Tingkat Kepuasan Wisatawan Terhadap Penerapan Sapta Pesona di Perkampungan Budaya Betawi Jakarta Selatan
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kepuasan wisatawan dan mengetahui indeks kepuasan wisatawan terhadap penerapan Sapta Pesona di Perkampungan Budaya Betawi (PBB) Rengseng Sawah Jakarta Selatan. Analisis tersebut dapat memudahkan Unit Pengelola Kawasan PBB dalam upaya pengembangan dan evaluasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan teknik analisis Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Data primer diperoleh melalui pengisian angket dengan 33 item pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan, terdapat 5 item yang masuk ke dalam Kuadran I (Prioritas Utama) menjadi prioritas perbaikan, 11 item dalam Kuadran II (Pertahankan Prestasi) dengan tingkat kepuasan relatif tinggi, 12 item dalam Kuadran III (Prioritas Rendah) yang artinya dirasa kurang berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung dan pada kenyataannya tidak terlalu diperhatikan, dan 5 item dalam Kuadran IV (Berlebihan) yang artinya peningkatan pada item ini perlu dipertimbangkan kembali karena pengaruh terhadap manfaat yang dirasakan oleh wisatawan sangat kecil. Berdasarkan Customer Satisfation Indeks, dapat diketahui nilai CSI secara keseluruhan sebesar 88%. Nilai tersebut berada pada interval 81% - 100% yang berarti wisatawan merasa "Sangat Puas” terhadap penerapan Sapta Pesona di PBB Jakarta Selatan.
Full text article
References
BPS. (2015). Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No.03/01/31/Th. XVII tentang Pariwisata DKI Jakarta. Jakarta. Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta.
Bhote, K. R. (1996). bhote. Beyond Customer Satisfaction to Customer Loyalty: The Key to Geater Profitability.
Ismail, A. S., & Buang, N. A. (2019). Development of Entrepreneurship Intentions among School Students in Malaysia. Indonesian Journal on Learning and Advanced Education (IJOLAE), 1(1), 48–53.
Kastolani, W., Marhanah, S., & Fauzan, G. (2014). Hubungan daya tarik wisata dengan motivasi berkunjung wisatawan ke alam wisata Cimahi. Sumber, 5, 68340.
Kemempar. (2018). Rencana Strategis 2018-2019 Kementerian Pariwisata. http://www.kemenpar.go.id/post/rencana-strategis-2018-2019-kementerian-pariwisata.
Kottler, P. d. (2009). Manajemen Pemasaran. Jakarta. Erlanggan.
Nasution. (2005). Manajemen Mutu Terpadu (TQM). Jakarta. Ghalia Indonesia.
Nisa, K. (2011). Upaya pelestarian Kesenian Gambang Kromong sebagai Daya Tarik Wisata Atraksi Budaya Betawi di Perkampungan Budaya Betawi Srengseng Sawah (Setu Babakan). 2(1), 20–23.
Pemayun, C. I. A. (2010). Format kerjasama pengelolaan daya tarik wisata antara pemerintah Kabupaten Gianyar dengan Desa Pakraman. Analisis Pariwisata, 10(1), 9–15.
Rahman, N., & Prakoso, H. B. S. (2012). Perspektif Stakeholders Terhadap Potensi Obyek Dan Daya Tarik Wisata (ODTW) Telaga Ngebel Kabupaten Ponorogo. Jurnal Bumi Indonesia, 1(1).
Sanchez, S. (2011). Community-Based Tourism In Developing Countries"¯: A Case Study". Journal of Tourism, 6(69–84), 1.
Shakoor, A. (2014). "A Perspective on the Role of Tourism in Determining Evaluation and Monitoring Patterns in Darab Rural Development.” European Online Journal of Natural and Social Sciences, 3(2), 326–330.
Sudjana, N., & Ibrahim, R. (1989). Penelitian dan penilaian pendidikan. Sinar Baru, Bandung.
Suwintari, I. G. A. E. (2012). Kepuasan Wisatawan terhadap Kualitas Pelayanan Tourist Information Counters di Jalan Padma Utara Legian, Kuta. Jurnal Ilmiah Hospitality Management, 2(2).
Wade, D. J., & Eagles, P. F. J. (2003). The use of importance–performance analysis and market segmentation for tourism management in parks and protected areas: An application to Tanzania's national parks. Journal of Ecotourism, 2(3), 196–212.