. Kepala sekolah yang efektif juga mampu menjadi role model, memberikan motivasi, serta mendorong guru untuk mengimplementasikan metode pembelajaran inovatif. Selain itu, dukungan kepala sekolah dalam penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan kompetensi guru.

Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa kepemimpinan pembelajaran kepala sekolah berdampak langsung pada peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan. Oleh karena itu, penguatan kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan peran ini menjadi kebutuhan mendesak untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.