Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) https://journal.uhamka.ac.id/index.php/jgel <p><strong>Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL)</strong> is an Open Access Journal published by the Department of Geography Education, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka and collaborated with <strong><a href="https://drive.google.com/file/d/1lDldiFJaGAo_gry3qvlp3OqYJ-gHpPmp/view?usp=drive_link">Ikatan Geograf Indonesia (IGI)</a></strong>. It has been accredited by the Ministry of Research and Technology/BRIN with Certificate Number <strong>200/M/KPT/2020</strong> <strong><a href="https://drive.google.com/file/d/1l1mvngF5vWeDwWDtqkdOMm0G8uRimxT3/view" target="_blank" rel="noopener">(Download Certificate)</a></strong>, which is ranked in <a href="https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/6941"><strong>SINTA 3</strong> </a>. Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) concerns with geography education, physical geography, social geography, Geographic Information Science which releases twice in a year (January and July).</p> Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka en-US Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) 2579-8499 Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Dan Tren Pertambahan Penduduk Terhadap Debit Maksimum di DAS Plumbon Kota Semarang https://journal.uhamka.ac.id/index.php/jgel/article/view/14618 <p>Pertambahan penduduk menyebabkan perubahan penggunaan lahan, yang dari vegetasi menjadi area terbangun, memengaruhi debit maksimum di Daerah Aliran Sungai (DAS) seperti DAS Plumbon. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis perubahan penggunaan lahan di DAS Plumbon pada tahun 2010-2022, (2) menganalisis debit maksimum di DAS Plumbon pada tahun 2010 dan 2022, (3) pengaruh tren pertambahan penduduk terhadap perubahan penggunaan lahan dan debit maksimum di DAS Plumbon. Pendekatan spasial digunakan untuk mengetahui perubahan penggunaan 2010-2022 dan sebaran debit maksimum di wilayah DAS Plumbon pada tahun 2010 dan 2022. Teknik analisis dengan pendekatan spasial menggunakan metode Rasional untuk menghitung debit maksimum, metode Cook untuk menghitung koefisien aliran, dan rumus Mononobe untuk menghitung intensitas hujan. Hasil penelitian menunjukkan telah terjadi perubahan penggunaan lahan di DAS Plumbon, di mana area permukiman bertambah 133,85 ha sementara hutan berkurang 313,73 ha. Rerata debit maksimum DAS Plumbon menurun dari 46,48 m3/detik pada 2010 menjadi 40,67 m3/detik pada 2022. Penurunan debit maksimum disebabkan karena penurunan intensitas hujan. Pertambahan penduduk mengubah lahan non-terbangun menjadi terbangun, meningkatkan nilai rerata koefisien aliran permukaan (C) dari 0,58 pada 2010 menjadi 0,60 pada 2022. Nilai C dan intensitas hujan tinggi dapat menyebabkan debit maksimum tinggi, dan jika sungai tidak mampu menampungnya, banjir dapat terjadi. Rekomendasi dalam penelitian ini perlu pengawasan dan pengendalian kawasan terbangun di Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan serta perencanaan tata ruang berkelanjutan berbasis kelingkungan dan perlu dilakukan normalisasi sungai secara berkala.</p> Prayitno Dewi Liesnoor Setyowati Hariyanto Fahrudin Hanafi Copyright (c) 2024 Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2024-07-18 2024-07-18 8 2 94 110 10.22236/jgel.v8i2.14618 Spatio-Temporal Analysis Of Yogyakarta Internasional Airport Development Impact On LULC And LST In Kulon Progo https://journal.uhamka.ac.id/index.php/jgel/article/view/13128 <p>Yogyakarta Internasional Airport (YIA) development is predicted to trigger massive development in Kulon Progo Regency, whether for the infrastructure or supporting facilities development. Land conversion from densely vegetated land into less dense vegetated land, i.e., forest or garden to built-up areas, is determined to increase Land Surface Temperature (LST). This research studied the spatiotemporal change of LULC and LST change in Kulon Progo Regency by employing Landsat 8 data for three periods respectively, before the development (2013), at the start of construction (2017), and after the YIA fully operated (2021). The spatial pattern of LST was also investigated using spatial statistics, namely, Global Moran’s I, to identify spatial autocorrelation and Hot Spots Analysis (Getis-Ord G*) to determine the spatial patterns or clusters. The findings showed that since the YIA development, the built-up area and bare land increased significantly (quadruple), while agriculture reduced dramatically by 14%. Furthermore, the LST was closely related to the LULC, where the high LST was located in the built-up area and bare land (32 ºC -38ºC), while the low LST was located in the forest (27ºC-31ºC). Moran’s I index, around 0.9 (close to 1), indicates a positive spatial autocorrelation, while the p-value (0.00) indicates that the LST was significantly clustered. Indeed, Hot Spot Analysis (Getis-Ord Gi*) revealed that the high-temperature areas clustered (hot spot) along the coastal and urban areas, while low-temperature areas clustered around Menoreh Hills.</p> Agung Jauhari Dwi Setyo Aji Ilham Kio Hafidz Aldea Rizka Novareka Dwika Ajeng Oktaviani Aditya Rico Oktavian Copyright (c) 2024 Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2024-07-18 2024-07-18 8 2 111 126 10.22236/jgel.v8i2.13128 Intensitas Perluasan Lahan Terbangun Pada Perubahan Tutupan Lahan Kota Depok Tahun 1999 – 2022: Dari Awal Terbentuknya Kota Depok Sampai Tahun 2022 https://journal.uhamka.ac.id/index.php/jgel/article/view/13123 <p>Meningkatnya jumlah penduduk akan menyebabkan konversi suatu lahan menjadi lahan terbangun demi memenuhi kebutuhannya. Hal ini menyebabkan terjadi pergeseran sifat pedesaan menjadi sifat perkotaan di suatu wilayah. Kota Depok yang juga terkena efek <em>Jakarta Metropolitan Region </em>mengalami fenomena tersebut mulai dari terbentuknya sampai tahun 2022. Oleh karena itu, tujuan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi perubahan tutupan lahan dan intensitas perluasannya dengan fokus lahan terbangun berbasis citra satelit Landsat 7 ETM + dan 8 OLI/TIRS dengan Google Earth Engine dari tahun 1999 dan 2022. Metode yang digunakan untuk melakukan klasifikasi adalah klasifikasi <em>unsupervised </em>dan untuk mengidentifikas intensitas perluasan dilakukan perhitungan <em>Urban Expansion Intensity Index </em>(UEII)<em>. </em>Akurasi hasil klasifikasi <em>unsupervised </em>sebesar 0,65 dan 0,625 dari uji Kappa dapat digunakan untuk proses selanjutnya atau termasuk dalam kategori “<em>good aggrement</em>”. Hasil menunjukkan bahwa tutupan vegetasi menjadi tutupan lahan yang secara luas paling banyak menurun sebesar 5.918,9 Ha sedangkan lahan terbangun meningkat sekitar 8.807,4 Ha. Intensitas perluasan lahan terbangun di Kota Depok tahun 1999-2022 termasuk dalam kategori cepat. Selama 23 tahun, Kota Depok mengalami konversi lahan menjadi lahan terbangun secara drastis dengan intensitas yang cepat. Kesimpulan penelitian ini selama 23 tahun, Kota Depok mengalami perubahan tutupan lahan menjadi lahan terbangun terluas dan intensitas lahan terbangun dari perhitungan UEII adalah 1,91 yang tergolong cepat.</p> Mohammad Raditia Pradana Adi Wibowo Diah Megakesuman Muhidin Ekaputri Copyright (c) 2024 Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2024-07-18 2024-07-18 8 2 127 138 10.22236/jgel.v8i2.13123 Pengelolaan Sampah Dengan Menggunakan Model Penta Helix Untuk Pembangunan Berkelanjutan: Studi Kasus TPA Supit Urang Kota Malang https://journal.uhamka.ac.id/index.php/jgel/article/view/11842 <p>Sampah menjadi masalah yang cukup serius di kalangan masyarakat maupun pemerintah. Sampah yang masih belum terkendalikan dengan benar akan mengakibatakan berkurangnya daya dukung lingkungan. Peran berbagai sector atau elemen masyarakat perlu untuk ditingkatkan. Tujuan dari artikel ini adalah mengetahu dan menggambarkan pengelolaan sampah yang ada di TPA Supit Urang yang berada di Kota Malang dan menggunakan kolaborasi <em>penta helix </em>yaitu keterlibatan pemerintah, masyarakat madani, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat dan swasta untuk meningkatkan pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan. Elemen-elemen ini diharapkan bisa menciptakan pengelolaan sampah yang berwawaskan lingkungan sehingga dapat mengatasi permasalahan sampah di TPA. Artikel ini disusun dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan melakukan survei dan wawancara terhadap pemangku kepentingan terkait dengan sistem pengolahan sampah yang ada di TPA Supit Urang. Berdasarkan hasil analisis model <em>penta helix </em>peran pemerintah dalam pengelolaan sampah di TPA Supit Urang Kota Malang sudah cukup bagus karena terdapat regulasi yang mendukung peningkatan pengelolaan sampah, peran lembaga swadaya masyarakat juga sudah baik, peran perguruan tinggi melalui riset juga sudah cukup bagus namun masih perlu untuk ditingkatkan lagi, peran elemen swasta dan elemen masyarakat madani perlu untuk perhatian khusus dan peningkatan lagi. Jika semua elemen pada model <em>penta helix </em>ini dapat berjalan bersama dengan baik maka akan tercipta TPA yang ramah lingkungan dan akan terwujudnya <em>Sustainable Development Goals</em> (SDGs) melalui pengelolaan sampah yang tepat dan berkelanjutan.</p> Mohamad Arif Sumarmi Tuti Mutia Ravinesh Rohit Prasad Copyright (c) 2024 Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2024-07-18 2024-07-18 8 2 139 152 10.22236/jgel.v8i2.11842 Analisis Spasial Rute Evakuasi Bencana di Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat https://journal.uhamka.ac.id/index.php/jgel/article/view/13815 <p>Desa Ciputri di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, telah diakui sebagai desa wisata oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pembentukan desa wisata ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat, memposisikan mereka sebagai pelaku langsung dalam pengembangan pariwisata lokal. Desa ini juga menghadapi potensi bencana, yang membutuhkan upaya mitigasi untuk mengurangi risiko. Penelitian ini fokus pada perancangan peta evakuasi menggunakan metode algoritma dijkstra sebagai solusi untuk menentukan rute evakuasi tercepat. Penentuan rute tercepat untuk evakuasi diperlukan untuk meminimalisir risiko saat terjadi bencana. Informasi spasial mengenai jarak rute dan waktu tempuh rute merupakan hal yang digunakan dalam menganalisis pencarian rute tercepat menuju tempat pengungsian. Pembangunan data spasial yang baik dengan mengambil data primer dari lapangan dapat meningkatkan akurasi dari perhitungan rute evakuasi. Analisis rute dengan menggunakan sistem informasi geografis digunakan dengan mengadopsi algoritma dijkstra <em>modified</em> yang terdapat pada ekstensi <em>network analyst</em> ArcMap 10.8. Diharapkan peta evakuasi ini dapat membimbing pengunjung dan warga saat terjadi bencana, meningkatkan kesadaran akan jalur yang aman dan titik evakuasi yang telah ditentukan. Model simulasi akan dievaluasi untuk memastikan efektivitas jalur evakuasi yang diusulkan, dengan harapan penelitian ini memberikan kontribusi signifikan untuk keamanan dan kesiapsiagaan Desa Ciputri dalam menghadapi potensi bencana.</p> Priyo Sunandar Masita Dwi Mandini Manessa Hafid Setiadi Copyright (c) 2024 Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2024-07-18 2024-07-18 8 2 153 165 10.22236/jgel.v8i2.13815 The Influence Of Atmosphere On Tropical Cyclone Freddy In The Lesser Sunda Islands https://journal.uhamka.ac.id/index.php/jgel/article/view/14050 <p><em>Indonesia frequently experiences atmospheric phenomena form Tropical Cyclone annually due to its geographical location situated in tropical regions. The occurrence of Tropical Cyclones in Indonesia typically lasts from 3 hours to 18 days during February to April. One of the Tropical Cyclones that occurred in Indonesia in 2023 was Tropical Cyclone Freddy. This research aims to elucidate the characteristics of Tropical Cyclone Freddy, atmospheric conditions, and its influence on rainfall in the Lesser Sunda Islands. The data utilized include Himawari-9 satellite imagery in the IR (13) band, NWP, ERA-5 meteorological parameters, and GSMaP with time intervals every 6 hours from 5-7 February 2023. Tropical Cyclone Freddy, formed south of East Nusa Tenggara on February 5, 2023, and continued to develop into a mature form on February 6, 2023, at 12:00 UTC, progressing westward. The factors contributing to the formation of this tropical cyclone include elevated Sea Surface Temperature (SST), the presence of the Intertropical Convergence Zone (ITCZ), and the active phase 4 of the Madden Julian Oscillation (MJO). The closest distance between the location of Tropical Cyclone Freddy's occurrence and the mainland occurred on February 6, 2023, at 18:00, at 187 km off Sumba Island. On the other hand, the impacts of the tropical cyclone on meteorological parameters include the occurrence of updrafts in the Lesser Sunda Islands region and an increase in moisture transport to the north and south. Additionally, Tropical Cyclone Freddy exerts a remote effect on rainfall events in the Lesser Sunda Islands.</em></p> Fadhli Aslama Afghani Copyright (c) 2024 Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2024-07-18 2024-07-18 8 2 166 182 10.22236/jgel.v8i2.14050 Kajian Perubahan Distribusi Frekuensi Curah Hujan Di Jakarta Periode 1991 - 2020 https://journal.uhamka.ac.id/index.php/jgel/article/view/12882 <p>Perubahan iklim global memberi dampak kepada kondisi atmosfer di suatu wilayah seperti Jakarta. Salah satu parameter yang sangat terpengaruh adalah curah hujan. Perubahan distribusi curah hujan di Jakarta sangat berdampak kepada aktivitas manusia dan berpotensi memberikan ancaman bencana seperti banjir. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji distribusi curah hujan sebagai dampak dari perubahan iklim di wilayah Jakarta. Data curah hujan dasarian periode 1990 – 2020 dibagi kedalam 3 periode waktu yaitu periode 1 (1991-2000), perode 2 (2001-2010), dan periode 3 (2011-2020). Selanjutnya, dilakukan analisis statistik deskriptif untuk menjabarkan perubahan distribusi curah hujan dengan indikator awal musim dan panjang musim serta intensitas curah hujan dasarian. Hasil penelitian menunjukan adanya pergeseran awal musim hujan dan panjang musim hujan untuk semua Zona Musim (ZOM) di Jakarta. Selain itu pada periode 2 dan 3 lebih banyak terjadi intensitas curah hujan diatas 200 mm/dasarian dibandingkan periode 1 di Jakarta.</p> Dyah Ajeng Sekar Pertiwi Sobar Sutisna Makmur Supriyatno Yosik Norman Jaka Anugrah Ivanda Paski Copyright (c) 2024 Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2024-07-18 2024-07-18 8 2 183 191 10.22236/jgel.v8i2.12882 Pemetaan Agroklimat Klasifikasi Iklim Oldeman Dan Pola Tanaman Padi Menggunakan Data CHIRPS Di Provinsi Nusa Tenggara Timur https://journal.uhamka.ac.id/index.php/jgel/article/view/14719 <p>Pemetaan Agroklimat Iklim Oldeman memiliki manfaat untuk bidang pertanian dengan menyajikan data informasi iklim. Tujuan penelitian yaitu memanfaatkan data CHIRPS (<em>Climate Hazards Group Infrared Precipitation with Station)</em> untuk diolah menjadi peta zona agroklimat iklim Oldeman terkini di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Data <em>Climate Hazards Group Infrared Precipitation with Station</em> dalam kurun waktu 30 tahun dari tahun 1994 - 2023 mengaplikasikan metode interpolasi IDW (<em>Inverse Distance Weighted</em>) sebagai cara pengolahan dengan SIG (Sistem Informasi Geografis) yang akhirnya menghasilkan peta agroklimat iklim Oldeman Provinsi Nusa Tenggara Timur. Hasil penelitian ini yaitu dapat diketahui terdapat 8 zona agroklimat iklim Oldeman di Provinsi Nusa Tenggara Timur, yaitu C2 (0,8%), C3 (23,2%), C4 (0,1%), D3 (44,8%%), D4 (26,2%), E3 (0,02%), E4 (4,9%), dan E5 (0,02%). Zona D3 dan D4 hampir berada di semua kabupaten dan kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang hanya sesuai untuk sistem pola tanam sekali tanam palawija atau padi. Peta agroklimat iklim Oldeman dapat dijadikan pedoman sistem pola tanam yang cocok untuk wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pergeseran zona agroklimat membuat para petani diharuskan dapat beradaptasi untuk mengaplikasikan pola tanam yang sesuai agar memaksimalkan potensi yang ada.</p> Rifqi Fauzi Ikbar Nugraha Evi Fitriana Copyright (c) 2024 Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2024-07-18 2024-07-18 8 2 192 204 10.22236/jgel.v8i2.14719 Penerapan Metode Skoring Dan Pembobotan Dalam Identifikasi Potensi Energi Terbarukan Di Indonesia https://journal.uhamka.ac.id/index.php/jgel/article/view/12845 <p>Tingkat emisi karbon di Indonesia yang terus meningkat hingga mencapai urutan ke-10 di dunia yang disebabkan oleh pembangkit listrik tenaga uap sebagai penyokong utama penghasil Enegi Listrik dengan Emisi Karbon yang tinggi. Kebijakan pemerintah pada Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 untuk mempercepat implementasi program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (<em>Battery Electric Vehicle</em> - BEV) dalam sektor transportasi. Selain itu, adanya kebijakan dengan pemberian bantuan subsidi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai, yang berupaya untuk menyelesaikan permasalahan emisi karbon dari sektor transportasi bahkan menjadi bumerang bagi pemerintah. Hal tersebut dikarenakan peningkatan penggunaan energi Listrik akan meningkatkan emisi karbon akibat Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Oleh karena itu, perlunya sumber energi terbarukan yang bersih dan ramah lingkungan guna menyelesaikan akar permasalahan dari peningkatan karbon. Pencarian sumber energi terbarukan yang merupakan tujuan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode <em>scoring</em> dan pembobotan<em>. </em>Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa potensi energi terbarukan berupa tenaga surya, angin, dan gelombang laut di wilayah Indonesia menunjukkan potensi yang sangat besar dengan estimasi total daya rerata yang dihasilkan oleh tenaga surya yaitu 2,14x10<sup>13 </sup>kW dengan potensi tertinggi berada di wilayah Provinsi Papua Tengah. Total daya rerata yang dihasilkan oleh tenaga angin yaitu5,07x10<sup>5</sup> kW dengan potensi tertinggi berada di Wilayah Provinsi Maluku, dan total daya rerata yang dihasilkan oleh tenaga gelombang laut yaitu 55,2 kW/m dengan potensi tertinggi berada di wilayah Perairan barat dan Selatan pulau Sumatera.</p> Muhamad Arif Jumansa Fadhli Aslama Afghani Imawan Mashuri Muhammad Labieb Muzakkie Ramadoni Khirtin Yahya Darmawan Copyright (c) 2024 Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2024-07-18 2024-07-18 8 2 205 218 10.22236/jgel.v8i2.12845 Threshold Analysis Of Public Cemeteries For Mapping The Suitability Of New Public Cemeteries In The Future Using Remote Sensing And Geographic Information Systems In Tasikmalaya City https://journal.uhamka.ac.id/index.php/jgel/article/view/14560 <p><em>The increasing population is causing changes in land use which are feared to be uncontrolled and forgetting one of the public facilities, namely cemeteries. The city of Tasikmalaya is an area that focuses on trade and services, is densely populated, and has a relatively small area so the provision of cemeteries land must be considered. This research aims to analyze the spatial distribution of cemeteries, capacity, thresholds, and suitability areas for cemeteries in Tasikmalaya City</em><em> using</em> <em>R</em><em>emote sensing methods and geographic information systems. The parameters used in </em><em>in this study</em><em> are</em><em>;</em><em> land use, slope, soil type, distance from rivers, distance from settlements, and distance from roads. The results of this research show that 1) Mapping the spatial distribution of cemeteries show that there are 101 cemeteries with an area of ±74 hectares with 3 TPUs, namely TPU Cieunteung, TPU Cinehel, and TPU Aisha Rashida. 2) Capacity and threshold if without an overlapping system, the public cemetery in Tasikmalaya City cannot accommodate the next 50 years, both with standard grave sizes and grave sizes from field surveys, whereas if once overlapping, the public cemetery in Tasikmalaya City cannot accommodate up to 50 years in the future if you use the size of the grave from a field survey and can accommodate up to 50 years in the future if you use the standard grave size. 3) The suitability of public cemeteries grounds show that Tasikmalaya City has suitable, quite suitable and unsuitable areas, each of which has an area of 2231 Ha, 14192 Ha and 1999 Ha. Suitable areas for cemeteries are concentrated in the northern part of Tasikmalaya City.</em></p> Ade Novit Valgunadi Nandi Annisa Joviani Astari Copyright (c) 2024 Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2024-07-18 2024-07-18 8 2 219 241 10.22236/jgel.v8i2.14560