Main Article Content

Abstract

Penulisan sejarah atau historiografi di Indonesia memiliki dua periodisasi. Historiografi tradisional dan historiografi modern. Dalam historiografi modern berbagai bidang kajian mulai muncul untuk dibahas. Ada berbagai bidang kajian dalam historiografi modern seperti sejarah lisan, sejarah sosial, sejarah kota, sejarah pedesaan, sejarah ekonomi, sejarah wanita, sejarah kebudayaan, sejarah agama, sejarah politik, sejarah pemikiran, sejarah kuantitatif dan sejarah mentalitas. Bidang sejarah tersebut ada beberapa yang belum dikaji secara mendalam, termasuk salah satunya sejarah kota. Hal ini dikarenakan ada tumpang tindih dalam pembahasan sejarah kota. Maka dari itu, perlu diperjelas batasan-batasan bidang kajian sejarah kota. salah satu konsep yang ada dalam bidang kajian sejarah kota adalah the new urban history. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian dilakukan dengan studi pustaka dan wawancara. Pada penulisan kali ini akan dijelaskan mengenai batasan kajian sejarah kota beserta dengan konsep the new urban history. Pembahasan selanjutnya yaitu terkait dengan studi kasus perubahan Monumen KNIP menjadi Monumen Sarinah di Kota Malang. Pembahasan mengenai studi kasus ini diharapkan konsep the new urban history dapat dipahami secara jelas.

Keywords

Sejarah Kota Monumen Malang

Article Details

References

  1. Basundoro, P. (2009). Dua Kota Tiga Zaman: Surabaya dan Malang Sejak Zaman Kolonial sampai Kemerdekaan. Yogyakarta: Ombak.
  2. Cahyono, M. D. (2021). Wawancara ahli. Malang.
  3. Handoyo, E., Tri Astuti, M. P., Iswari, R., Alimi, Y., & Mustofa, M. S. (2015). Studi Masyarakat Indonesia. Yogyakarta: Ombak.
  4. Haris, A. (2015). Studi Media Dan Perpustakaan Tentang Urbanisasi. J. Jupiter, XIV(1), 60–65.
  5. Hartik, A. (2016). Monumen Sejarah KNIP Dibongkar Jadi Batu dan Logo Sarinah. Retrieved July 24, 2021, from Kompas.com website: https://regional.kompas.com/read/2016/08/02/15160371/monumen.sejarah.knip.dibongkar.jadi.batu.dan.logo.sarinah
  6. Hudiyanto, R. R. (2014). Konstruksi Politik Negara Melalui Tradisi Penamaan Jalan dan Penempatan Patung di Kota Malang: Kajian Urban Simbol dalam Rekronstruksi Perkembangan Kota (Universitas Negeri Malang). Universitas Negeri Malang. Retrieved from https://docplayer.info/94282545-Blu-fakultas-ilmu-sosial-universitas-negeri-malang.html
  7. Kuntowijoyo. (2003). Metodologi Sejarah (Kedua). Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
  8. Kutoyo, S. (1978). Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Bengkulu. Bengkulu: P3KD.
  9. Makkelo, I. D. (2018). Sejarah Perkotaan: Sebuah Tinjauan Historiografis dan Tematis. Lensa Budaya: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Budaya, 12(2), 83–101. https://doi.org/10.34050/JLB.V12I2.3052
  10. Rully Damayanti, & Handinoto. (2005). Kawasan "Pusat Kota” dalam Perkembangan Sejarah Perkotaan di Jawa. DIMENSI (Jurnal Teknik Arsitektur), 33(1), 34–42. Retrieved from http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ars/article/view/16274
  11. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
  12. Suprapta, B. (2016). Model Pemanfaatan Cagar Budaya Untuk. Sejarah Dan Budaya, 10(1), 11–30.
  13. Utomo, S. W., Sutriyono, & Rizal, R. (2016). Pengertian, Ruang Lingkup Ekologi dan Ekosistem. In Modul 1 (pp. 1–31). Jakarta: Universitas Terbuka. Retrieved from http://repository.ut.ac.id/4305/
  14. Widianto, E. (2016). Sejarawan Protes Pembongkaran Monumen KNIP di Malang.
  15. Wijayati, P. A. (2019). Semarang dan Surabaya dalam Perspektif Historis dan Ekonomi Kota: Sebuah Pemikiran Historiografis. SASDAYA: Gadjah Mada Journal of Humanities, 2(1), 334. https://doi.org/10.22146/sasdayajournal.31747