Main Article Content

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang Eksistensi Perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah di Pauh Kota Padang (2009-2022). Kajian ini dilakukan karena tarekat Naqsyabandiyah mengalami perkembangan, yang mampu memberikan perubahan bagi masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan langkah-langkah Pertama Heuristik, yang kedua kritik, yang ketiga interprestasi, dan yang ke empat histografi. Fokus kajian ini adalah bagaimana peran Surau Baru dan perkembangan tarekat Naqsyabandiyah di Kecamatan Pauh Kota Padan pada tahun 2009-2022. Kesimpulan dari penelitian ini (1) Surau Baru mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan tarekat Naqsyabandiyah di Kecamatan Pauh Kota Padang dan menjaadi tempat pelaksanaan ibadah pokok tarekat Naqsyabandiyah. (2) Perkembangan tarekat Naqsyabandiyah di Kecamatan Pauh Kota Padang 2009-2022. Ajaran tarekat Naqsyabandiyah ini dibawa oleh Syekh Muhammad Thaib, seorang warga Pasar Baru Kota Padang yang sudah cukup lama menuntut ilmu di Mekah. Setelah pulang dari Mekah pada tahun 1905 M, Pada tahun kedatangan Syekh Muhammad Thaib, ajaran tarekat Syathariyah memang lebih mendominasi di daerah Sumatera Barat, tetapi belakangan tarekat itu mulai ditinggalkan oleh penduduk sekitar. Hal ini dimanfaatkan oleh Syekh Muhammad Thaib untuk menyebarkan ajarannya. Dia mendekati penduduk dengan ramah, sehingga ajarannya dengan cepat dapat diterima oleh masyarakat. Setelah meninggalnya Buya Syafri Malin Mudo tarekat Naqsyabandiyah dipimpin oleh Buya Zahar, sejak meninggalnya Buya Syafri Malin Mudo tarekat Naqsyabandiyah ini mengalami tidak eksis dan begitu berkembang lagi.

Keywords

Eksistensi Tarekat Naqsyabandiyah Pauh

Article Details

References

  1. Artikel dan Buku
  2. Abidin Zaenal, 2007, Analisis Eksistensial, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada).
  3. Abu Bakar Atceh, pengantar Ilmu Tarekat, Cet XIII, 319.
  4. Al-Attas, S. M. N. (1972). Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu. Jakarta: Bulan Bintang.
  5. Amin, M. (2012). Tarekat dan Tasawuf dalam Islam. Jakarta: PT Mizan Pustaka.
  6. Annemarrie Schimmel, Dimensi Mistik Dalam Islam. Terj. Supardi Djoko Darmono dkk, dari Mystikal Dimension Of Islam (1975), (Jakarta; Pustaka Firdaus, 2000) hlm. 123.
  7. Fuad Said, Hakikat Tarikat Naqsabandiyah, Jakarta,Pustaka Al Husna Baru, Cet ke- 5,2005, hlm,1
  8. Hamka, 1993, Tasawuf Perkembangan dan Pemurniannya, cet. Ke- 18, (Jakarta: PT Pustaka Panjimas).
  9. Jarudin dan salma Sumbayang Ampek Puluah As A Media Of Religious Emansipation Of Women Workers In Sijunjung (Jurnal Ilmu Sosial Mamangan, Volume 9, Issue 1, January-June , 2020: 48-59)
  10. M. Solihin, 2008, Ilmu Tasawuf, (Bandung; Pustaka Setia).
  11. Martin Van Bruinnessen Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia (Bandung:Mizan, 1992), Hlm 124.
  12. Mertika Zed, Metodologi Sejarah (Padang:FIS UNP,2003), hlm.36 (Wonosobo: Amzah, 2005) hlm. 245-247.
  13. Nata, A. (2003). Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
  14. Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf. (karta; Amzah, 2012) hlm. 294.
  15. Sri Mulyati, 2005, Mengenal dan Memahami Tarekat-tarekat Mu’tabarah Di Indonesia, Jakarta, Kencana,Cet-2.
  16. Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah di Indonesia, Vol. 17 No. 2 Juli – Desember 2020.
  17. Totok Jumantoro, Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Tashawuf.
  18. Website
  19. Firdaus, M. Habibi. 2009. http://putramartapura.blogspot.com/2009/08/tarikat-sammaniyah.html. Diakses pada Senin, 12 Agustus 2024, Pukul 23.17 WIB.
  20. Santoso, Bangun. 2018. Suara.com. https://www.suara.com/news/2018/05/31/111454/mengenal-tarekat-naqsabandiyah-ibadah-zikir-dan-beda-waktu-puasa?page
  21. =all. Senin, 12 Agustus 2024 jam 20.00 WIB.