GAMBARAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA PENYINTAS GANGGUAN JIWA YANG MENJADI FASILITATOR REHABILITASI (SEBUAH STUDI KASUS)
Abstract
Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) merupakan individu yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan perubahan perilaku. Sedangkan penyintas gangguan jiwa adalah orang yang berusaha bertahan hidup dengan kondisinya sebagai ODGJ atau berusaha bangkit setelah mengalami gangguan jiwa. Penyintas gangguan jiwa umumnya tidak memiliki makna hidup karena kondisi pernah mengalami gangguan jiwa. Kebermaknaan hidup menurut Frankl merupakan sebuah orientasi dan tujuan dari seorang manusia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kebermaknaan hidup pada penyintas gangguan jiwa di Dinsospermasdes Kabupaten X, karena pertisipan nampak unik, dan produktif yang dibuktikan dengan aktivitas kesehariannya sebagai fasilitator ODGJ. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan datanya menggunakan wawancara dan observasi partisipatif dengan teknik triangulasi data dan triangulasi metode sebagai langkah untuk menguji kredibilitas dari informasi dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan satu partisipan berjenis kelamin laki-lai, berusia 50 tahun dan tiga informan berjenis kelamin laki-laki yang merupakan petugas dari Dinsospermasdes. Teknik analisis yang digunakan yaitu studi kasus dengan langkah pertama membuat repositori data, menetapkan kode, analisis kode, dan proposisi akhir. Hasil penelitian ini berupa, adanya temuan kebermaknaan hidup pada partisipan yang ditunjukkan oleh terpenuhinya keseluruhan aspek kebermaknaan hidup (creative value, experience value, attitudinal value). Partisipan sendiri memiliki makna hidup berupa aktivtas merawat ODGJ agar dapat membantu ODGJ kembali hidup normal. Temuan penelitian ini, bisa turut menyumbang bahan kajian tentang kebermaknaan hidup terutama pada penyintas gangguan jiwa.