https://journal.uhamka.ac.id/index.php/farmasains/issue/feedFarmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian2024-10-31T10:24:15+07:00Lusi Putri Dwitafarmasains@uhamka.ac.idOpen Journal Systems<p><strong>Farmasains: Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian </strong> is an national journal published by Faculty of Pharmacy and Science University of Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. Farmasains: Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian is aimed at being a medium for research results dissemination and scientific paper exchanges on the pharmaceutical field among academics, practitioners, regulators, and public. Farmasains: Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian is issued two times annually, i.e., in April, and October.The Editor receives rigorous research manuscripts that have not been offered for publication elsewhere. Submitted paper will be double blind reviewed by 2 reviewer. Since its first issue published in 2010. Farmasains: Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian has become a CrossRef Member since 2019. Therefore, all articles published by Farmasains: Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian will have unique DOI number with p-ISSN <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1266231874">2086-6968</a> dan e-ISSN <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1520491465">2621-9816</a>. Farmasains: Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian also indexed by <a href="https://scholar.google.co.id/citations?hl=en&scioq=Farmasains&pli=1&user=emV-EOAAAAAJ">Google Scholar</a> and <a href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/11422">GARUDA</a>. Since 2019, Farmasains: Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian has received <a href="https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/6090" target="_blank" rel="noopener">SINTA Accreditation</a>. Start from May 2024, Farmasains: Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian had a collaboration with <a href="https://drive.google.com/file/d/1uh6Jtr7KVaTdSQzKRGgS08yYqyrkWcez/view?usp=drive_link">Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Jakarta Timur</a>.</p>https://journal.uhamka.ac.id/index.php/farmasains/article/view/14146Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) dan Biji Pepaya (Carica papaya L.)Terhadap Escherichia coli Sebagai Antibakteri2024-04-01T21:25:28+07:00Rahmat Budhi Raharjotitipudji@unimugo.ac.idTiti Pudji Rahayutitipudji@unimugo.ac.idNaelaz Zukhruf Wakhidatul Kiromahtitipudji@unimugo.ac.id<p>Penyakit infeksi disebabkan oleh beberapa mikroorganisme seperti bakteri, virus, parasit, dan kapang. Daun kelor (<em>Moringa oleifera </em>Lam.) dan biji pepaya (<em>Carica papaya </em>L.) dapat digunakan sebagai obat alami karena mengandung zat aktif yang berperan sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak daun kelor dan biji pepaya terhadap bakteri <em>Escherichia coli</em>. Penelitian ini menggunakan ekstrak etanol 96% dengan metode maserasi. Uji antibakteri dilakukan menggunakan metode difusi dengan konsentrasi ekstrak 10% dan 20%. Hasil menunjukan bahwa kombinasi ekstrak daun kelor dan biji pepaya memiliki aktivitas lebih baik dibandingkan dengan ekstrak tunggal baik daun kelor maupun biji pepaya. Diameter zona hambat paling besar ditemukan pada konsentrasi 10% dan 20 % dengan perbandingan 2:1. Namun aktivitas yang paling baik terhadap bakteri <em>E. coli </em>adalah kombinasi 20% dengan perbandingan 2:1 dengan hasil diameter zona hambat 13,92±0,65 mm dan memiliki aktivitas paling baik dalam menghambat bakteri <em>E. coli</em> pada kategori kuat.</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasianhttps://journal.uhamka.ac.id/index.php/farmasains/article/view/14707Formulasi Krim Anti-Jerawat Ekstrak Daun Kesum (Polygonum minus Huds) dengan Variasi Konsentrasi Asam Stearat2024-04-19T11:55:18+07:00Syumillah Saepudinsymillas1221@gmail.comKusdi Hartonokusdihanif2@gmail.comEfriliya Andila Wasihefriliyaandilaw00@gmail.com<p><span class="fontstyle0">Kesum (</span><span class="fontstyle2">Polygonum minus </span><span class="fontstyle0">Huds) memiliki potensi sebagai antibakteri dan dapat dikembangkan menjadi sediaan krim untuk pengobatan jerawat. Salah satu eksipien krim, asam stearat, merupakan emulgator yang dapat mempengaruhi sifat fisik sediaan. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh konsentrasi asam stearat 6% (F1), 12% (F2), dan 18% (F3) terhadap sifat fisik sediaan krim. Ekstraksi daun kesum dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Konsentrasi ekstrak daun kesum yang diformulasikan menjadi krim adalah 5%. Evaluasi sifat fisik sediaan krim meliputi pengamatan organoleptik, uji nilai pH, homogenitas, dan daya sebar. Aktivitas antibakteri dari tiap formula dilakukan terhadap bakteri </span><span class="fontstyle2">Propionibacterium acnes</span><span class="fontstyle0">. Hasil menujukkan krim ekstrak daun kesum terdistribusi secara homogen, kisaran pH krim yang diperoleh adalah 46, kemampuan penyebaran krim adalah 5,26,2 cm. Hasil uji antibakteri formula krim F1, F2, dan F3 memiliki aktivitas yang kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri </span><span class="fontstyle2">P. acnes</span><span class="fontstyle0">. Sediaan krim ekstrak daun kesum dengan variasi konsentrasi asam stearat 6%,12%, dan 18% memiliki sifat fisik yang meliputi bentuk, warna dan bau yang stabil, sediaan yang homogen, nilai pH dan daya sebar yang telah memenuhi syarat evaluasi fisik sediaan krim.</span></p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasianhttps://journal.uhamka.ac.id/index.php/farmasains/article/view/11919Review: Isolasi Alfa-Selulosa dari Bahan Alam dengan Berbagai Metode (Kimia, Fisika, Biologi)2024-04-19T11:34:36+07:00Yulianita Pratiwi Indah Lestariyulianita.pratiwi@umbjm.ac.id<p>Salah satu sumber daya alam Indonesia yang paling melimpah adalah selulosa (C<sub>6</sub>H<sub>10</sub>O<sub>5</sub>)<sub>n</sub>, senyawa ini merupakan komponen utama dari sebagian besar sel tumbuhan. Selulosa merupakan monomer glukosa dengan rantai polimer yang panjang. Karena menyusun sebagian besar dinding sel tumbuhan, selulosa adalah zat yang relatif umum terdapat di alam. Sebagian besar selulosa masih berkombinasi dengan lignin dan hemiselulosa yang terdapat pada sel tumbuhan berkayu, sedangkan sebagian lagi terdapat dalam bentuk murni, seperti pada biji kapas dan tanaman lainnya. Beberapa prosedur untuk mendapatkan selulosa telah dilakukan, termasuk perlakuan dasar alkalinasi dengan proses <em>bleaching</em>, <em>steam exposion</em>, iradiasi, ekstruksi, biodelignifikasi, serta enzimatik, yang tahapan ini dapat digunakan untuk mengisolasi selulosa. Jenis zat yang digunakan sebagai alkali, zat pemutih, penambahan enzim, dan penggunaan peralatan semuanya berdampak pada seberapa efektivitas proses isolasi selulosa. Penelitian ini dilakukan berdasarkan studi literatur mengenai metode-metode yang dapat digunakan dalam proses isolasi selulosa, diakses dengan membandingkan berbagai prosedur yang tepat akan menghasilkan kadar selulosa yang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai macam metode yang dapat dilakukan untuk mendapatkan atau mengisolasi α-selulosa dari bahan alam. Berdasarkan hasil studi literatur yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa isolasi selulosa dapat melalui beberapa cara, antara lain: cara kimia, cara fisika, cara biologi dan cara tradisional lainnya.</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasianhttps://journal.uhamka.ac.id/index.php/farmasains/article/view/12418Analisis Utilitas Biaya Kombinasi Antihiperglikemia Oral pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD Dr. Soeratno Gemolong2024-06-21T13:42:32+07:00Indah Putri Anggrianipaindah58@gmail.comLucia Vita Inandha Dewilucia.vita78@gmail.comKarinda Wirandani Pradesthyakarindawira@gmail.comInaratul Rizkhy Hanifahinaratul.rh.setiabudi@gmail.com<p>Diabetes Melitus (DM) tipe II sebagai suatu kondisi kronismemerlukan biaya dan waktu perawatan yang cukup besar dengan kualitas hidup sebagai salah satu parameter keberhasilan terapi. Kombinasi metformin-gliclazid dan metformin-pioglitazon merupakan kombinasi obat yang terbanyak digunakan di RSUD Dr. Soeratno Gemolong. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan obat mana yang lebih cost-utility lebih besar. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode farmakoekonomi <em>Cost Utility Analysis</em> (CUA). Penelitian yang dilakukan pada bulan Januari-Februari 2023 ini melibatkan 71 responden yang memenuhi kriteria inklusi, 38 responden menggunakan kombinasi metformin-gliklazid dan 33 lainnya menggunakan kombinasi metformin-pioglitazon. Pengambilan data menggunakan kuisoner <em>Diabetes Quality of Life</em> (DQoL). Rata-rata total biaya untuk kombinasi metformin-gliklazid sebesar Rp 8.634.959 dengan <em>Quality-Adjusted Life Years</em> (QALY) mencapai 2,33, sedangkan kombinasi metformin-pioglitazon membutuhkan total biaya rata-rata Rp 10.030.517 dengan QALY sebesar 1,99. Nilai <em>Average Cost Effectiveness Ratio (ACER)</em> kombinasi metformin-gliklazid dan kombinasi metformin-pioglitazon sebesar Rp 3.705.991 dan Rp 5.040.461, dengan nilai ICER –Rp 4.104.582, sehingga dapat disimpulkan bahwa kombinasi metformin-gliklazid lebih <em>cost-utility</em>. Berdasarkan analisis sensitivitas menunjukkan biaya obat lain memiliki rentang yang paling panjang, sehingga memiliki dampak paling signifikan terhadap biaya pengobatan.</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasianhttps://journal.uhamka.ac.id/index.php/farmasains/article/view/9863Formulasi Gel Ekstrak Metanol Daun Balik Angin (Alphitonia incana (Roxb.) Teijsm. & Binn. Ex Kurz)2024-06-07T13:29:33+07:00Hafiz Ramadhanhafizramadhan14@gmail.comRina Helminarinahelmina12@gmail.comYuni Fahrianayuniifahriana@gmail.comRahmi Muthiarahmi.muth@gmail.comFitriyantifitriyantihudari@gmail.comDyera Forestryanadyeraforestryana21@gmail.com<p>Daun Balik Angin (<em>Alphitonia incana</em> (Roxb.) Teijsm. & Binn. Ex Kurz) yang dimaserasi dengan metanol dapat menghambat pertumbuhan <em>S. aureus</em> dan <em>S. epidermidis</em> dengan kadar hambat minimum (KHM) 927 μg/mL dan 1428 μg/mL. Ekstrak daun yang diekstraksi dengan <em>Soxhlet</em> memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat (IC50 32 μg/ml), sehingga ekstrak tersebut dapat dikembangkan menjadi sediaan topikal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formula terbaik berdasarkan karakteristik dan stabilitas (<em>Freeze-thaw cycling</em>) sediaan gel ekstrak metanol daun balik angin. Daun balik angin diekstraksi menggunakan metode maserasi dan <em>soxhlet</em> dengan pelarut metanol, dan dibuat menjadi sediaan gel menggunakan variasi konsentrasi karbopol yaitu 0,5% (F1), 0,75% (F2), dan 1% (F3). Evaluasi sediaan meliputi uji organoleptis, homogenitas, daya sebar, daya lekat, pH, viskositas, dan hedonik. Hasil karakteristik organoleptis berwarna kuning hingga coklat kekuningan, bau khas ekstrak, memiliki tekstur semi solid yang lembut dan homogen. Semua formula memenuhi persyaratan evaluasi fisik sediaan topikal selama siklus pengujian <em>freeze-thaw</em>. Berdasarkan evaluasi fisik, siklus pengujian <em>freeze-thaw</em>, dan uji hedonik dapat disimpulkan bahwa didapatkan formula terbaik dengan konsentrasi Karbopol 0,75% pada ekstrak hasil <em>soxhlet</em> dan formula terbaik dari ekstrak hasil maserasi pada konsentrasi karbopol 0,5%.</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian